Agama Islam membiasakan umatnya untuk senantiasa berdoa ketika akan melakukan hal-hal baik. Tak terkecuali saat berkendara.Berkendara menuju tujuan tertentu, sudah sepatutnya mengharapkan ridho dan keselamatan dari Allah SWT. Selain berserah, kita bisa memanjatkan doa yang disyariatkan.
Tujuan dari membaca doa naik kendaraan tidak lain agar Allah senantiasa menyertai hamba-Nya dan berada di dalam lindungan. Anda bisa membiasakan dengan menghafal atau membaca ketika akan menumpang atau mengendarai kendaraan.
Terkait dengan itu, berikut ini adalah ulasan tentang doa naik kendaraan yang bisa dihafalkan, lengkap dengan penjelasannya. Seperti apa bentuk doa untuk berbagai moda transportasi tersebut? Simak ulasan berikut ini.
Doa Naik Kendaraan
Doa naik kendaraan bisa diamalkan bagi Anda yang biasa bepergian. Khususnya saat mudik atau tujuan yang jauh. Istilah bepergian ini biasa disebut dengan Safar. Anda juga bisa mencari tahu lebih lanjut tentangnya dengan kata kunci Doa Safar.
Di dalam Islam, terdapat berbagai doa naik kendaraan yang digolongkan berdasarkan jenis moda transportasi. Mulai dari kendaraan darat, laut, dan udara.
1. Doa Naik Kendaraan untuk Semua Moda Transportasi
الحَمْدُ للهِ/سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Alhamdulillāhilladzī/subhānalladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūna.
Artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami. Padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sungguh, kami akan kembali kepada Tuhan kami”.
2. Doa Naik Kendaraan Laut
بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ - وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ-
Bismillâhi majrêha wa mursâhâ, inna rabbî la ghafûrur rahîm. Wa mâ qadarullâha haqqa qadrihî, wal ardhu jamî‘an qabdhatuhû yaumal qiyâmah, was samâwâtu mathwiyyâtum bi yamînihî, subhânahû wa ta‘âlâ ‘an mâ yusyrikûn.
Artinya, “Nuh berkata, ‘Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.’ Sungguh Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,’ (Surat Hud ayat 41). Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan,” (Surat Az-Zumar ayat 67).
Selain doa di atas, ada juga doa naik kendaraan laut yang lain, yakni sebagai berikut.
بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Bismillâhi majrêha wa mursâhâ, inna rabbî la ghafûrur rahîm.
Artinya, “Dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang".
2. Doa Naik Kendaraan Udara
اللهُ أَكْبَر، اللهُ أكْبر، الله أكْبَر، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Subhanalladzi sakkhoro lana hadza wa maa kunnaa lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibun, allahumma inna nas’aluka fii safarinaa hadzal birro wat taqwa wa minal ‘amal maa tardho, allahumma hawwin ‘alaina safarona hadza wa athwi ‘annaa bu’dahu, allahumma antas shohibu fis safari wal kholifatu fil ahli, allahumma inni a’udzubika min wa’tsaais safari wa kaabatil mandzhori wa suuil munqolibi fil maali wal ahli.
Artinya, “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Maha besar. Maha Suci Allah yang telah menundukkan (pesawat) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kepada Allah lah kami kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridhai".
Doa dalam Perjalanan
Berhubungan dengan perjalanan, Nabi Muhammad SAW senantiasa menganjurkan umatnya untuk menyambung tali silaturahmi.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barang siapa ingin dibentangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, hendaknya menyambung tali silaturahmi. [HR. al-Bukhâri dan Muslim]
Dari hadits di atas, Anda bisa mengimaninya dengan melakukan perjalanan menuju tempat saudara. Baik yang jauh maupun dekat.
Orang yang melakukan perjalanan jauh disebut musafir. Istilah tersebut berasal dari kata Safar yang sempat disinggung pada awal pembahasan. Terdapat doa musafir yang bisa diamalkan. Diketahui bahwa doa ini ditujukan kepada orang yang ditinggalkan. Diriwayatkan oleh beberapa perawi, berikut bunyinya:
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَتَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah, Dzat yang tidak akan mengabaikan titipan-Nya”.
Sekilas tentang Adab Berkendara
Imam Nawawi juga sempat membahas tentang adab berkendara bagi Muslim melalui kitabnya yang berjudul A-Adzkar. Berikut poin-poin yang perlu diperhatikan:
- Berwasiat.
- Terdapat saksi saat berwasiat.
- Pamit dan meminta maaf kepada orang-orang yang menemani kita sehari-hari.
- Meminta restu dari orang tua, guru, atau orang yang dihormati.
- Bertaubat kepada Allah SWT.
- Meminta pertolongan Allah SWT agar perjalanan dimudahkan.
- Mengantongi pedoman tentang adab di lokasi tujuan.
Demikianlah penjelasan mengenai doa naik kendaraan. Hakikat berkendara adalah mendatangi tempat tujuan. Agar selalu dalam lindungan Allah, Anda bisa mengamalkan beberapa doa yang dijelaskan di atas.