4 Contoh Kultum 7 Menit Ini Penuh Makna dan Layak Jadi Referensi

ANTARA FOTO/Moch Asim/tom.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) menyampaikan sambutan saat menerima silaturahmi Maulana Assayid Assyarif Syeikh Muhammad Fadil Al-Jilani Al-Hasani (ketiga kanan) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023). Silaturahmi tokoh ulama asal Turki tersebut dalam rangka menjalin persaudaraan sekaligus memberikan ceramah keagamaan.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
8/3/2023, 16.48 WIB

Ramadan merupakan salah satu bulan di penanggalan Hijriah dan berarti bagi umat Islam. Momen tersebut ditandai dengan pelaksanaaan ibadah puasa dan peringatan Hari Raya Idul Fitri.

Setiap harinya, umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan yang bisa menambah pahala. Hal ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Salah satu hal yang tidak bisa dilewatkan adalah kultum atau kuliah tujuh menit yang bisa disaksikan melalui siaran televisi, atau saat melaksanakan ibadah salat tarawih. Kuliah di sini bukan berarti belajar layaknya mahasiswa di perguruan tinggi, melainkan mendengarkan ceramah dari pemuka agama.

Selain pemuka agama, kultum biasanya disampaikan oleh sosok berpengaruh, atau orang dengan pengetahuan memadai. Misalnya seorang ustadz atau tokoh pemimpin.  Sesuai dengan namanya, kultum disampaikan dengan durasi yang terbatas.

Hampir serupa dengan ceramah, kultum relatif lebih singkat. Tak hanya itu, jarang juga diadakan sesi tanya jawab. Maka dari itu, kultum bersifat komunikasi searah.

Berkaitan dengan itu, kali ini kami akan memberikan sejumlah contoh kultum 7 menit yang bisa dijadikan referensi. Berikut daftarnya.

1. Contoh Kultum 7 Menit

Sumber: Sonora

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puja dan puji syukur kita hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang masih memberikan kita semua banyak nikmat sehat, nikmat waktu luang, nikmat iman, dan nikmat Islam, sehingga kita semua dapat berkumpul di acara yang Insya Allah mulia ini.

Tidak lupa tentu sholawat serta salam mari kita curahkan pada junjungan kita semua, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, karena telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah, zaman kebodohan menuju ke zaman yang terang benderang seperti yang kita semua rasakan saat ini. Semoga kita semua masuk dalam golongan yang menerima syafaatnya kelak di hari akhir, kiamat nanti. Aamiin.

Pada zaman modern sekarang ini, di mana teknologi telah semakin canggih serta semakin maju, manusia tidak jarang menjadi kehilangan arah. Dengan perkembangan teknologi saat ini, seharusnya kita semua dapat memanfaatkannya untuk kegiatan yang lebih baik dan positif. Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat ini pula, seharusnya kita semua semakin mudah untuk menambah ketaatan pada Allah.

Namun sayangnya, banyak dari kita justru semakin menjauh dan sibuk akan tugas kita sebenarnya dan perkembangan teknologi justru membuat lupa untuk mendekatkan diri pada Allah.

Seharusnya sebagai manusia, yang diberikan akal oleh Allah, kita semua memanfaatkan akal dan kecanggihan teknologi masa kini untuk saling berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan. Karena seperti yang kita ketahui, kita semua bisa menyebarkan banyak hal baik melalui sosial media, internet ke seluruh dunia dengan cepat dan mudah.

Ketika kita menyebarkan kebaikan, maka kebaikan yang kita sebar dapat menjadi amal jariyah. Begitu pula sebaliknya, jika kita menyebarkan keburukan, maka kita akan mendapat dosa jariyah yang terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia serta menjadi contoh buruk bagi orang-orang.

Ketika kita sukarela berbuat kebaikan, maka bukan hanya pahala yang kita dapatkan, tetapi kita juga akan mendapatkan ampunan dari Allah. Allah akan senantiasa membalas seluruh perbuatan kita tanpa terkecuali, sebab Allah selalu mengawasi apa yang kita perbuat. Baik itu perbuatan yang buruk atau perbuatan yang baik.

Sehingga kita harus selalu berbuat baik, meskipun tidak ada satu orang pun yang melihat. Karena Allah dan malaikatnya selalu melihat serta mengawasi apapun yang kita lakukan.

