Kisah dongeng merupakan cerita fiksi yang pada umumnya memuat nilai moral tertentu tentang kehidupan. Dongeng sebelum tidur dapat berupa kisah cerita rakyat ataupun fabel.
Dongeng fabel mengisahkan kehidupan hewan yang memiliki perilaku seperti manusia. Hal ini yang membedakan fabel dengan jenis cerita dongeng lainnya.
Dongeng fabel dapat memberikan ajaran moral dan menunjukkan ciri-ciri buruk yang ada pada manusia melalui sifat binatang. Melalui tokoh binatang, pesan-pesan moral bisa disampaikan oleh penulis agar tidak meniru sifat-sifat tidak baik.
Di antara banyaknya dongeng yang dapat dikisahkan kepada si kecil, dongeng anak berjudul singa dan tikus dapat menjadi pilihan
Dongeng Singa dan Tikus
Dongeng Singa dan Tikus ini mengisahkan tentang kehidupan dua hewan yang sangat bertolak belakang. Singa dikenal sebagai penguasa hutan yang kuat dan gagah.
Sedangkan tikus adalah seekor hewan bertubuh kecil yang penakut dan gemar bersembunyi. Alkisah hiduplah seekor singa yang sangat ditakuti oleh para penghuni hutan belantara.
Selain karena ukuran tubuhnya yang besar, suara dari singa yang menggelegar juga bisa membuat hewan-hewan lainnya takut. Sang singa adalah hewan yang sombong dan angkuh. Ia merasa paling berkuasa di hutan tersebut.
Singa selalu menghabiskan hidupnya dengan berburu dan tidur. Jadi, setengah harinya akan dilalui dengan berburu hewan-hewan yang lebih kecil darinya.
Lalu, setengah harinya lagi dihabiskan untuk tidur di dalam gua. Ketika singa sedang pergi untuk berburu makanan di hutan, datanglah seekor tikus yang merasa sangat penasaran dengan gua tempat tinggal singa.
Tikus masuk ke dalam gua dengan memberanikan diri. Pada saat berada di dalam gua, singa baru saja pulang dari berburu.
Tikus yang mengetahui singa sudah pulang pun merasa ketakutan sehingga memutuskan untuk bersembunyi. Singa yang lelah seusai berburu memutuskan untuk tidur sejenak untuk melepas lelah.
Dengkuran keras singa yang menggelegar di dalam gua membuat tikus terkejut dan mengetahui kalau singa sedang tertidur pulas. Tikus berpikir, inilah saat yang tepat untuk melarikan diri.
Sayangnya, saat tikus melangkah keluar dari gua, ekornya mengenai kaki singa sehingga membuat raja hutan tersebut terbangun dari tidur pulasnya. Singa yang terbangun langsung waspada karena ia merasa ada hewan lain yang berada di dekatnya.
Saat melihat ada seekor tikus di dekatnya, tangan singa kemudian mencengkram hewan bertubuh kecil itu. Singa ingin menjadikan tikus sebagai santapan makan malamnya.
Namun, begitu ia mengutarakan niat tersebut, sang tikus menangis sambil memohon ampun kepada singa. Tikus memohon dengan putus asa untuk tidak memakannya dan membiarkannya hidup.
Ia menawarkan sebuah kesepakatan kepada singa. Kalau singa melepaskannya dan membiarkannya hidup, ia akan membalas kebaikan singa dengan menolongnya ketika sedang mengalami kesulitan.
Mendengar hal tersebut, singa tertawa dan mencemooh tikus.
Singa merasa kalau hewan yang tubuhnya lebih kecil darinya tak akan mungkin bisa membantunya.
Berhubung singa merasa kalau penawaran tikus sangat lucu dan tidak masuk akal, ia melepaskan tikus dari cengkramannya. Tikus yang telah dibebaskan dari singa kemudian langsung berlari menuju ke tengah hutan karena takut singa berubah pikiran.
Selama ia berlari, tikus tetap mengingat kebaikan singa yang melepaskannya begitu saja tanpa menyerang atau menyakitinya. Tikus benar-benar berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas budi kepada singa yang baik hati.
Lalu di kemudian hari, saat singa sedang berburu mangsa di hutan. Secara tak sengaja kakinya terjerat perangkap pemburu, sehingga seluruh tubuhnya terperangkap dalam jaring.
Setelah meronta-meronta dan berusaha sekuat tenaga, singa ternyata tetap tidak bisa melepaskan jaring perangkap tersebut. Satu hal yang bisa dilakukan adalah mengaung dengan keras meminta bantuan pada hewan-hewan yang ada di hutan.
Tapi berhubung hewan hutan sangat takut dengan singa, tak ada yang berani mendekat apalagi menolongnya. Suara auman dari singa yang sangat kencang ini terdengar oleh tikus.
Tikus langsung berlari menuju ke arah suara singa. Sesampainya di sana, ia melihat singa yang sedang terperangkap di dalam jaring jebakan.
Tikus langsung segera menolong singa dengan cara menggigit tali perangkap. Dengan tekun, tikus terus menggigit tali hingga semuanya lepas sehingga singa pun akhirnya bisa keluar dari dalam perangkap pemburu.
Setelah terlepas, singa langsung berterima kasih kepada tikus karena telah menyelamatkannya. Jika sampai singa tak bisa keluar dari dalam perangkap maka dirinya akan dibunuh dan dibawa oleh pemburu.
Ia sangat terharu dengan tikus karena berani menolongnya saat hewan lain bahkan tidak berani mendekat. Tikus pun memberitahu singa kalau hal yang dilakukan adalah balas budi karena singa telah berbaik hati kepadanya dengan melepaskannya saat tertangkap di dalam gua.
Mendengar kalau tikus menganggap singa baik hati, singa lebih terharu karena ada yang menganggapnya baik hati. Sejak kejadian tersebut, singa akhirnya berteman dekat dengan tikus.
Kepribadian singa yang tadinya angkuh berubah menjadi lebih ramah dan bersahabat.
Pesan Moral Dongeng Singa dan Tikus
Di dalam dongeng ini ada pesan moral tentang persahabatan antara dua hewan yang bertolak belakang yakni tikus dan singa. Selain itu, kita diajarkan selalu berbuat kebaikan kepada orang lain.
Semua makhluk hidup harus hidup berdampingan dengan saling tolong-menolong. Jika kita suka menolong orang lain, kelak di kemudian hari kita juga menerima bantuan dari orang tersebut.
Masih ada lagi pesan moral dari dongeng Singa dan Tikus, yaitu hiduplah dengan ramah dan baik hati. Hindari bersikap angkuh, tinggi hati, dan sombong seperti singa karena bisa menjerumuskan hidup kita.
Selain itu dongeng untuk anak- anak ini mengajarkan untuk selalu berbuat baik. Kebaikan yang dilakukan memiliki cara untuk kembali ke diri sendiri dengan cara yang tidak terduga.
Singa menunjukkan kebaikan kepada tikus lucu dengan tidak membunuhnya karena mengganggu tidurnya. Tindakan kebaikannya kembali kepadanya dalam bentuk bantuan tikus.
Penting juga untuk dipahami bahwa terlepas dari seberapa besar kuat, seseorang juga bisa menerima masalah.