Karya ilmiah ditulis dengan memperhatikan beberapa hal. Di antaranya yaitu hasil pengamatan atau penelitian yang menjadi akhirnya sehingga dibuat sebuah kesimpulan. Tak hanya itu, penulisannya juga patut diperhatikan agar pembaca dan penerima dapat mengidentifikasi dengan baik.
Biasanya karya ilmiah dituangkan ke dalam makalah yang memuat beberapa unsur dengan susunan yang biasa disebut sebagai struktur penulisan. Patut diketahui bahwa jenis tulisan ini memiliki kemiripan dengan laporan atau proposal.
Pengertian Makalah
Secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makalah adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan; karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
W. J. S. Poerwadarminta melalui buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) mendefinisikan makalah sebagai uraian tertulis yang dimukakan untuk mendapatkan pembahasan yang lebih lanjut.
Sementara Panuti Sudjiman pada buku Memahami Cerita Rekaan (1988), menjelaskan bahwa makalah merupakan karangan prosa, bukan cerita rekaan yang membicarakan pokok tertentu. Biasanya makalah dimuat pada majalah atau koran, selain itu juga dapat berupa buku antologi. Diketahui bahwa buku antologi merupakan karangan yang berisi kumpulan karya sastra sejenis.
Makalah biasa dibuat dan dicetak dalam bentuk lembaran kertas yang dijilid rapi. Termasuk halaman depan atau sampul. Struktur penulisannya kurang lebih sama dengan proposal dan laporan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa makalah merupakan karya tulis karangan yang sifatnya resmi dan sengaja dibuat dengan maksud tertentu. Selain itu, Katadata.co.id juga akan menyertakan contoh makalah karya ilmiah yang bisa dijadikan acuan penulisan.
Contoh Makalah Karya Ilmiah
Judul: Bencana Alam Tanah Longsor serta Mitigasinya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT , atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Bencana Alam Tanah Longsor.”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah bahasa indonesia Ibu Lilimiwirdi, S.S., M.Hum yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yg berkepentingan pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk dalam daerah tropis yang mempunyai curah hujan tinggi dan topografi yang bervariasi. Banyak bencana seperti letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor dan banjir yang terjadi di Indonesia berdasarkan geologis, geomorfologis dan klimatologis. Bencana-bencana tersebut disebabkan oleh faktor alam dan juga manusia.
Salah satu bencana yang sering terjadi di daerah indonesia yang memiliki kondisi kemiringan lereng yang curam dan didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yaitu tanah longsor. Tanah longsor merupakan pergerakan tanah, batuan, kerikil atau percampuran keduanya yang menuruni lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah.
Proses terjadinya tanah longsor yaitu dimulai dengan peresapan air ke dalam tanah yang mengakibatkan penambahan bobot tanah. Jika air yang meresap ke dalam tanah tersebut sampai ke tanah yang kedap air (bidang gelincir), maka akan menjadikan kondisi tanah menjadi licin. Oleh karena itu, tanah pelapukan yang ada di atasnya akan menjadi rentan terjadi longsor.
Pada umumnya, tanah longsor disebabkan oleh tiga hal. Diantaranya yaitu faktor dakhil, kondisi luar dari suatu medan dan faktor pemicu lainnya. Adapun struktur geologi, permeabilitas tanah dan kedalaman pelapukan batuan termasuk dalam faktor dakhil. Sementara itu, kemiringan, penggunaan lahan dan banyaknya dinding terjal ini masuk dalam kategori penyebab tanah longsor yang dari kondisi luar suatu medan.
1.3 Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar belakang, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apa itu bencana alam tanah longsor?
- Apa saja yang menyebabkan bencana alam tanah longsor?
- Apa saja jenis-jenis bencana alam tanah longsor?
- Apa dampak dari terjadinya bencana alam tanah longsor?
- Bagaimana mitigasi bencana alam tanah longsor?
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan makalah adalah sebagai berikut:
- Untuk Mengetahui pengertian bencana alam tanah longsor
- Untuk mengetahui penyebab dari bencana alam tanah longsor
- Untuk mengetahui jenis-jenis tanah longsor
- Untuk mengetahui dampak dari terjadinya bencana alam tanah longsor
- Untuk mengetahui mitigasi dari bencana alam tanah longsor
1.5 Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan tentang bencana alam tanah longsor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor adalah proses perpindahan atau pergerakan massa tanah dengan arah miring atau vertikal dari kedudukan semula, hal tersebut merupakan akibat dari adanya gaya dorong. Tanah longsor dapat pula diartikan sebagai proses perpindahan suatu massa batuan/tanah akibat gaya gravitasi. Intensitas kejadian longsor dan tingkat bahaya longsor sangat dipengaruhi oleh intensitas curah hujan yang tinggi dan terjadi terus menerus, kondisi lereng yang miring hingga terjal, penggunaan lahan.
2.2 Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya, tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.
Faktor penyebab terjadinya longsor adalah sebagai berikut:
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncullah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah longsor adalah pergerakan tanah atau batuan secara tiba-tiba atau berangsur yang terjadi pada bidang yang miring. Tanah longsor dapat terjadi karena faktor alam seperti hujan, erosi, getaran dan sebagainya, serta faktor manusia seperti penggundulan hutan, pembuangan sampah, adanya beban tambahan, dan lain-lain.
Dampak dari tanah longsor sendiri sangat merugikan sehingga perlunya penanggulangan bencana pada fase pencegahan, kesiapsiagaan, dan mitigasi ketika bencana.
3.2 Saran
Indonesia sebagai negara yang rawan terjadi bencana alam tanah longsor. Sebaiknya kita dapat mempelajari upaya yang harus dilakukan dalam penanggulangan tanah longsor baik itu fase pencegahan, mitigasi, dan juga kesiapsiagaannya. Agar dapat membantu kita nantinya dalam menghadapi bencana alam ini.
Demikian penjelasan mengenai contoh makalah karya ilmiah tentang mitigasi bencana alam longsor. Anda dapat menjadikannya sebagai referensi secara garis besar dalam menulis makalah.
Sumber: Academia/Febby Trishe