Melamar kerja mengharuskan pelamar memenuhi dokumen persyaratan yang ditentukan oleh pelamar. Misalnya yang paling umum adalah CV dan riwayat hidup.
Selain itu, terdapat beberapa posisi yang dapat ditunjang dengan adanya portofolio. Singkatnya, dokumen tersebut berguna untuk memudahkan perekrut dalam menilai keahlian pelamar. Lantaran portofolio berisi hasil pekerjaan dan pencapaian yang didapatkan.
Secara harfiah sebagaimana yang dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), portofolio diartikan sebagai tas untuk surat-surat, sampul kulit, dompet, dan pimpinan departemen.
Mengutip dari Cake Resume, portofolio lamaran kerja adalah dokumen yang kamu serahkan kepada perusahaan ketika melamar kerja. Adapun yang dimuat di dalamnya yaitu hal rinci tentang hal-hal yang dapat meningkatkan nilai pelamar di mata perekrut. Misalnya pencapaian di tempat kerja sebelumnya, piagam dan sertifikat penghargaan, atau tanda mengikuti kursus yang berkaitan bidangnya.
Dapat beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan dokumen yang sengaja disusun untuk merenteng hasil karya, pencapaian, dan rangkuman mengenai aktivitas di bidang tertentu.
Portofolio bisa dibuat dalam bentuk online dan offline. Disarankan untuk Anda memiliki keduanya agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perekrut.
Akan lebih baik apabila portofolio disusun dengan rapi dan bagus agar terlihat profesional. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan perekrut untuk menerima Anda. Pertimbangan tersebut bisa saja datang dari penilaian terhadap karya yang ditinjau dari keahlian dan dedikasi berdasarkan apa yang termuat di dalam dokumen tersebut.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas lebih lanjut tentang contoh portofolio lamaran kerja. Berikut penjelasannya.
Perbedaan CV dan Portofolio
Selain contoh portofolio lamaran kerja. Sebaiknya Anda juga mengetahui apa saja perbedaan dari CV dan portofolio. Melansir dari Cake Resume, berikut penjelasannya.
1. Isi
Informasi pada CV memuat tentang informasi. Sementara portofolio berisikan pencapaian yang berhasil diraih.
2. Tujuan
CV dibuat dengan tujuan menginformasikan tentang diri. Sementara portofolio bertujuan untuk menunjukkan sisi atau pencapaian profesional tertentu yang menunjang kinerja. Misalnya piagam dan sertifikat di bidang yang sesuai dengan pekerjaan yang dilamar.
3. Sifat
CV bersifat umum, yaitu membahas tentang profil diri masing-masing. Demikian dengan informasi yang termuat di dalamnya. sementara portofolio lebih spesifik, biasanya menyesuaikan dengan bidang yang tengah dilamar.
Contoh Portofolio
Portofolio Profesional
Profesionalitas bisa digambarkan dari perilaku mengikuti zaman yang menunjukkan mudah beradaptasi dengan teknologi dan pengetahuan. Tak terkecuali dengan pembuatan dan pengunggahan portofolio.
Selain membuatnya dalam bentuk digital dengan format tertentu berupa file, terdapat cara lain untuk memberikan kesan profesionalitas yang bisa menjadi daya tarik di mata perekrut. Tidak lain adalah melalui website.
Singkatnya, Anda bisa membuat website khusus untuk membuat portofolio. Tujuannya adalah memudahkan perekrut atau calon klien untuk melihat karya Anda.
Namun, pastikan Anda menentukan tema dan layout yang matang. Misalnya dengan memilih warna tertentu yang bisa menjadi ciri khas. Kemudian pemilihan diksi yang menyesuaikan dengan pangsa pasar.
Adapun beberapa poin singkat yang bisa dijadikan sebagai patokan dalam membuat portofolio adalah berikut ini:
1. Organisir foto karya ke dalam susunan layaknya galeri atau folder.
2. Jelaskan studi kasus dan proses dalam pembuatannya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan tidak mengesampingkan profesionalitas.
Demikian penjelasan lengkap mengenai contoh portofolio lamaran kerja. Patut diketahui bahwa dokumen ini sangat direkomendasikan untuk dibuat bagi Anda yang bekerja di bidang kreatif seperti desain grafis, desain produk, web developer, content creator, digital marketing, video editor, videografer, fotografer, dan semacamnya.
Tips Membuat Portofolio
1. Kumpulkan Karya
Tips membuat portofolio yang pertama yaitu dengan mengumpulkan karya yang pernah dibuat. Pastikan Anda sudah mengorganisirnya agar perekrut mudah menemukan apa yang mereka cari.
Golongkan hasil karya berdasarkan jenisnya. Cantumkan judul, penjelasan singkat, dan waktu pembuatan atau publikasi.
2. Pahami Kualifikasi dan Persyaratan Lowongan Kerja
Selain itu, Anda juga patut memahami kualifikasi yang diminta perekrut. Tujuannya adalah memudahkan dalam menyusun portofolio. Dengan begitu, Anda mengetahui bagian mana yang harus disorot.
3. Tentukan Cara Membuat Portofolio
Tips ini mengacu pada bentuk portofolio digital atau konvensional. Apabila Anda melamar untuk lowongan secara daring, maka dokumen wajib dikirimkan berbentuk digital.
Sementara apabila ada perekrut yang ingin persyaratan yang dikirimkan secara langsung atau hard file, maka Anda bisa mencetak portofolio tersebut. Maka dari itu, pastikan Anda mengetahui metode rekrutmen yang ditentukan.
4. Struktur Penulisan
Susun poin-poin pada portofolio mulai dari perkenalan secara singkat. Namun, Anda tidak boleh berlarut-larut pada poin ini. Hal ini mengacu pada portofolio sejatinya menyorot karya. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat pada contoh portofolio lamaran kerja di atas.
5. Publikasi
Selain membuat portofolio untuk kerja, Anda juga bisa mempublikasikannya sebagai ajang promosi. Caranya yaitu melalui media sosial atau akun portal pekerjaan seperti Linkedin, Glints, Street Job, Kalibrr, dan lain-lain.