Idgham bilagunnah merupakan salah satu hukum tajwid saat membaca Al-Quran. Idgham secara bahasa memiliki arti memasukkan. Secara istilah, apabila terdapat huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham maka dibacanya menjadi satu atau bertasydid.
Dalam Islam, sebagai kitab suci Al-Quran dijadikan pedoman hidup yang tidak bisa dibaca seperti membaca buku pada umumnya. Terdapat beberapa aturan saat membacanya, salah satunya menggunakan hukum tajwid.
Hukum tajwid dalam berguna agar yang kita baca tidak salah makna atau tidak mengalami pergeseran makna. Al-Quran yang ditulis dengan menggunakan teks Arab harus dibaca dengan baik dan benar agar bisa memahami maknanya dengan sempurna.
Pengertian Idgham Bilagunnah
Kita harus membaca Al-Quran dengan baik dan benar tercantum dalam surah Al-Muzzamil ayat 4. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Al-Quran harus dibaca dengan tartil dan perlahan-lahan.
Para ulama di berbagai belahan dunia sudah bersepakat bahwa mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardu ain bagi setiap muslim dan muslimah. Hal ini akan mempengaruhi terhadap kualitas bacaan dan pemahaman kita mengenai firman Allah SWT.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, idgham memiliki arti memasukkan, dan bilagunnah memiliki arti tidak mendengung. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa idgham bilagunnah yaitu memasukkan huruf yang satu dengan huruf selanjutnya tanpa mendengung.
Idgham terjadi apabila terdapat huruf nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf lam dan ro. Namun apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya, nun, mim dan wau maka dibacanya mendengung karena termasuk ke dalam hukum idgham bigunnah.
Perlu diingat bahwa ketika kita membaca Al-Quran harus pelan-pelan dan tidak terburu-buru. Hukum idgam bilagunnah tidak akan berlaku apabila nun mati atau tanwin tidak terdapat dalam satu kata dalam Al-Quran.
Perbedaan Idgham Bigunnah dan Idgham Bilagunnah dan Cara Membacanya
Perbedaan yang paling mudah dilihat dari idgham bilagunnah dan idgham bigunnah, adalah dari cara pelafalannya dengan mendengung dan tidak mendengung. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Idgham Bigunnah
Idgham bigunnah merupakan idgham yang dibacanya dengan gunnah atau didengungkan. Dalam idgham bigunnah, nun sukun atau tanwin tersebut dimasukkan dan disertai dengan dengung selama 2 harakat.
Huruf-huruf hijaiah yang termasuk ke dalam idham bigunnah adalah huruf ya, nun, mim, dan wau. Jadi apabila terdapat nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf tersebut maka membacanya harus didengungkan.
2. Idgham Bilagunnah
Idgham Bilagunnah merupakan idgham yang dibaca tanpa menggunakan gunnah atau tidak didengungkan. Dalam idgham ini, nun sukun atau tanwin yang dibaca dimasukkan dengan sempurna pada huruf selanjutnya.
Huruf hijaiah yang termasuk ke dalam idgham ini yaitu huruf lam dan ro. Jadi apabila terdapat nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf tersebut maka membacanya harus disatu hurufkan dengan huruf setelahnya.
Misalnya:
- Dalam lafaz min ladunka terdapat huruf nun yang bertemu dengan huruf lam maka dibacanya menjadi milladunka.
- Dalam lafaz lathiifun limaa terdapat huruf nun mati yang bertemu dengan huruf lam maka dibacanya menjadi lathifullimaa.
Hukum tajwid idgham bisa terjadi apabila nun sukun atau tanwin terdapat dalam kata yang berbeda di satu kalimat. Apabila nun sukun atau tanwin berada pada satu kata maka hukum tajwidnya bukan idgham, melainkan idzhar mutlak.
Idzhar mutlak terjadi apabila terdapat nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham bigunnah (ya, nun, mim dan wau) dalam satu kata. Hukum bacaan ini sesuai dengan makhrajnya.
Idgham bilagunnah dalam Al-Quran cukup banyak ditemukan dan tentunya harus dipelajari dan diingat dengan baik. Ketika kita mempelajari dan menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan kita maka Allah SWT akan menjanjikan pahala yang besar bagi hambanya.