Profil Oppenheimer dan Kisah Kedekatannya dengan Albert Einstein

Wikipedia
J. Robert Oppenheimer
Penulis: Tifani
Editor: Agung
24/7/2023, 11.00 WIB

Film Oppenheimer tengah menjadi perbincangan publik. Film garapan Christopher Nolan ini telah tayang di bioskop Indonesia. Film berdurasi tiga jam ini menampilkan kisah penemu bom atom Oppenheimer, yang diperankan oleh Cillian Murphy.

Lalu, siapa sebenarnya Oppenheimer? Berikut ulasan lengkap mengenai profil Oppenheimer penemu bom atom dan pembuat bom atom pertama di dunia secara lengkap.

Profil Oppenheimer

Sinopsis Film Oppenheimer (oppenheimermovie.com)

Dikutip dari laman nasoline.org, Julius Robert Oppenheimer atau J. Robert Oppenheimer merupakan ilmuwan ahli fisika berkebangsaan Amerika Serikat (AS). Oppenheimer dikenal sebagai 'bapak bom atom'.

Julukan tersebut diperolehnya pada saat AS tengah menjalankan Proyek Manhattan, penelitian di era Perang Dunia II untuk membuat senjata nuklir. Oppenheimer menjabat sebagai direktur Laboratorium Los Alamos dan bertanggung jawab melakukan riset dan desain bom atom.

Keputusan AS mengembangkan bom atom antara lain didorong oleh surat yang dikirim fisikawan Albert Einstein kepada Presiden AS Franklin Roosevelt. Surat tersebut berisi peringatan kemungkinan munculnya bencana kemanusiaan jika Nazi Jerman berhasil mengembangkan dan membuat bom atom.

Masa Kecil dan Riwayat Pendidikan Oppenheimer

J. Robert Oppenheimer lahir pada tanggal 22 April 1904 di di Kota New York, Amerika Serikat. Dirinya berasal dari imigran Yahudi Jerman.

Ia menempuh pendidikan tinggi dengan berkuliah di Universitas Harvard untuk belajar kimia pada tahun 1922. Oppenheimer kemudian melakukan perjalanan ke Cambridge di Inggris untuk memulai pekerjaan pascasarjana dalam fisika.

Oppenheimer bekerja di Laboratorium Cavendish di bawah pemenang Hadiah Nobel J.J. Thomson, orang yang mendeteksi elektron. Bahkan, Oppenheimer memulai penelitian atomnya di sana.

Setahun kemudian, Oppenheimer melanjutkan belajar di Universitas Göttingen, Jerman, salah satu pusat terkemuka di dunia untuk fisika teoritis. Selama berada di Jerman, dia menerbitkan banyak makalah yang berkontribusi pada teori kuantum yang baru dikembangkan.

Salah satu karya penting adalah pendekatan Born-Oppenheimer. Pada tahun 1927, Oppenheimer telah menerima gelar doktor dan menjadi profesor di University of California, Berkeley, dan California Institute of Technology.

Dia menghabiskan 13 tahun berikutnya bolak-balik antara dua sekolah melakukan penelitian penting dalam banyak bidang ilmiah termasuk fisika nuklir, teori medan kuantum, dan astrofisika. Oppenheimer mulai terbangun secara politik pada 1930-an dan menyadari bahwa Nazi Jerman Hitler dapat mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia.

Kala itu perang pecah di seluruh Eropa pada bulan September 1939. Oppenheimer bersemangat bergabung dengan upaya awal negaranya membuat untuk mengembangkan senjata nuklir.

Kedekatan Oppenheimer dan Albert Einstein

Ilustrasi, cuplikan adegan dalam film Oppenheimer (oppenheimermovie.com)

Menurut artikel Oppenheimer yang berjudul On Albert Einstein(1966), Oppenheimer dan Einstein saling kenal selama dua atau tiga dekade. Dua fisikawan teoretis paling terkenal dalam sejarah ini kemudian menjadi teman dekat selama 10 tahun terakhir menjelang kematian Einstein.

Oppenheimer dan Einstein pertama kali bertemu dalam perjalanan keliling dunia Einstein pada tahun 1932, ketika Einstein datang mengunjungi Cal Tech. Hal ini disebut menjadi momen perkenalan mereka, meskipun banyak detail hubungan mereka masih belum diketahui.

Meskipun keduanya menggambarkan satu sama lain sebagai teman dan kolega, Oppenheimer dan Einstein memiliki perbedaan pendapat. Einstein tidak setuju dengan posisi Oppenheimer pada mekanika kuantum.

Keduanya disebut berdebat panjang tentang topik itu sepanjang hidup mereka. Saat memberikan pidato tahun 1965 di kantor pusat UNESCO, Oppenheimer dengan penuh kasih menggambarkan Einstein sebagai "kekanak-kanakan dan sangat keras kepala".

