Memahami 3 Jenis dan Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga

Unsplash
Ilustrasi, membaca buku.
Editor: Agung
15/2/2023, 11.41 WIB

Dalam karya tulis seperti cerpen maupun novel, terdapat unsur intrinsik yaitu sudut pandang yang merupakan arah pandang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita.

Dengan menggunakan sudut pandang, penulis secara tidak langsung sudah menghidupkan cerita tersebut dan membuat pembaca lebih mudah memahami isi cerita. Selain itu, sudut pandang juga dapat membuat seolah-olah penulis adalah pelaku utama atau bahkan menjadi orang lain dalam cerita. 

Secara umum, sudut pandang dibagi menjadi tiga jenis yaitu sudut pandang orang pertama, orang kedua, orang ketiga.  

Dikutip dari kamus Merriam-Webster, sudut pandang orang ketiga adalah salah satu sudut penceritaan dimana penulis berada diluar cerita dan menyebutkan tokoh dnegan nama-nama mereka atau kata ganti orang ketiga (dia atau mereka).

Pada artikel ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai jenis beserta contoh dari sudut pandang orang ketiga yang dapat dipelajari. Bila Anda ingin mengetahuinya, berikut pembahasannya.

Jenis dan Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga

Sudut pandang ketiga terbagi menjadi tiga jenis yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu, terbatas, dan pengamat. Setiap jenisnya memiliki karakteristiknya masing-masing.

Berikut di bawah ini penjelasan serta contoh sudut pandang orang ketiga yang bisa dipelajari agar lebih paham cara menggunakannya.

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga (Unsplash)

1. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu

Ini merupakan jenis sudut pandang orang ketiga dimana penulis seperti Tuhan dalam karyanya yang mengetahui segala hal tentang semua tokoh, peristiwa, tindakan, hingga motif tindakan tersebut.

Dengan menggunakan sudut pandang ini, penulis bebas berpindah dari satu tokoh ke tokoh lain.

Contoh 1

Lelaki di Tengah Lapangan 

oleh Ardyan Amroellah.

"Ya, Ibrahim. Seperti itulah tugasnya setelah dipanggil pulang."

Jawaban itu tak memuaskan. Ranju masih diliputi ketidakpercayaan saat si guide bertudung memintanya melanjutkan jalan. Secepat Ranju berkedip, secepat itu Ranju menjumpai pantai di matanya. Dan itu membuat Ranju mulai percaya ini tak dunia? Tidak, hatinya masih penuh logika. Meski Ranju ingat, dia tadi berjalan di atas air, dia tadi menghirup susu di parit kecil pinggir jalan, dia tadi menatap wanita-wanita elok yang menyapa genit. Ranjut bermain-main di pikiran sampai-sampai si guide bertudung menyentak lengannya.

Contoh 2

Ibu

 

Suatu hari mereka berjalan-jalan dengan Don Vigiliani dan beberapa anak lelaki dari kelompok pemuda. Dalam perjalanan pulang mereka melihat ibu mereka di sebuah kafe di pinggiran kota. Dia sedang duduk di kafe; Mereka melihatnya melalui jendela dan seorang pria duduk bersamanya. Ibunya meletakkan syal tartar di atas meja.

Contoh 3

Tempat Bersih dan Cerah

Lelaki tua itu bangkit dari kursinya, perlahan menarik tas tangan kulit dari sakunya, membayar minuman, dan meninggalkan setengah bonus peseta. Pelayan mengikutinya dengan mata ketika pria tua itu keluar. Seorang pria yang sangat tua yang terhuyung-huyung tetapi tetap bermartabat.

Kenapa kamu tidak membiarkannya minum sampai kamu puas?” tanya pelayan lainnya. Keduanya memasang semua tirai. “Ini bukan jam setengah dua.” dia melanjutkan.

Saya ingin pulang dan tidur dengan cepat.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas

Ini merupakan jenis sudut pandang orang ketiga dimana penulis menceritakan semua yang diketahui, dialami, dan dirasakan tokoh tapi hanya pada tokoh terbatas saja. 

Dengan menggunakan sudut pandang ini, penulis tidak bisa leluasa berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya hanya karena terikat pada tokoh tertentu. 

Contoh 1

Bu Ima adalah seorang janda yang ditinggal mati Suaminya karena kecelakaan. Dia juga merupakan korban kecelakaan bersama Suaminya. Akibatnya, kaki kanan Bu Ima pincang satu. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Bu Ima menjadi buruh cuci. Ia bersyukur memiliki seorang anak yang penurut, rajin, dan sangat berbakti padanya.

Contoh 2

Lagu Malam Braga 

oleh Kurnia Effendi.

Selalu ada cita di dalam benaknya, untuk mabuk dan menyeret kaki di tengah malam, menyusuri Jalan Braga menuju penginapan. Dia akan menikmati bagaimana lampu-lampu jalan berpendar seperti kunang-kunang yang bimbang, garis-garis bangunan pertokoan yang berderet tak putus acap kali menghilang dari pandangan, dan trotoar pun terasa bergelombang seperti sisa ombak yang menepi ke pantai.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat

Ini merupakan jenis sudut pandang orang ketiga dimana penulis akan menceritakan semua tindakan dan perilaku tokoh dalam cerita, tetapi tidak mengungkapkan pikiran serta perasaan para tokoh. 

Dengan menggunakan sudut pandang ini, penulis hanya bisa menduga apa yang dipikirkan atau dirasakan tokoh dalam ceritanya. 

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga (Unsplash)

Contoh 1

Malika menutup ponselnya. Ia sama sekali tak menyukai apa yang dibacanya di sana. Besok, ia akan menemui Gino dan memutuskan untuk berbicara secara langsung dengannya. Ia marah dan merasa sangat tidak berguna.

Contoh 2

Tempat yang Bersih Terang

oleh Ernest Hemingway.

Si lelaki tua bangkit dari kursinya, perlahan mengeluarkan pundi kulit dari kantung, membayar minuman dan meninggalkan persenan setengah pesta. Si pelayan mengikutinya dengan mata ketika si lelaki tua keluar. Seorang lelaki yang sangat tua yang berjalan terhuyung tetapi tetap dengan penuh harga diri.

"Kenapa tak kau biarkan saja dia minum sampai puas?" tanya si pelayan lain. Mereka berdua menurunkan semua tirai. "Belum jam setengah dua," lanjutnya.

"Aku ingin cepat pulang dan tidur."