Tabel periodik unsur kimia adalah tabel yang menampilkan setiap unsur kimia dalam setiap sistemnya. Tabel periodik unsur kimia memiliki 118 unsur.
Mengutip laman Britannica.com, tabel periodik adalah tabel susunan unsur-unsur kimia berdasakan nomor atomnya. Dalam tabel periodik, unsur disusun dari nomor atom terendah hingga yang tertinggi. Dimulai dengan Hidrogen nomor atom satu dan diakhiri oleh Oganeson.
Sejarah Tabel Periodik Unsur Kimia
Melansir laman Zenius.net, tabel periodik unsur kimia telah ada dan mulai digunakan sejak ditemukan oleh Dmitri Mendeleev. Dia merupakan seorang ahli kimia dari Kekaisaran Rusia, yang menciptakan tabel periodik berdasarkan peningkatan bilangan atom.
Bilangan tersebut menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam inti atom. Jumlah proton sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi atom bebas.
Mendeleev menemukan tabel periodik ini saat menyiapkan sebuah buku pelajaran untuk mahasiswanya. Ia menemukan bahwa jika ia menata unsur-unsur menurut kenaikan massa atom, unsur dengan sifat yang mirip akan muncul dengan selang yang berskala.
Singkat cerita, dia berhasil menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia di awal 1869. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev yang disebut tabel periodik bentuk panjang.
Dalam pandangan ini, penyusunan sistem periodik modern didasarkan pada kenaikan atom dan kemiripan sifatnya. Adapun sistem periodik modern terdiri atas 7 periode, di mana periode terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni periode panjang (4,5,6, dan 7) dan periode pendek (1, 2, dan 3).
Jumlah golongan pada sistem periodik terdiri atas delapan golongan utama (golongan A) dan delapan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut dengan unsur transisi. Letak unsur golongan B berada di antara golongan IIA dan IIIA.
Cara Membaca Tabel Periodik Unsur Kimia
Cara membaca tabel periodik unsur kimia adalah dari kiri atas ke kanan bawah, memahami golongan unsur, memahami periode unsur, dan membedakan antara logam, semi logam, dan non logam.
Cara membaca tabel periodik unsur kimia adalah berdasarkan urutan nomor atomnya. Di mana unsur disusun dari nomor atom terkecil yang ditempatkan di kiri atas ke bawah.
Seiring dengan bertambahnya nomor atom, unsur akan disusun berpindah kolom dari atas ke bawah, dan berakhir pada kanan bawah.
Sifat Keteraturan Tabel Periodik Unsur Kimia
Dalam tabel periodik unsur kimia, terdapat angka-angka dengan keteraturan sifat unsur berdasarkan jari-jari atom, keelektronegatifan, energi ionisasi, logam dan non-logam dan juga afinitas elektron.
Untuk bisa membaca dan memahami tabel periodik, ada baiknya memperhatikan istilah-istilah di bawah ini:
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar suatu atom. Secara periodik, jari-jari atom akan cenderung semakin besar dalam satu golongan dari atas ke bawah.
Hal itu disebabkan karena bertambahnya nomor atom beserta kulit elektron dalam satu golongan. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana muatan inti efektif.
Bertambahnya jumlah proton dalam muatan inti efektifnya, makin besar pula gaya tarik inti terhadap elektron terluar.
2. Energi Ionisasi
Ionisasi merupakan energi untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Secara periodik, dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
Energi ionisasi bergantung pada elektron yang akan dilepaskan, yakni besar gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar.
3. Afinitas Elektron
Besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan pada suatu atom yang menarik sebuah elektron disebut afinitas elektron. Secara periodik, dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang (semakin kecil) dari kiri ke kanan sampai golongan VII A, dan cenderung bertambah (semakin besar) kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia.
Semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif, di mana unsur golongan terbesarnya dimiliki oleh golongan halogen. Semakin negatif nilai afinitas elektron, maka semakin besar kecenderungan atom atau ion menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar).
4. Elektronegativitas
Elektronegativitas atau keelektronegatifan merupakan kecenderungan suatu atom menarik pasangan elektron dalam membentuk ikatan. Unsur yang memiliki energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar, akan membuat keelektronegatifan semakin besar.
Secara periodik, dalam satu golongan, dari atas ke bawah, elektronegativitas cenderung akan semakin kecil, sedangkan dari kiri ke kanan dalam satu periode, cenderung semakin besar sehingga membuat penarikan atom akan semakin mudah. Harga keelektronegatifan dapat diukur dengan skala Pauling, antara 0,7 (Fr) - 4,0 (Fr).
5. Logam dan Non-logam
Sifat logam dan non logam merupakan kecenderungan atom untuk melepas elektron dan membentuk ion bermuatan positif (tergantung dengan energi ionisasi). Sifat logam berkaitan dengan keelektropositifan.
Semakin besar energi ionisasinya, maka sifat logamnya akan berkurang, karena sulit melepas elektron. Sementara itu, sifat non logam berkaitan dengan keelektronegatifan, yakni kecenderungan atom untuk menyerap elektron.
Kecenderungannya melepas atau menarik suatu elektron disebut dengan kereaktifan. Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA.
Unsur non-logam paling reaktif berada pada golongan VIIA (lihat sifat logam dan non logam), di mana golongan VIIIA (gas mulia) tidak reaktif. Secara periodik dalam satu golongan dari atas ke bawah kecil, dan dalam satu periode dari kiri ke kanan mula-mula menurun, dan akan bertambah hingga golongan VIIA.