Hal ini membuktikan bahwa kedua ilmuwan tersebut memang memiliki konflik dan perbedaan pendapat. Meskipun keduanya dipisahkan jarak ribuan mil, itu tidak menghentikan Oppenheimer dan Einstein untuk berkolaborasi sepanjang hidup mereka.

Hingga keduanya dikenal sebagai individu yang paling dihormati di bidang fisika teoretis. Meskipun Albert Einstein sering dikaitkan dengan pembuatan bom atom, sebenarnya dia tidak terlibat langsung dalam pengembangan senjata nuklir J. Robert Oppenheimer.

Faktanya, Albert Einstein ditolak aksesnya untuk mengerjakan bom atom. Ia tidak diberikan izin karena kecenderungan politiknya dan koneksi Jerman yang menyebabkan dia dianggap sebagai risiko keamanan oleh pemerintah AS.

Kisah Proyek Bom Atom Oppenheimer

Ilustrasi Bom Little boy (Wikipedia)

Selama masa Perang Dunia II, J Robert Oppenheimer memimpin tim ilmuwan yang ditugaskan untuk menciptakan senjata yang akan mengubah jalannya perang. Proyek tersebut disebut Manhattan Engineering District, atau dikenal sebagai Proyek Manhattan.

Ketika Proyek Manhattan diluncurkan pada kuartal ketiga 1942, penelitian Oppenheimer tentang bom atom sudah sangat dalam. Jenderal Leslie Groves, direktur Proyek Manhattan, mengakui kepiawaian Oppenheimer tersebut.

Ahli sejarah Alex Wellerstein turut mengungkapkan Oppenheimer terlihat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom. Pada tanggal 16 Juli 1945, bom atom pertama yang disebut "Trinity" diuji coba dengan sukses di Alamogordo, New Mexico.

Hal ini menjadi pengujian nuklir pertama dalam sejarah. Kemudian, kurang dari tiga tahun setelah Groves menunjuk Oppenheimer sebagai direktur pengembangan senjata, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.

Pada hari yang sama dengan pengeboman kota Hiroshima, informasi keberhasilan bom atom sampai di Laboratorium Nasional Los Alamos di Amerika Serikat. Laboratorium tersebut adalah tempat di mana bom atom ditemukan, dikembangkan, dan diproduksi.

Berbeda dengan Hiroshima yang seketika sunyi pasca-dentuman, Laboratorium Los Alamos dipenuhi sorak sorai. Julius Robert Oppenheimer disanjung oleh orang-orang karena senjata yang ia buat berhasil membawa Amerika memenangi perang.

Sejak itu, nama Oppenheimer tidak lagi dikenal hanya sebagai fisikawan, tetapi lebih populer sebagai penemu bom atom. Meskipun Proyek Manhattan berkontribusi pada kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II, penggunaan bom atom di atas Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Agustus 1945 menyebabkan kematian dan penderitaan besar pada warga sipil.

Selain itu, bom tersebut menyulut kontroversi dan perdebatan etika yang berkepanjangan tentang penggunaan senjata nuklir. Setelah perang, Oppenheimer terlibat dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran senjata nuklir dan menjadi penasihat penting dalam pengembangan kebijakan nuklir AS.

Kisah Akhir Hayat Oppenheimer

Ilustrasi, cuplikan adegan dalam film Oppenheimer (oppenheimermovie.com)

Sayangnya, Oppenheimer kemudian dituduh terlibat dengan Soviet karena berhubungan dengan beberapa teman dan kenalannya yang merupakan agen pemerintah Soviet. Sidang keamanan pada 1954 menyatakan Oppenheimer tidak berkhianat.

Tetapi, pengadilan memutuskan bahwa Oppenheimer tidak boleh memiliki akses ke rahasia militer serta kontraknya sebagai penasihat Komisi Energi Atom AS dibatalkan. Pada tahun 1963, Presiden AS John F. Kennedy menganugerahi J. Robert Oppenheimer Penghargaan Enrico Fermi.

Meskipun, Presiden Lyndon B. Johnson memberikannya setelah pembunuhan JFK. Penghargaan itu bukan hanya isyarat minta maaf tetapi juga salah satu yang menandakan rehabilitasi politik bagi ilmuwan terkenal. Di tahun-tahun terakhirnya, Oppenheimer terus melobi untuk kontrol internasional senjata nuklir dan energi atom.

Pada 18 Februari 1967, Oppenheimer meninggal karena kanker tenggorokan di Princeton, New Jersey, hanya setahun setelah pensiun. Diketahui, Oppenheimer memiliki pasangan bernama Katherine 'Kitty' Puening, seorang mahasiswa Berkeley radikal dan mantan anggota Partai Komunis, yang dinikahinya pada tahun 1940.

Pasangan ini memiliki  dua anak, yakni Peter yang lahir pada 1941, dan Katherine yang lahir tiga tahun kemudian.