5 Hadis tentang Toleransi Ini Mudah Dihafalkan

Freepik
Ilustrasi Toleransi
Penulis: Tifani
Editor: Intan
4/4/2023, 13.25 WIB

Toleransi merupakan salah satu sikap pada nilai-nilai ajaran Islam. Dalam agama Islam toleransi disebut sebagai tasamuh.

Dalam Bahasa Arab, tasaamuh berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Maksud dari tasaamuh adalah bersikap menerima dan menghargai perbedaan yang ada.

Tasaamuh bukanlah mencampuraduk keimanan atau keyakinan antar agama. Tasaamuh berarti menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain.

Konsep tasaamuḥ yang diajarkan dalam Islam sangat rasional dan praktis. Yaitu dijalankan dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan.

Hadis tentang Toleransi

Ilustrasi Toleransi (Freepik)

Mengutip buku berjudul Fikih Toleransi (2016) oleh S. Syarif Yahya, sikap toleransi disebutkan dalam Al Quran maupun hadis. Hadis tentang toleransi antar umat beragama disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk memelihara kerukunan masyarakat.

Tidak diragukan lagi, Islam menjunjung tinggi prinsip toleransi selama tidak tercampur dalam perkara iman dan akidah terhadap Allah SWT. Perbedaan dan keberagaman ras, agama, budaya, suku, bahasa, dan warna kulit adalah fitrah umat manusia.

Berikut hadis tentang toleransi yang dicintai Allah SWT.

  • Hadis tentang Toleransi dan Agama

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Artinya:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “’Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)’.” (HR Bukhari).

  • Hadis tentang Toleransi Membawa Kemudahan

Hadis toleransi berikut juga bisa jadi pedoman kehidupan setiap manusia.

Hadis tersebut, berbunyi:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى.

Artinya:

Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara.” (HR Bukhari).

  • Hadis tentang Toleransi dan Tetangga

    Ilustrasi Toleransi (Freepik)

Selanjutnya, terdapat hadis tentang toleransi dan adab bertetangga yang berbunyi:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ - أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَ أَبُو يَعْلَى

Artinya:

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Demi (Allah) yang nyawaku di tanganNya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR Muslim dan Abu Ya’la).

  • Hadis tentang Sikap Toleransi Dicintai Allah SWT

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata: 'Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, 'Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?', maka beliau bersabda: 'Al-hanifiyyah as-samhah atau agama yang lurus lagi toleran [maksudnya agama Islam]," (HR. Ahmad).

  • Hadis tentang Sikap Toleransi Terhadap Warna Kulit

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ بَكْرٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: "انْظُرْ، فَإِنَّكَ لَسْتَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلَا أَسْوَدَ إِلَّا أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى

"Telah menceritakan kepada kami Waki, dari Abu Hilal, dari Bakar, dari Abu Zar [Al-Ghifari] yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda kepadanya: 'Perhatikanlah, sesungguhnya kebaikanmu bukan karena kamu dari kulit merah dan tidak pula dari kulit hitam, melainkan kamu beroleh keutamaan karena takwa kepada Allah SWT," (H.R. Ahmad).

Kisah Toleransi Rasulullah SAW

Kisah Sahabat Nabi yang Mengharukan (Pexels)

Nabi Muhammad SAW juga kerap mencontohkan sikap toleransi atau tasamuh dalam kehidupan sehari-hari. Dikutip dari buku Menakar Kadar Toleransi: Majalah Tebuireng Edisi 80, berikut beberapa kisah tentang sikap toleransi yang dicontohkan Rasulullah SAW.

1. Kisah Toleransi Rasulullah SAW terhadap Kaum Yahudi

Selain itu, diriwayatkan juga oleh Bukhari bahwa Rasulullah SAW memiliki rasa toleransi kepada kaum Yahudi. Berikut kisahnya:

"Pernah ada salah seorang anak Yahudi yang biasa melayani Rasulullah SAW sedang sakit. Lalu Rasulullah SAW membesuknya, kemudian duduk di sisi kepalanya. 'Masuk Islamlah, Nak!' seru beliau kepada sang anak Yahudi tersebut.

Sang anak memandangi bapaknya yang juga ada di sisi kepalanya. Lalu sang bapa berkata kepadanya, "Taatilah Abul Qasim (Muhammad)." Anak itu pun kemudian masuk Islam. Lalu Rasulullah SAW keluar seraya berkata, "Segala puji bagi Allah SWT yang telah menyelamatkannya dari neraka." (HR. Bukhari)

2. Kisah Toleransi Rasulullah SAW Terhadap Kaum Thaif

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, terdapat sebuah kejadian yang menunjukkan sikap toleran dari Rasulullah SAW. Berikut kisahnya:

Bunda Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, pernahkan Anda mengalami hari yang lebih buruk dari perang Uhud?" Lalu Rasulullah SAW menjawab:

"Aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui sebelumnya. Yaitu saat aku menemui suatu kaum kaum di kampung Aqabah (Thaif). Ketika itu, aku bermaksud menemui Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (untuk meminta bantuan dan untuk menyebarkan Islam).

Namun dia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pulang dalam keadaan wajah yang berdarah (karena perbuatan warga Thaif yang melempari batu).

Ketika aku berhenti di Qarnul Tsa'alib, aku melihat awan menaungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, Malaikat Jibril memanggilku dan bertanya, "Sesungguhnya Allah telah mendengar hinaan kaummu dan penolakan mereka terhadapmu. Kini Allah SWT telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu."

Kemudian, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Rasulullah SAW apakah beliau berkenan jika dua gunung yang ada di kota Makkah itu ditimpakan kepada mereka sebagai pembalasan. Rasulullah ternyata menolak tawaran itu.

Tidak terbesit sedikitpun di dalam hati beliau niat untuk membalas sikap buruk mereka, "Aku berharap mudah-mudahan Allah SWT mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun." (HR. Imam Bukhari)