Sesuai dengan sabda Rasul yang artinya sebagai berikut, “Engkau beribadah pada Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihatNya, maka yakinlah bahwa Allah menyaksikanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari riwayat tersebut, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa ketika ingin berbuat baik, maka jangan menunggu agar dilihat oleh banyak orang. Justru akan lebih bagus, jika kita ikhlas dalam berbuat baik, tidak mengharapkan apapun bahkan tidak meminta sanjungan dari orang lain, karena hanya cukup Allah saja yang tahu.

Itu karena ketika kita berbuat baik, contohnya bersedekah di depan banyak orang maka bisa muncul rasa sombong dalam diri kita. Karena hal ini pula, ketika ingin bersedekah, maka sebaiknya dilakukan secara sembunyi-bunyi atau dilakukan ketika tidak ada banyak orang tahu atau sadar bahwa kita bersedekah.

Ingatlah selalu untuk senantiasa berbuat kebaikan tanpa mengharap imbalan apapun dan ikhlas ketika melakukannya. Demikianlah kultum singkat yang dapat saya sampaikan, semoga materi yang saya sampaikan dapat menjadi catatan amalan serta pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa berbuat kebaikan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2. Contoh Kultum 7 Menit

Sumber: SMSTauhiid

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah Swt. Tiada seorangpun dan tiada apapun yang bisa menghujamkan kebenaran di dalam hati kita kecuali Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang selamat karena hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Dari Abul Abbas Abdullah Bin Abbas r.a, ia berkata: “Aku pernah di belakang Rasulullah Saw. pada suatu hari, kemudian beliau bersabda:

“Wahai, Nak! Aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat: ”Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di depanmu, ketika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka memintalah pertolongan kepada Allah semata.

Dan ketahuilah, apabila umat ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak sanggup memberikan manfaat kepadamu,kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu.

Dan jika mereka berkumpul untuk mencelakaimu, niscaya mereka tidak sanggup mencelakaimu kecuali apa yang telah ditentukan Allah kepadamu. Telah diangkat pena dan tinta telah kering [pada lembaran – lembaran].” (HR. Tirmidzi)

Sesungguhnya Allah Pencipta, Pemilik dan Penguasa seluruh alam. Allah tidak memerlukan penjaga. Yang harus kita jaga adalah perintah dan larangan-Nya. Menjaga perintah-perintah-Nya dengan cara menunaikannya, dan menjaga larangan-Nya adalah dengan cara menjauhinya.

Semakin kita fokus untuk menjaga diri dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, maka semakin Allah menjaga kita. Allah Maha Melihat kesungguhan kita untuk taat kepada-Nya. Semakin kita istiqomah menjaga diri dalam ketaatan kepada Allah, semakin Allah melimpahkan pertolongan kepada kita.

Jika Allah sudah menjaga kita, maka tiada apapun yang berbahaya di dunia ini. Sedahsyat apapun upaya makhluk mencelakai kita, jika Allah tidak menghendaki itu terjadi maka tidak akan terjadi. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

3. Contoh Kultum 7 Menit

Sumber: SMSTauhiid

Alhamdulillah. Tiada tuhan selain Allah SWT, zat Yang Maha Agung yang telah menciptakan kita, yang mengurus diri kita, yang Maha Tahu apapun yang terjadi pada diri kita, Maha Tahu segala kebutuhan kita, Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Saudaraku, Allah SWT. menyuruh kita berdoa kepada-Nya, bukan karena Allah tidak tahu. Apapun yang kita doakan, pasti Allah tahu. Doa itu bukan untuk memberi tahu Allah tentang apa yang kita butuhkan atau apa yang kita inginkan. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu segala-galanya.

Doa yang baik adalah doa yang menjadi ibadah. Doa yang baik adalah doa yang membuat kita masuk kepada posisi benar-benar sebagai hamba Allah yang bergantung kepada-Nya dan benar-benar menuhankan-Nya. Jadi doa itu selain dari sekedar mengucap, namun yang terpenting adalah hati kita betul-betul merunduk, mengharap dan yakin kepada Allah Swt. Nah, kalau doanya sudah seperti ini maka insyaa Allah dekat dengan dikabulkannya.

