Contoh cerpen kehidupan sehari-hari bisa menjadi ide tepat menulis cerita pendek untuk tugas sekolah maupun mengisi waktu luang. Property People, cerpen atau cerita pendek sudah diperkenalkan sejak bangku sekolah dasar.
Isi dari cerpen bisa berupa topik yang relevan, misalnya cerpen tentang diri sendiri, cerpen pengalaman pribadi, hingga cerpen kehidupan sehari hari. Salah satu topik yang mudah dibahas adalah contoh cerpen tentang kehidupan sehari hari yang dapat berisi sebuah kejadian nyata kemudian dituangkan menjadi sebuah cerita menarik.
Tidak ada aturan khusus dalam membuat sebuah cerita. Selama memiliki struktur tulisan berupa pola pengenalan, pengenalan masalah, klimaks, antiklimaks, sebuah tulisan bisa diterima sebagai cerita.
Untuk menjadi referensi, berikut beberapa contoh cerpen dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan rujukan yang dikutip dari laman Gramedia.com.
Contoh Cerpen Kehidupan Sehari-hari 'Cinta di Tengah Ekstrakurikuler'
“I was enchanted to meet you…”
Lagu itu terus aku senandungkan berkali-kali, berhari-hari. Karena 99,9% aku merasakan hal yang sama dengan Taylor Swift yang menyanyikan lagu tersebut. Kurasa, 99,9% orang di dunia juga pernah merasakan hal yang sama; menyukai orang sampai terpesona setiap kali ketemu, tapi sayangnya tidak bisa dimiliki.
Hal itu terjadi ketika aku memasuki sebuah ekstrakurikuler atau ekskul jurnalistik. Di sanalah aku mengenal Kak Nando. Ia salah satu anggota senior jurnalistik dalam bidang fotografi. Pertama kali bertemu dengannya, aku sudah tau bahwa aku jatuh cinta kepadanya.
Lalu, kedua kalinya aku memang merasakan perasaan itu. Di tambah saat masa orientasi anggota baru, ia terus mengajariku memotret menggunakan DSLR dengan sabar.
“Objeknya di tengah ya Dira, habis gitu baru jepret,” Ia mengarahkan kameraku yang tadinya condong ke kiri.
Sejak saat itu, selalu ada percakapan hangat lewat WhatsApp. Aku membagikan duniaku, dan dia pula tak ragu membagikan dunianya kepadaku. Namun, entah mengapa aku selalu menghindar dan kikuk jika berhadapan dengannya secara langsung. Sebisa mungkin aku akan bersikap biasa saja jika harus seruangan dengannya, apalagi ketika harus kumpul ekskul.
Hanya saja, memang selalu tak ada yang jelas dengannya. Sementara aku pun tak berani mengungkapkan perasaanku sesungguhnya. Kak Nando tak tahu bahwa seringkali aku diam-diam melewati kelasnya dan menengok ke bangkunya. Ia tak tahu bahwa alasanku bertahan di ekskul jurnalistik tersebut adalah dirinya. Ia tak tahu juga bahwa keberadaannya sudah cukup bagiku.
Hingga akhirnya aku mengetahui bahwa ia kembali bersama mantan kekasihnya, yang selalu ia ceritakan.
Contoh Cerpen Kehidupan Sehari-hari 'Tugas dan Kenangan'
Tugas TIK ini cukup membingungkan. Pasalnya Pak Haris selaku guru TIK menyuruh kami membuat video berdurasi 10 menit yang menggambarkan kehidupan kelas. Tugas tersebut menurutnya bisa menjadi cerita kehidupan sehari-hari tentang pelajar di tahun 2022.
Dari 40 orang murid, Pak Haris membaginya empat kelompok. Aku dinobatkan menjadi ketua kelompok satu yang beranggotakan Via, Guntur, Dini, Kiara, Joni, Ridwan, Bakti, Winda, dan Tasya. Padahal, keterampilan mengedit video sangat mengkhawatirkan.
Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami membagi tugas dan menemukan tema video. Untungnya ada Guntur dan Winda yang bisa mengedit video, maka tugas tersebut kuserahkan pada mereka. Teman-teman yang lain membantuku untuk membuat konsep, menyiapkan properti, dan pengambilan video nantinya.
“Kata Pak Haris dikumpulin dua minggu lagi. Tapi, kita mulai besok ya bikin videonya. Biar cepet beres.” ajakanku tersebut disepakati oleh yang lain.
