Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan pahala yang berlipat ganda di setiap ibadah yang dilakukan. Berkaitan dengan sedekah, terdapat kisah sahabat yang bersedekah kepada keluarga dan kerabat.
Sedekah merupakan ibadah yang sangat mudah dilakukan. Sedekah dapat berupa uang, makanan, bahkan sekedar senyuman saja. Seluruh hal yang diberikan akan menjadi berkah jika diberikan secara ikhlas.
Terkadang bersedekah ke orang luar lebih diutamakan daripada ke keluarga sendiri. Padahal, sedekah kepada keluarga dan kerabat lebih diutamakan. Berkaitan dengan hal tersebut, simak kisah sahabat yang bersedekah kepada keluarga dan kerabat berikut ini.
Keutamaan Bersedekah Kepada Keluarga dan Kerabat
Keutamaan bersedekah kepada keluarga terdapat pada hadist Rasulullah SAW yang memiliki lafal dan terjemahan sebagai berikut:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ آل عمران: 92
Artinya, “Tidaklah kalian memperoleh pahala yang sempurna (surga) sehingga kalian sedekahkan dari harta yang paling kalian cintai, dan apapun yang kalian sedekahkan, maka sungguh Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahuinya.” (QS Ali Imran: 92). (Al-Mahalli dan As-Suyuthi, Tafsir Jalalain).
Saat itu, Abu Thalhah atau Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari yang merupakan sahabat Anshar memiliki kebun kurma paling banyak. Ketika mendengar ayat tersebut turun, Abu Thalhah bergegas menghadap Rasulullah SAW untuk menyedekahkan harta terbaik yang paling dicintainya.
Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari mengatakan, “Wahai Rasulullah, sungguh Allah telah menurunkan kepadamu ayat: ‘Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimaa tuhibbu,’ sungguh harta yang paling aku sukai adalah kebun Bairaha, dan sungguh kebun Bairaha menjadi sedekah karena Allah Ta'ala. Aku mengharap kebaikan dan simpanan pahalanya di sisi Allah Ta'ala. Karenanya wahai Rasulullah, silakan tentukan pentasarufan kebun itu pada tempat yang Allah perlihatkan kepadamu,”
Ketika Rasulullah SAW melihat semangat dan kesungguhan Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari untuk memberikan sedekah, Rasulullah SAW pun terkagum dan menjawab:
بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، وقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإنِّي أَرَى أنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِيْنَ
Artinya, “Wah, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya. Sungguh aku telah mendengar ucapanmu, dan sungguh sarankan agar agar kebun itu kau sedekahkan kepada para kerabatmu.” (HR Al-Bukhari Muslim).
Setelah mendengar jawaban tersebut bahwa bersedekah kepada keluarga dan kerabat lebih diutamakan, Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari melaksanakan hal itu. Ia sangat mencintai kebun kurma Bairaha itu dan langsung menyedekahkan kebun itu kepad akerabat dan anak pamannya.
Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari menyedekahkan pohon tersebut kepada Ubai bin Ka’b, Hassan bin Tsabit, Nubaith bin Jabir, dan Syaddad bin Aus. Kemudian mereka pun menghitung seluruh harganya.
Hassan bin Tsabit menjual bagian yang diberikan kepadanya untuk Muawiyah dengan harga 100.000 dirham. Jika dikonversikan angka tersebut sekitar Rp 400 juta rupiah.
Berdasarkan kisah tersebut dapat diketahui bersedekah kepada keluarga dan kerabat terdekat daripada orang lainnya lebih diutamakan. Setelah itu, barulah bersedekah dengan orang lain.
Pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi siapapun yang bersedekah sangat berharga. Bahkan jumlah pahala tersebut berlipat ganda jika dilakukan di bulan Ramadhan.
Lima Syarat Sedekah Diterima
Sedekah merupakan pemberian harta kepada orang lain karena mengharap pahala dari Allah SWT. Sedekah juga termasuk pemberian yang wajib seperti zakat. Melansir dari laman NU, ada lima syarat diterimanya sedekah. Kelima syarat tersebut yakni sebagai berikut:
1. Tidak Membuka Tangannya Lebar-Lebar
Makna dari pernyataan itu adalah orang yang bersedekah tidak memberikan semua yang dimiliki sehingga berakibat ia sendiri membutuhkan sedekah. Artinya, tidak diperbolehkan bersedekah secara berlebihan yang membuat dirinya sendiri kekurangan.
2. Tidak Dari Harta Orang Lain
Orang yang bersedekah tidak mengambilnya dari orang lain kemudian untuk orang lain. Orang yang bersedekah harus dari hartanya sendiri. Artinya, tidak boleh mengambil harta orang lain untuk disedekahkan.
3. Tidak Mengharap Imbalan
Orang yang bersedekah hendaknya tidak mengharapkan imbalan pemberian yang sama atau lebih banyak. Pasalnya, Allah SWT telah memberikan rezeki kepadanya.
4. Memberi Sedekah Kepada yang Membutuhkan
Bersedekah kepada keluarga dan sahabat maupun orang lain hendaknya diberikan kepada yang pasti membutuhkan. Pilihan lainnya yakni berikan kepada orang yang wajib dinafkahinya. Artinya, sedekah haruslah ditujukan kepada orang yang membutuhkan dan orang yang wajib ia nafkahi.
5. Menyebut Nama Allah SWT
Bersedekah kepada keluarga dan sahabat atau siapapun hendaknya menyebut nama Allah SWT. Setiap muslim wajib menginfakkannya atas nama Allah SWT.
Demikian penjelasan terkait dengan keutamaan bersedekah kepada keluarga dan kerabat serta syarat sedekah diterima oleh Allah SWT. Pihak yang menerima sedekah pun tidak perlu merasa rendah diri dan terhina karena itu adalah haknya.