Karena tanpa kita berdoa pun sebenarnya Allah sudah mengetahui kebutuhan kita, bahkan Allah memenuhi kebutuhan kita, baik kita sadari ataupun tidak. Lebih banyak yang tidak kita minta namun Allah berikan, karena kita juga tidak tahu apa saja sebenarnya yang kita butuhkan. Tapi sejak kita terlahir di dunia ini sampai hari ini, banyak kebutuhan kita yang Allah penuhi.

Lalu untuk apa Allah menyuruh kita berdoa? Tiada lain adalah untuk kebaikan kita sendiri. Bukan karena Allah membutuhkan sesuatu dari kita, tapi karena kitalah yang membutuhkan-Nya. Kita mengakui atau tidak akan kebesaran dan keagungan Allah, Allah tetap Maha Sempurna. Allah tidak berkurang keagungan-Nya karena kita membangkang, dan tidak bertambang kemuliaan-Nya karena kita taat.

Doa itu adalah ibadah bagi orang yang beriman. Rasulullah Saw. bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Kemudian, doa adalah intisari dari ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Doa adalah intisari ibadah.” (HR. Tirmidzi)

Jadi bagi seseorang yang ingin doanya dikabulkan oleh Allah Swt. janganlah ragu untuk yakin pada janji Allah Swt. manakala Dia berfirman, “..Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al Mu’min [40] : 60)

Demikianlah saudaraku, marilah kita benar-benar yakin akan janji Allah Swt. Hati yang yakin akan mendorong doa terpanjatkan dengan penuh kesungguhan dan keyakinan kepada kekuasaan-Nya. Tiada yang mustahil bagi Allah dan Allah pasti menepati janji-Nya. Wallohua’lam bishawab.

4. Contoh Kultum 7 Menit

Sumber: Ceramah Motivasi

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah SWT. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui setiap isi hati hamba-hamba-Nya, senantiasa melimpahkan petunjuk-Nya kepada kita sehingga kita menjadi orang-orang yang istiqomah di jalan-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada kekasih Allah, baginda nabi Muhammad SAW.

Saudaraku, semoga kita menjadi ahli dzikir dan ahli syukur. Rasulullah SAW. mengajarkan sebuah doa supaya kita menjadi hamba yang ahli dzikir dan syukur. Doa tersebut berbunyi, “Allahumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.’ (Ya Allah, bimbinglah aku untuk mengingatMu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)

Menurut Rasulullah SAW, manusia itu bisa menjadi makhluk yang ajaib. Manusia yang mana? Yaitu manusia yang beriman kepada Allah SWT. Orang beriman itu manusia ajaib, dia tidak pernah rugi, diberi nikmat dia bersyukur dan diberi ujian dia bersabar. Keduanya menjadi kebaikan. Jadi kalau kita memiliki dua keahlian saja, yaitu ahli dzikir dan ahli syukur, maka tidak akan ada kejadian seperti apapun yang membuat kita rugi.

Allah akan melipatgandakan karunia bagi hamba-Nya yang bersyukur. Kalau diumpamakan adalah seperti satu butir benih yang jatuh ke tanah dan disiram hujan. Benih itu kemudian tumbuh menjadi sebuah pohon yang semakin tinggi besar nan subur dan menjadi jalan kehidupan bagi tumbuhnya pohon-pohon lainnya. Atau seperti anak sapi yang makan rumput, kemudian dia tumbuh besar dan sehat, menghasilkan daging dan susu yang berlimpah. Demikianlah gambaran Allah melipatgandakan karunia bagi hamba-Nya yang bersyukur.

Maka jangan pernah takut akan nikmat yang belum ada. Karena semuanya sudah ada di sisi Allah SWT. Yang harusnya kita takutkan adalah jika kita tidak bersyukur atas karunia Allah yang telah kita rasakan selama ini. Padahal syukur itu adalah bagaikan tali, yang mengikat nikmat yang telah ada dan menarik nikmat yang belum ada. Takutlah jika tali ini tidak ada di dalam diri kita.

Karena Allah SWT. berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..” (QS. Ibrahim [14] : 7)

Jadi sebenarnya jangan sibuk memikirkan nikmat yang belum ada, melainkan sibuklah memikirkan syukur yang belum ada atas segala nikmat yang telah kita rasakan selama ini. Karena yang belum ada itu sudah janji Allah akan menambahkannya jikalau kita bersyukur.

Saudaraku, semoga Allah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita menjadi ahli dzikir dan ahli syukur. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.