Kami pun memulai shooting video di hari berikutnya. Tema yang diambil untuk tugas tersebut berkonsep ‘A day in my life’ dan yang menjadi talent-nya adalah Kiara. Kami pun merekam kegiatan Kiara dimulai dari bangun tidur, pergi ke sekolah, belajar, sampai kembali lagi ke rumah.
Setelah selesai merekam video, tahap berikutnya adalah editing. Namun ternyata, file rekaman ketika Kiara berada di sekolah terhapus.
“Kamu sih nggak hati-hati Joni. file-nya ilang kan,” ujar Via menyalahkan kecerobohan Joni.
“Ya ku kira udah dimasukin ke laptop, Via. Makanya kuapus, memori kameranya penuh tau,” Joni membela diri.
“Udah-udah. Mau nggak mau kita rekam ulang,” Aku menengahi perdebatan mereka. Untungnya, waktu pengumpulan masih lama. Akhirnya kami pun merekam ulang bagian yang hilang tersebut.
Dua minggu berlalu dengan cepat, proses editing pun cuma menghabiskan waktu sekitar lima hari. Di hari H tugas video kami pun dikumpulkan. Satu persatu, video dari setiap kelompok ditayangkan. Ada video yang mewawancarai murid serta wali kelas, ada juga yang membuat video tentang hal-hal konyol di dalam kelas. Hingga tiba lah penampilan video dari kelompok kami.
Dari video-video yang ditampilkan, aku menjadi mengerti mengapa Pak Haris menyuruh kami membuat tugas video yang cukup rumit. Walaupun banyak rintangan dalam membuatnya, ternyata kami sangat senang melakukannya. Beragam video tersebut juga bisa menjadi kenang-kenangan ketika kamI sudah tidak bersekolah.
Contoh Cerpen Kehidupan Sehari-hari 'Tentang Sahabat'
Aku adalah seorang siswi di SMP Matahari. Aku ingin menceritakan sedikit tentang masa laluku bertemu dengan mereka yang kini menjadi sahabatku. Bermula dari gedung sekolah, aku bertemu dengan Violet yang saat itu sedang bermain bulu tangkis.
Ya, aku adalah penggemarnya. Awalnya, aku pertama kali melihatnya di kejuaraan bulu tangkis. Dengan semangatnya yang membara dan cara bermainnya yang bagus, ia berhasil menduduki peringkat satu tingkat nasional.
Ini membuatku termotivasi untuk bisa masuk ekskul bulu tangkis dan akhirnya aku mendaftarkan hari ini.
Awalnya aku tidak mengenalnya, namun aku beranikan diri untuk berkenalan karena kekagumanku dengan cara bermainnya yang memukau.
“Hai gue Yeni. Tadi gue sempet liat lo main bulu tangkis. Gila, keren banget sih.. Aku boleh dong diajarin,” kataku.
“Hai Yeni, gue Violet. Kalau begitu, ayo kita tanding. Nanti, lo juga akan lancar dan bisa main kayak gue,” sambutnya.
Akhirnya kami berduel. Rasanya mengasyikkan bermain bersamanya. Tak terasa waktu sudah sore, keringat kami bercucuran. Karena lelah kami istirahat sambil bersandar di tembok.
“Mainmu asyik juga. Lo gak terlalu kaku pasti udah pernah belajar bulu tangkis sebelumnya ya?,” tanya Violet.
“Iya, gue belajar dari ayah. Tapi, ya itu hanya tidak profesional. Gue baru hari ini masuk ekskul bulu tangkis,” jawabku dengan gugup berada di samping orang yang kukagumi.
“Wah… baru pertama kali masuk ekskul ya. Pantas saja aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kalau gue nilai-nilai sih permainan lo sebagai pemula oke juga. Tinggal diasah aja. Kali aja lo bisa lebih dari gue,” tuturnya sambil tersenyum.
Mendengar pernyataan tersebut membuatku senang bukan kepalang. Aku semakin termotivasi untuk bisa sebanding dengannya. Kuputuskan untuk giat latihan. Tak pernah satu hari pun aku absen untuk datang latihan.
Aku dan Violet juga semakin dekat. Ia pada dasarnya adalah anak yang baik dan tidak pelit membagikan ilmunya. Beruntungnya aku menjadi penggemarnya dan aku tidak menyesal dulu memberanikan diri untuk berkenalan.
Kini, aku tidak hanya penggemar, tapi juga sahabat dari Violet. Kita juga saling support ketika mengikuti perlombaan kejuaraan.