5 Alat Pengukur Curah Hujan dan Cara Kerjanya

Unsplash
Ilustrasi, alat pengukur curah hujan.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
24/2/2023, 18.50 WIB

Hujan merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Air yang turun tidak semata-mata jatuh dari langit, melainkan terdapat proses panjang di dalamnya.

Singkatnya, hujan turun adalah hasil dari penguapan air laut. Adapun proses turunnya hujan disebut dengan presipitasi. Mengutip dari National Geographic, presipitasi adalah setiap air cair atau beku yang terbentuk di atmosfer, lalu jatuh ke bumi.

Hujan cenderung bersifat tidak membahayakan. Namun, hal tersebut biasanya tergantung dengan tinggi rendahnya curah hujan serta kawasan yang dihujani.

Curah hujan merupakan ketinggian air yang terkumpul di dalam wadah penakar. Hasil pengukuran curah hujan akan sangat diperlukan untuk lembaga penelitian ataupun para petani yang sangat bergantung terhadap cuaca.

Untuk mengukurnya, pihaknya juga memerlukan alat mutakhir yang bisa mendeteksi berapa curah hujan secara akurat. Untuk mengetahuinya, simak tulisan berikut ini.

Alat Pengukur Curah Hujan

Nama alat pengukur curah hujan adalah ombrometer. Selain itu, juga bisa disebut Penakar Hujan Observatorium atau Penakar Hujan Manual.

Secara harfiah, istilah ombrometer merupakan kata dari bahasa Inggris Jermanik yang tidak diserap. Sama seperti fungsinya, kata kata ombrometer merujuk pada alat pengukur hujan.

Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ombrometer akan menampung air hujan selama 24 jam. Setiap jam tujuh pagi, petugas akan kembali memeriksa alat tersebut.

Tak hanya itu, ternyata alat pengukur curah hujan juga beragam. Mulai dari tipe bendis hingga optikal, berikut penjelasannya.

Jenis-jenis Alat Pengukur Curah Hujan

Melansir dari situs Ilmu Geografi, berikut rangkuman mengenai jenis-jenis alat pengukur curah hujan.

1. Alat Pengukur Curah Hujan Optikal

Alat pengukur curah hujan ini terdapat sensor di dalamnya yang bekerja untuk menangkap curahan air. Sensor tersebut disebut sebagai optical sensor.

Diketahui bahwa cara kerja alat ini yaitu dengan menggunakan sensor lokal. Benda ini akan menjalankan fungsinya ketika terdapat sensor yang terpasang. Berikut cara kerja lengkapnya:

a. Penakar hujan ini memiliki beberapa saluran
b. Pada setiap saluran, terdapat laser diose dan pendeteksi photoresistor untuk mendeteksi gambar yang terekam oleh sensor
c. Ketika air terkumpul dan menjadi tetesan tunggal (single drop), maka akan jatuh ke batang laser
d. Sensor disesuaikan dengan angle yang tepat agar laser mampu membaca tanda, misalnya lampu flash
e. Cahaya flash dari photodetector yang bisa terbaca kemudian akan dikirimkan ke recorder.

2. Alat Pengukur Curah Hujan Tipping Bucket

Tipping bucket merupakan alat pengukur curah hujan yang bervolume lebih dari 200 mm/jam atau lebih. Untuk lebih jelasnya, berikut cara kerja alat ini:

a. Curahan air hujan akan masuk melalui corong, penakar, dan dialirkan untuk memenuhi ini bucket
b. Setiap 0,5 mm air hujan yang masuk, bucket akan terbalik dan berjungkit, maka bucket lain akan menampung air yang masuk berikutnya
c. Ketika bucket berjungkit, pena akan menandai pias 0,5 skala atau 0,5 mm
d. Pena akan menggoreskan pias sebagai tanda dengan gerakan naik dan turun
e. Goresan pena tersebut merupakan tanda skala pias untuk mengetahui berapa curah hujannya.

3. Alat Pengukur Curah Hujan Weighing Bucket

Alat ini memiliki corong dan penangkap air hujan yang berada di atas ember yang bisa menampungnya. Selain itu, juga ada timbangan yang akan secara otomatis mencatat banyaknya curah hujan. Berikut cara kerjanya.

a. Timbangan akan terhubung dengan permukaan kertas grafik yang tergulung di kaleng berbentuk silinder
b. Apabila terjadi hujan, air akan masuk ke dalam corong dan tertampung pada ember
c. Apabila ada penambahan air hujan, maka akan otomatis tercatat oleh kertas grafik
d. Untuk menganalisis dalam periode tertentu, maka bisa mengkaji hasil gulungan kertas grafik.

4. Alat Pengukur Curah Hujan Bendix

Bendix memiliki bentuk yang tinggi menjulang ke atas. Simak tulisan di bawah ini untuk mengetahui cara kerjanya.

a. Air hujan yang turun akan tertampung di dalam timbangan
b. Hasil timbangan akan ditransfer oleh jarum penunjuk yang sudah berpena
c. Maka dari itu, curah hujan akan terlihat dari kertas grafik.

5. Alat Pengukur Curah Hujan Ombrometer Observatorium

Alat pengukur curah hujan ini merupakan salah satu yang biasa digunakan para pengamat. Benda ini dioperasikan secara manual. Mengutip dari Ilmu Geografi, jenis ini menjadi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Berikut cara kerjanya.

a. Apabila ada hujan turun, air akan masuk ke dalam corong penakar
b. Air akan dialirkan dan tertampung pada tabung penampung
c. Setelah berjam-jam pengamatan air hujan, maka akan diukur dengan gelas ukur
d. Ketika jumlah curah hujan melebihi kapasitas gelas ukur, pengukuran akan dilakukan beberapa kali hingga habis.

Demikian penjelasan mengenai alat pengukur curah hujan. Termasuk juga cara kerjanya untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing benda tersebut.