8 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Peran Pentingnya

Smp-alkautsarbandarlampung.sch.id
Ilustrasi, tokoh proklamasi.
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Agung
11/8/2023, 11.10 WIB

Tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan sekelompok orang yang ikut terlibat dalam pembentukan negara Indonesia. Para pahlawan merupakan orang-orang yang sudah berjuang meraih kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda pada tahun 1945.

Para tokoh proklamator Indonesia merupakan orang yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia. Selain berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, para tokoh proklamator juga memiliki peran penting dalam pembangunan negara dan kebudayaan nasional Indonesia.

Para Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Perannya

Tokoh proklamasi (sma13smg.sch.id)

Proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Berikut 8 tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perannya:

1. Ir. Soekarno

Ir. Soekarno merupakan presiden pertama Indonesia yang juga dikenal dengan panggilan "Bung Karno." Soekarno memiliki peran sentral dalam memimpin perjuangan kemerdekaan dan menginspirasi semangat nasionalisme. Soekarno merupakan salah satu pencetus dan penandatangan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Moh. Hatta

Mohammad Hatta memainkan peran penting dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bersama Soekarno, ia mengambil bagian dalam perumusan teks tersebut. Moh Hatta memiliki usulan yang signifikan yaitu mengusulkan bahwa teks proklamasi ditandatangani oleh semua tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda pada saat itu.

3. Ahmad Subardjo

Ahmad Subardjo merupakan seorang pejuang senior dan anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Ahmad Subardjo terlibat dalam penyusunan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Sebagai tokoh proklamasi yang berperan signifikan, Raden Achmad Subardjo bahkan menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok saat mereka dibebaskan oleh para pemuda. Ahmad Subardjo juga memiliki peran dalam menentukan lokasi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yaitu di Jakarta.

4. Soekarni

Salah satu kontribusi bersejarah dari Soekarni yaitu usulannya terkait dengan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Ia mengusulkan agar naskah proklamasi hanya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, mewakili seluruh bangsa Indonesia. Usul ini mempertegas kesatuan dan persatuan bangsa dalam momen bersejarah tersebut.

5. Sayuti Melik

Sayuti Melik berperan sebagai pengetik naskah proklamasi. Dengan peran krusialnya dalam mengetik naskah proklamasi, Sayuti Melik turut berkontribusi dalam pembuatan teks penting tersebut yang kemudian diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

6. Fatmawati

Fatmawati, juga turut terlibat sebagai tokoh proklamasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Fatmawati memiliki peran khusus dalam menyumbangkan semangat dan usaha dalam meraih kemerdekaan yaitu menjahit bendera pusaka Merah-Putih.

7. Latif Hendraningrat

Latif Hendraningrat bergabung dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA). Ia turut berkontribusi dalam momen proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menaikkan bendera pusaka saat upacara peringatan 17 Agustus 1945.

8. Laksamana Maeda

Laksamana Maeda merupakan seorang perwira yang menjabat sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Ia memberikan dukungan dan izin kepada para pejuang untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Proklamasi (its.ac.id)

Kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II melatarbelakangi proklamasi kemerdekaan Indonesia dipercepat. Berikut sejarah proklamasi Indonesia selengkapnya:

1. Kekalahan Jepang Pada Perang Dunia II

Pada tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima, Jepang dijatuhi bom oleh Amerika Serikat. Tiga hari setelahnya, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki yang mendorong Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Peristiwa ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

2. Pertemuan dengan Marsekal Terauchi

Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat melakukan perjalanan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi pada tanggal 10 Agustus 1945. Dalam pertemuan tersebut, mereka diberi tahu bahwa pasukan Jepang sedang menghadapi kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

3. Desakan dan Peristiwa Rengasdengklok

Dua hari setelah pertemuan di Dalat, ketika Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali dari Vietnam ke tanah air. Golongan muda, Sutan Syahrir mendesak Soekarno agar memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Namun, Soekarno masih ragu karena belum yakin bahwa Jepang benar-benar telah menyerah dan khawatir proklamasi kemerdekaan saat itu bisa memicu konflik yang lebih besar.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu tetapi masih mempertahankan kekuasaan di Indonesia. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945 sejumlah pemuda pejuang seperti Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih dan lainnya membawa keluarga Soekarno ke Rengasdengklok.

Mereka dibawa ke Rengasdengklok untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Para pemuda juga meyakinkan Soekarno para pejuang Indonesia siap untuk melawan Jepang karena Jepang sudah menyerah kepada sekutu.

4. Penyusunan Teks Proklamasi

Soekarno bertemu dengan Nishimura namun ia mengatakan bahwa Jepang harus mempertahankan status quo dan tidak memberi izin menyiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, Soekarno dan Moh. Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda.

Di sana, mereka melakukan rapat untuk mempersiapkan teks Proklamasi. Proses penyusunan teks Proklamasi melibatkan Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh beberapa individu seperti Soekardi, B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik.

Teks Proklamasi kemudian ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Setelah teks tersebut selesai disepakati, Sayuti Melik bertanggung jawab untuk menyalin dan mengetik teks menggunakan mesin tik yang dimiliki oleh Mayor Dr. Hermanto Kusumobroto.

5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jl. Proklamasi No.1), acara Proklamasi dimulai. Pukul 10 pagi, Soekarno membacakan teks Proklamasi dan menyampaikan pidato singkat.

Setelah itu, bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan oleh seorang prajurit PETA bernama Latief Hendraningrat. Latief Hendraningrat dibantu oleh Soepardjo dan seorang pemudi yang membawa nampan dengan bendera Merah Putih.

Saat bendera Merah Putih berkibar, seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah momen bersejarah tersebut, bendera pusaka yang dikibarkan masih dijaga dan disimpan di Museum Tugu Proklamasi Nasional hingga saat ini.