6 Senjata Tradisional Suku Dayak untuk Berburu dan Berperang

Kemendikbud
Ilustrasi, Mandau.
Editor: Agung
5/7/2023, 15.05 WIB

Suku Dayak merupakan salah satu suku asli Indonesia mendiami pulau Kalimantan. Sama seperti suku lainnya, suku Dayak juga memilki beragam senjata tradisional.

Hingga saat ini senjata tradisional tersebut masih digunakan untuk melakukan berbagai aktvitas, seperti berburu, berperang, hingga digunakan dalam upacara adat.

Senjata tradisional suku Dayak juga memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Salah satunya yaitu adanya ukiran khas suku Dayak yang membuat tampilan senjata tersebut terkesan mewah.

Lantas, apa saja senjata tradisional yang dimiliki suku Dayak? Simak ulasan lengkapnya berikut ini. 

Senjata Tradisional Suku Dayak

Berikut ini ulasan enam senjata tradisional yang dimiliki oleh suku Dayak yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Mandau

Senjata Tradisional Suku Dayak (Good News from Indonesia)

Senjata tradisional pertama adalah yang seringkali digunakan untuk berperang atau memburu kepala musuh. Selain itu, Mandau juga sering digunakan di dalam upacara-upacara adat.

Bilah dan sarungnya, yang disebut sebagai Kumpang dalam bahasa Dayak Ngaju, adalah dua bagian yang tak bisa terpisahkan bagi sang pengguna Mandau

Beberapa sub-suku Dayak memiliki penyebutan yang berbeda untuk senjata Mandau. Salah  satunya adalah suku Dayak Kenyah yang menyebut Mandau sebagai Parang Ilang, bahkan Mandau pun memiliki beberapa variasi bentuk yang berbeda dari bentuk Mandau pada umumnya.

Ketika membuat senjata tradisional ini, para penempa senjata memang merancangnya sebagai senjata penebas. Mandau memiliki bentuk menyerupai burung Tingang sehingga hanya memiliki satu sisi yang tajam, dan pengguna Mandau terkadang memberikan ukiran-ukiran di sisi Mandau yang tumpul.

Selain itu, sarung Mandau pun biasanya diberikan ukiran-ukiran dan berbagai jimat yang disebut penyang sebagai alat perlindungan sang empunya Mandau. Gagangnya terbuat dari tanduk rusa dan dibentuk menyerupai kepala burung dengan ukiran yang menunjukkan status sosial sang pengguna dan tempat pembuatan Mandau tersebut. 

2. Bujak

Senajta tradisional berikutnya yaitu Bujak yang digunakan untuk berburu hewan di hutan. Bujak ini memiliki bentuk ukuran seperti tombak dan memiliki ukuran yang panjang serta ujungnya yang runcing yang berguna untuk melumpuhkan hewan buruan yang ditarget.

Biasanya masyarakat Dayak memberikan racun dari getah pohon ipuh diujung bujak, guna mempermudah mematikan hewan buruan. Bujak ini terbuat dari kayu pohon ulin, sehingga bujak ini bisa tahan dan awet hingga bertahun-tahun.

3. Tangkitin

Senjata Tradisional Suku Dayak (Good News from Indonesia) 

Tangkitin adalah senjata khas dari sub-suku Dayak Kanayatn dan Salako yang digunakan pada musim Bakayo (memburu kepala). Berbeda dengan Mandau Tangkitn memiliki gagang yang hanya dililit menggunakan kain merah dengan gantungan berupa samoop (batu manik dengan lubang ditengahnya).

Bentuknya pun terlihat begitu berbeda dengan Mandau dimana hulu Tangkitn melengkung, sedangkan Mandau cenderung lurus. Hulu Tangkitn yang melengkung dan berbentuk seperti salib disebut sebagai Tangkitn perempuan, lalu hulu Tangkitn yang tidak memiliki tonjolan polos disebut sebagai Tangkitn laki-laki.

4. Sumpit

Suku Dayak juga memiliki senjata tradisional lain yang digunakan untuk berburu hewan yakni sumpit Dayak atau sipet yang berupa seperti senapan berukuran panjang.

Sumpit ini menggunakan jarum sebagai pengganti pelurunya yang dimasukkan kedalam rongga sipet dan  sudah diberikan racun guna mempercepat buruan kematian dari hewan buruan.

Adapun cara menggunakannya yaitu dengan menghembuskan napas melalui lubang rongga pada sipet, sehingga jarum tersebut akan keluar dan membidik buruan.

Dalam penggunaan sumpit ini perlu memiliki nafas yang kuat agar bidikan jarum bisa lebih kuat. Selain itu, diperlukan keahlian dalam mengarahkan jarum ke arah buruan. Jika tidak, maka akan menyalahi sasaran dan membahayakan lingkungan sekitar.

5. Talawang

Senjata Tradisional Suku Dayak (Good News from Indonesia) 

Selain untuk menyerang, Suku Dayak juga memiliki sebuah bentuk senjata yang dapat digunakan untuk bertahan dari serangan musuh saat berperang. Senjata ini disebut Talawang atau perisai.

Talawang terbuat dari kayu ulin yang dibentuk menyerupai persegi panjang dengan ujung runcing di bagian atas dan bawah. Kayu ulin digunakan sebagai bahan pembuatan Talawang karena memiliki bobot yang ringan, tetapi mampu bertahan hingga ratusan tahun.

Panjang Talawang sekitar 1-2 meter dengan lebar maksimal mencapai 50 cm. Bagian luar dari Talawang dihiasi ukiran-ukiran sakral yang identik dengan kebudayaan masyarakat Dayak, lalu pada bagian dalamnya diberikan sebuah pegangan untuk menggenggam Talawang.

Ukiran-ukiran pada bagian luar Talawang bukanlah sembarang ukiran belaka dikarenakan memiliki kekuatan magis dan dapat membangkitkan semangat bertempur bagi orang yang menyandangnya. Motif-motif ukiran pada Talawang biasanya berbentuk burung Tingang dan Kamang, dewa perang suku Dayak. 

6. Lonjo

Senajata terakhir adalah Lonjo yang biasanya digunakan oleh suku Dayak untuk berburu. Lonjo terbuat dari kayu keras yang mana ujungnya terbuat dari besi yang sangat runcing, Kemudian disambungkan dengan anyaman rotan sehingga bentuknya menyerupai tombak. 

Lonjo ini merupakan senjata tradisional yang sangat keramat dan diagungkan oleh masyarakat Dayak, karena memiliki kekuatan magis di dalamnya. Karena, semakin banyak nyawa yang dibunuh, maka magisnya akan semakin kuat dan menjadi energi tambahan dalam lonjo untuk digunakan dalam berburu atau melawan musuh.