Stunting adalah kondisi ketika seorang anak kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang. Efeknya, pertumbuhan anak baik metabolisme maupun fisik anak terganggu.
Selain karena kekurangan asupan gizi, stunting juga dapat disebabkan, infeksi berulang, dan simulasi psikososial. Tentunya stunting tidak boleh dibiarkan, karena gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari pada anak.
Pencegahan Stunting pada Anak
Dikutip dari laman halodoc.com, bukan hanya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tinggi badan anak, tetapi stunting dapat memicu berbagai penyakit pada anak yang mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.
Berikut langkah pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan orang tua.
1. Perhatikan Nutrisi Sejak dalam Kandungan
Salah satu faktor penyebab stunting pada anak dimulai sejak dalam kandungan. Setidaknya, ada 20% kasus stunting sudah terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan.
Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi oleh ibu ketika tengah mengandung. Kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan ibu hamil mengalami anemia.
Akibatnya, janin didalam kandungan tidak dapat berkembang dengan baik. Untuk itu, penting memperhatikan nutrisi si anak sejak dalam kandungan, dengan cara memenuhi kebutuhan gizi si ibu yang tengah mengandung.
Kurang gizi tidak hanya mempengaruhi fisik ibu hamil, tetapi juga kondisi psikologisnya. Berikut beberapa gejala yang menjadi tanda kebutuhan gizi ibu hamil tidak terpenuhi dengan baik.
Mudah Sakit
Zat gizi seperti vitamin dan mineral bermanfaat untuk meningkatkan fungsi sistem imun. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik, kekebalan tubuh akan melemah dan membuat ibu hamil jadi lebih mudah sakit.
Berat Badan Tidak Bertambah
Kehamilan akan membuat berat badan meningkat dibandingkan sebelum hamil. Jika berat badan saat hamil tetap atau malah menurun, ini merupakan ciri-ciri kurang gizi pada janin dan ibu hamil.
Anemia
Kurang darah atau anemia juga bisa menjadi pertanda Bumil tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Anemia dapat terjadi saat Bumil kekurangan zat besi dan asam folat, yaitu nutrisi yang penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dan janin di dalam kandungan.
Gejala yang bisa Bumil kenali dari anemia antara lain adalah cepat merasa lelah, sesak napas, sering pusing, jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi, serta pucatnya kulit, bibir, dan kuku.
2. Perhatikan Gizi 1000 hari Pertama Anak
Anak perlu mendapatkan nutrisi yang cukup pada 2 tahun pertama kehidupannya. Sebab, kurangnya asupan nutrisi seperti protein, zinc (seng) dan zat besi menjadi faktor utama penyebab terhambatnya pertumbuhan fisik anak.
Tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak dapat disebabkan beberapa faktor, seperti posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang buruk hingga makanan pendamping ASI yang kurang berkualitas.
Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
3. Peran Orang Tua untuk Mencegah
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu.
Orang tua harus memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin. Calon ibu juga harus memeriksakan kandungan minimal empat kali selama kehamilan.
Perlu diingat, pola asuh yang kurang efektif bahkan dapat menjadi penyebab stunting. Pasalnya, hal ini berkaitan erat dengan praktik pemberian makanan kepada anak.
Ketika orang tua tidak memperhatikan asupan gizi yang Si Kecil butuhkan, risiko stunting tidak bisa dihindari.
4. ASI Eksklusif dan Imunisasi
Cara selanjutnya untuk mencegah stunting adalah beberapa tindakan yang dilakukan terhadap anak. Terapkan IMD, imunisasi, dan pemberian ASI eksklusif.
IMD adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu agar terbiasa dan membantu keberlangsungan pemberian ASI eksklusif.
Selain itu, lakukan imunisasi kepada bayi. Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit menular dengan memberi vaksin kepada bayi secara berkala. Bayi pun menjadi tidak rentan terhadap penyakit.
5. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Langkah pencegahan stunting pada anak selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan secara rutin. Pemeriksaan tersebut wajib dilakukan pada masa kehamilan, pasca melahirkan dan 1000 hari pertama anak.
Ibu hamil tidak boleh mengalami kondisi yang membahayakan sang anak seperti memiliki penyakit menular, anemia, dan lain sebagainya. Pengecekan ini juga dapat menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut jika terlanjur muncul.
6. Akses Sanitasi dan kebersihan
Langkah pencegahan stunting yang terakhir adalah dengan meningkatkan kebersihan. Pastikan lingkungan rumah dalam kondisi yang baik dan bersih.
Buanglah sampah secara rutin, kuras bak mandi secara rutin, dan masih banyak lagi.
Demikian penjelasan mengenai langkah pencegah stunting. Edukasi mengenai stunting harus disampaikan demi terwujudnya generasi bangsa yang sehat dan cerdas.