7 Dampak Negatif Media Sosial untuk Anak-anak

Pexel
Ilustrasi, media sosial Instagram.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
21/6/2023, 10.40 WIB

Media sosial adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi saat ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media sosial diartikan sebagai laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat dalam jaringan sosial.

Artinya dengan menggunakan media sosial, manusia akan lebih mudah terhubung satu sama lain. Selain mempermudah jangkauan komunikasi, pengguna media sosial kerap kali menjadikan media sosial sebagai tempat mengekspresikan diri.

Dampak Negatif Media Sosial yang Patut Diwaspadai

Ilustrasi telaah media sosial (123rf.com/peerayut nantajeeworawat)

Meski kehadiran media sosial membawa dampak positif, tidak menutup kemungkinan munculnya dampak negatif bila digunakan secara berlebihan. Lantas, apa saja dampak negatif media sosial yang digunakan secara berlebihan? Berikut ulasan dampak negatif media sosial bagi anak-anak yang dikutip dari laman kominfo.go.id.

1. Depresi dan Kecemasan

Dampak negatif media sosial yang pertama adalah dapat berujung pada depresi dan kecemasan. Sebab, jika anak menghabiskan waktu terlalu lama bermain media sosial terbukti dapat membuat dampak buruk pada suasana hati.

Para pengguna media sosial secara berlebihan lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental yang serius, termasuk gejala kecemasan dan depresi. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Computers and Human Behavior pada 2017 menyebutkan, bahwa terdapat hubungan antara jumlah platform media sosial yang dipakai dengan gejala gangguan kecemasan yang diderita seseorang.

Meski belum ada penjelasan yang memadai, namun penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki banyak akun dari banyak platform media sosial berisiko tiga kali lebih banyak untuk mengalami gangguan kecemasan ketimbang orang yang menggunakan media sosial tak sampai tiga platform.

2. Cyberbullying

Pelaku perundungan tidak hanya terjadi di kehidupan nyata saja, namun bisa dilakukan secara online. Istilah untuk perilaku ini adalah cyberbullying.

Kemudahan pengguna media sosial untuk memiliki akun anonim yang bisa membuat seseorang menjadi pelaku bullying. Sebuah penelitian yang dikeluarkan Universitas Teknologi Sydney menjadikan cyberbullying sebagai satu dari enam sisi kelam media sosial.

Dampak negatif dari hal ini adalah menimbulkan luka mental yang bisa mendorong seseorang melukai diri sendiri atau mengambil nyawa mereka sendiri dalam beberapa kasus.

3. Mempengaruhi Kualitas Tidur

Ilustrasi, tidur (Freepik)

Manusia biasanya menghabiskan malam hari dalam kegelapan. Tetapi sekarang, kita dikelilingi oleh pencahayaan buatan sepanjang siang dan malam.

Penelitian telah menemukan bahwa hal ini dapat menghambat produksi hormon melatonin tubuh yang memfasilitasi tidur. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar smartphone dan laptop, dikatakan sebagai penyebab terburuknya.

Dengan kata lain, jika berbaring di atas kasur pada malam hari sambil memeriksa Facebook dan Twitter, kemungkinan akan tertidur dengan gelisah.

4. Memberi Efek Kecanduan

Terlepas dari argumen beberapa peneliti bahwa twitter mungkin lebih sulit untuk ditolak daripada rokok dan alkohol. Kecanduan media sosial masih belum disertakan dalam manual diagnostik terbaru untuk gangguan kesehatan mental.

Daria Kuss dan Mark Griffiths dari Universitas Nottingham Trent di Inggris telah menganalisis 43 penelitian tentang masalah tersebut, menyimpulkan bahwa kecanduan media sosial adalah masalah kesehatan mental yang "mungkin" memerlukan perawatan profesional.

Mereka menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan memiliki keterkaitan dengan masalah hubungan, prestasi akademis yang lebih buruk dan partisipasi yang kurang dalam komunitas offline.

5. Fear of Missing Out (FOMO)

Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena dimana seseorang merasa takut ketinggalan berbagai hal viral atau populer yang sedang trendi di media sosial. Fenomena ini sebenarnya sudah berkembang sejak lama, sebelum merebaknya platform media sosial.

Namun, dewasa ini media sosial membuat fenomena FOMO menjadi lebih akut dan berbahaya. Gagasan jika melewatkan hal-hal tertentu, terutama yang sedang viral atau populer, dapat mempengaruhi harga diri, memicu kecemasan, dan memicu penggunaan media sosial yang lebih besar.

FOMO dapat memaksa untuk memeriksa gadget setiap beberapa menit sekali untuk memeriksa pembaruan notifikasi, atau secara kompulsif menanggapi setiap hal yang lewat di timeline media sosial.

6. Menimbulkan Rasa Tidak Percaya Diri

Cara Membuat Stiker Instagram Sendiri (Unsplash)

Saat melihat akun instagram populer milik selebritis, seseorang akan mendapati bahwa mereka sangat cantik dalam berdandan dan berpakaian. Barang-barang mahal yang mereka miliki, dan tubuh yang berbentuk ideal sempurna adalah hal-hal yang ditonjolkan.

Tentu saja, melihat begitu banyak orang yang dianggap sempurna menurut standar masyarakat setiap harinya dapat membuat insecure tentang betapa berbedanya diri dan tubuh sendiri dengan foto-foto yang terpampang di media sosial. Seseorang lantas membentuk citra tubuh yang negatif tentang diri sendiri dan berusa untuk memperbaikinya, mengikuti standar media sosial.

Sayangnya tidak semua orang sampai pada kesimpulan yang sehat dalam situasi ini. Bahwa penting untuk diingat bahwa setiap orang adalah manusia, dan tidak ada yang bangun setiap hari dengan penampilan seperti supermodel.

7. Mempengaruhi Hubungan Nyata

Semua orang tentu pernah berkumpul bersama teman-teman, dengan harapan untuk bertukar kabar dan cerita sambil melepas rindu secara face to face. Namun yang terjadi kemudian adalah masing-masing sibuk dengan ponselnya dan tidak acuh dengan keadaan sekitar yang lebih nyata.

Telah menjadi sebuah isu lama bahwa kehadiran ponsel dapat mempengaruhi dan mengganggu interaksi langsung antar manusia, terlebih sejak kehadiran smartphone yang seolah dapat mengatasi segalanya. Hubungan romantis juga tidak kebal dari pengaruh media sosial.

Para peneliti di University of Guelph di Kanada melakukan survei pada 300 orang berusia 17-24 tahun tentang kecemburuan yang mereka rasakan yang berhubungan dengan Facebook. Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka merasa lingkungan Facebook menciptakan perasaan cemburu dan meningkatkan kekhawatiran tentang kualitas hubungan yang sedang dijalani.

Demikian tujuh dampak negatif sosial media yang patut diwaspadai orang tua. Terlebih jika digunakan secara berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.