Kabinet Sukiman menjadi kabinet kedua yang dibentuk setelah bubarnya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Program kerja Kabinet Sukiman berisi mandat oleh Presiden Sukarno untuk menjalankan pemerintahan Indonesia.
Dasar pembentukan Kabinet Sukiman diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia No.80 Tahun 1951. Di dalamnya, tercantum masa bakti mulai 27 April 1951 sampai 3 April 1952.
Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukiman
Dikutip dari laman Zenius.net Kabinet Sukiman tidak berumur panjang. Kabinet ini juga hanya berumur kurang dari satu tahun sejak didirikannya.
Penyebab jatuhnya Kabinet Sukiman yang pertama adalah ketidakharmonisan hubungan antara pemerintah dengan pihak militer. Buruknya hubungan antara pemerintah dengan militer dimulai karena, tidak masuknya Sultan Hamengkubuwana IX dalam kabinet untuk pertama kali sejak 1946.
Hubungan ini diperparah dengan keputusan Menteri Kehakiman Kabinet Sukiman, yakni Muhammad Yamin, untuk membebaskan 950 orang tahanan yang ditangkap oleh tentara. Di antara para tahanan yang dibebaskan tersebut, terdapat beberapa tokoh kiri yang terkemuka.
Pihak militer yang tidak senang segera menangkap kembali para tahanan yang dilepaskan tersebut. Hasilnya, Muhammad Yamin harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Penyebab jatuhnya Kabinet Sukiman yang kedua, adalah krisis kebijakan luar negeri. Tak lain adalah keputusan kerja sama Indonesia dengan Amerika, melalui Mutual Security Act (MSA).
Buntut dari kerja sama MSA dan beberapa permasalahan lainnya, bahkan membuat umur Kabinet Sukiman sangat pendek. Bahkan hanya sebulan setelah persetujuan MSA ditandatangani, atau tepatnya pada 23 Februari 1952, Kabinet Sukiman-Suwirjo demisioner.
Hal-hal tersebut menjadi penyebab jatuhnya kabinet Sukiman ketiga, di mana muncul mosi tidak percaya dilayangkan kepada Kabinet Sukiman. Bahkan, mosi yang disampaikan Sunario menuntut supaya semua perjanjian internasional harus disahkan lewat Parlemen.
Mosi ini kemudian diikuti dengan adanya tuntutan PNI supaya kabinet mengembalikan mandat pemerintahan kepada presiden. Akibat dari mosi ini, Menteri Luar Negeri saat itu, Ahmad Subardjo mengundurkan diri.
Kemudian diikuti oleh seluruh anggota Kabinet Sukiman mengundurkan diri dari jabatannya pada Februari 1952. Pemerintahan Kabinet Sukiman akhirnya resmi berakhir pada 3 April 1952. Kabinet ini kemudian digantikan oleh Kabinet Wilopo.
Prestasi Kabinet Sukiman
Meski hanya berjalan satu tahun, Kabinet Sukiman tercatat berhasil meraih beberapa prestasi. Berikut prestasi Kabinet Sukiman:
- Keberhasilan dalam memperhatikan usaha rakyat.
- Memajukan perusahaan kecil.
- Memperhatikan kaum buruh dengan menggagas standarisasi upah minimum.
- Memperluas akses pendidikan dengan mendirikan berbagai macam sekolah.
- Pelopor Tunjangan Hari Raya (THR)
- Berhasil melanjutkan program kerja dari Kabinet Natsir.
Program Kerja Kabinet Sukiman
Mengutip buku Kabinet-kabinet Republik Indonesia (2003) oleh Simanjuntak, P.N.H, Kabinet Sukiman ikut serta mengatur beberapa aspek kenegaraan saat menjadi formatur negara. Mulai dari program, portofolio, komposisi personalia, pelaksanaan dan tanggung jawab.
Hal di atas diatur sedemikian rupa demi kepentingan kabinet dan pemerintahan Indonesia. Namun, yang menjadi salah satu fokus program kerja Kabinet Sukiman adalah keamanan dan ketertiban negara.
Hal tersebut dilakukan kabinet ini demi menanggulangi pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia saat itu. Berikut program kerja Kabinet Sukiman.
- Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
- Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk meningkatkan kehidupan sosial dan perekonomian rakyat serta memperbaharui hukum agraria sesuai dengan kepentingan petani.
- Mempercepat usaha penempatan mantan pejuang dalam lapangan pembangunan.
- Menyelesaikan persiapan pemilihan umum untuk membentuk dewan konstituante dan menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu yang singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah.
- Menyiapkan undang-undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama (collective arbeidsovereenkomst), penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian perburuhan.
- Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta menuju perdamaian dunia.
- Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa
- Mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara.
- Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya.
FAQS Mengenai Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukiman
Q: Siapa tokoh Kabinet Sukiman?
A: Soekiman Wirjosandjojo (ejaan baru: Sukiman Wiryosanjoyo) (Surakarta, Jawa Tengah, 1898-1974) adalah Perdana Menteri Indonesia ke-6 yang menjabat pada 27 April 1951 - 3 April 1952 dan memimpin kabinet yang dikenal dengan nama Kabinet Sukiman-Suwirjo.
Q: Jelaskan apa yang menyebabkan jatuhnya Kabinet Sukiman?
A: Penyebab jatuhnya kabinet Sukiman adalah karena diterimanya mutual security act, yaitu bantuan dari Amerika Serikat pada tahun 1951 yang diberikan ke beberapa negara untuk melawan komunis.
Q: Apa penyebab utama Kabinet Sukiman 1951 1952 mendapatkan mosi tidak percaya dari parlemen?
A: Parlemen kemudian mengajukan mosi tidak percaya kepada Kabinet Sukiman karena dianggap telah melanggar politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
Q: Apa yang terjadi pada Kabinet Sukiman?
A: Ciri dari pemerintahan Kabinet Sukiman yaitu sering terjadi pertikaian politik antara pemerintah di kabinet dan parlemen. Selain itu, pada masa pemerintahannya, Kabinet Sukiman melakukan perjanjian keamanan dengan pemerintah Amerika Serikat yang disebut dengan Mutual Security Act