6 Penyebab Stunting pada Anak yang Harus Dihindari para orang Tua

Pexels
Ilustrasi, anak-anak.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
16/6/2023, 11.52 WIB

Stunting adalah kondisi ketika seorang anak kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang. Efeknya, pertumbuhan anak baik metabolisme maupun fisik anak terganggu.

Bahkan, stunting juga berdampak pada kemampuan psikologis dan kognitif anak. Umumnya, gejala stunting pada anak akan terlihat saat buah hati beranjak usia 2 tahun.

ciri-ciri fisik seorang anak yang mengalami stunting adalah perawakan yang pendek. Pasalnya, ciri tersebut menjadi salah satu tanda pertumbuhan tulang anak yang kurang optimal.

Penyebab Stunting pada Anak

Ilustrasi Anak (Pexels)

Dikutip dari laman alodokter.com, faktor utama penyebab stunting adalah kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Namun bukan hanya itu, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi stunting pada anak.

Berikut ulasan beberapa faktor penyebab stunting pada anak yang harus diwaspadai orang tua.

1. Ibu Hamil Kekurangan Asupan Gizi

Penyebab stunting yang pertama adalah kurangnya asupan gizi untuk buah hati sejak dalam kandungan. Setidaknya, ada 20% kasus stunting sudah terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan.

Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi oleh ibu ketika tengah mengandung. Kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan ibu hamil mengalami anemia.

Akibatnya, janin didalam kandungan tidak dapat berkembang dengan baik.

2. Perawatan Kurang Optimal Setelah Melahirkan

Faktor penyebab stunting yang lainnya yakni perawatan yang tidak optimal terhadap bayi dan ibu pasca melahirkan. Ibu wajib mengkonsumsi makanan yang sehat agar tetap sehat.

Selain itu, ibu pasca melahirkan cenderung dapat mengalami kelelahan kronis, depresi, dan sindrom baby blues. Oleh sebab itu, kesehatan fisik dan mental ibu pasca melahirkan perlu diperhatikan.

Pasalnya, kondisi ibu setelah melahirkan dapat mempengaruhi kualitas ASi yang dihasilkan. Jika ibu dalam kondisi sehat, maka anak pun memperoleh ASI yang cukup dalam masa perkembangannya.

Selain itu, terapkan ASI eksklusif agar pertumbuhan anak semakin baik. Ingat, ASI sangat penting untuk 1.000 hari pertama bayi karena bisa memperkuat imunitasnya.

3. Gizi Anak Tidak Terpenuhi

Ilustrasi Makanan Sehat untuk tips pola makan diet sehat (Katadata)

Anak perlu mendapatkan nutrisi yang cukup pada 2 tahun pertama kehidupannya. Sebab, kurangnya asupan nutrisi seperti protein, zinc (seng) dan zat besi menjadi faktor utama penyebab terhambatnya pertumbuhan fisik anak.

Tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak dapat disebabkan beberapa faktor, seperti posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang buruk hingga makanan pendamping ASI yang kurang berkualitas.

4. Pola Asuh Orang Tua

Penyebab stunting keempat adalah pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak. Pola asuh nyatanya sangat berperan dalam tumbuh kembang anak.

Pola asuh yang kurang efektif bahkan dapat menjadi penyebab stunting. Pasalnya, hal ini berkaitan erat dengan praktik pemberian makanan kepada anak.

Ketika orang tua tidak memperhatikan asupan gizi yang Si Kecil butuhkan, risiko stunting tidak bisa dihindari.

5. Sanitasi dan Kebersihan

Keterbatasan akses untuk air bersih ternyata juga berperan dalam risiko stunting. Pasalnya, anak yang tumbuh lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak cenderung mudah terkena penyakit.

Ditambah lagi rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, infeksi berulang yang tidak tertangani ini bisa menghambat pertumbuhannya sampai berujung stunting.

6. Infeksi

Faktor lain penyebab stunting adalah karena penyakit tertentu yang konstan dan berulang. Hal ini dapat menyebabkan imunitas tubuh tidak bekerja maksimal dan tubuh memerlukan nutrisi lebih untuk pulih.

Gejala Stunting pada Anak

Ilustrasi Anak (Pexels)

Kondisi stunting dapat dilihat dari 1000 hari awal kehidupan anak. Sebab hingga usianya dua tahun, anak-anak rentan mengalami gangguan pertumbuhan, terutama tinggi badan tidak normal.

Selain pertumbuhan fisik yang tidak normal, ada beberapa gejala stunting lainnya yang mungkin terjadi. Berikut ulasan gejala stunting pada anak agar dapat segera ditangani.

1. Pertumbuhan Melambat atau Sangat Lambat

Salah satu gejala stunting yang dapat dideteksi dengan cepat adalah pertumbuhan anak yang melambat atau bahkan sangat lambat. Meski tidak semua keterlambatan perkembangan anak adalah gejala stunting, Anda tetap harus waspada.

Ketidakmampuan perkembangan anak mencapai kecepatan normal seusianya tergolong gangguan pertumbuhan. Tidak hanya tinggi, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan gigi dan tulang yang tidak signifikan, bentuk wajah yang tidak sesuai dengan anak lainnya, serta gangguan neurologis.

2. Pemalu

Seiring waktu, gangguan neurologis menurunkan fungsi memori dan fokus anak ketika belajar. Tidak jarang sulit konsentrasi juga berpengaruh pada cara berkomunikasi.

Anak berumur 8-10 tahun pengidap stunting tampak lebih pendiam dan pemalu, sehingga tak banyak interaksi yang ia lakukan dengan lingkungan di sekitarnya.

3. Berat Badan Terus Menurun

Berat badan yang tidak bertambah atau malah menurun juga termasuk stunting. Gejala ini biasanya disebabkan oleh kalori yang terbakar dengan mudah, tidak menyantap makanan sehat, atau rendahnya metabolisme tubuh.

Akibatnya, anak mudah sakit dan keterlambatan masa pubertas bagi perempuan.

Demikian ulasan mengenai enam penyebab stunting yang wajib diketahui orang tua. Selain mengetahui penyebab stunting, mendeteksi gejala stunting sedini mungkin juga harus dilakukan oleh para orang tua.

Segera ke dokter jika anak mengalami penyebab dan gejala yang disebutkan di atas. Selain itu, pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan tumbuh kembang anak perlu rutin dilakukan oleh dokter atau posyandu, sehingga dapat menghindari faktor penyebab stunting.