Dampak KDRT bisa meninggalkan trauma psikologis mendalam bagi korban, bahkan keluarganya. Faktor pengaruhnya bisa karena kondisi ekonomi yang akhirnya berujung pada perceraian. Trauma ini membentuk luka batin yang tersimpan dan berpotensi menggerogoti seseorang dalam melakukan hal positif.
Tidak mudah bagi korban KDRT pulih dari trauma dan merasa hidup aman seperti sebelumnya. Dampak kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh korban berbeda-beda, bergantung bagaimana korban merespon, usia dan intensitas kekerasan yang dialami.
Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental
Beberapa korban KDRT yang merasakan beban serta luka akibat penganiyayaan akan terbawa seumur hidup. Tidak jarang sebagian korban KDRT tidak bisa melanjutkan hidup seperti biasa. Berikut dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap kesehatan mental dan anak:
1. Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental
Meski sudah mendapat tindakan atau terpisah dari kekerasan, korban KDRT tetap bisa merasakan trauma. Berikut dampaknya terhadap kesehatan mental:
• Depresi
Depresi merupakan salah satu masalah yang sering terjadi akibat kekerasan dalam rumah tangga. Dampak KDRT biasanya disebabkan oleh peristiwa traumatis bahkan depresi yang bisa berkembang menyebabkan bunuh diri.
Faktor risiko dari depresi pada perempuan akibat dampak KDRT berhubungan erat dengan tingkat pendidikan, usia, status sosial ekonomi hingga lamanya kekerasan terjadi. Seseorang yang telah lama mengalami penyiksaan dari pasangan berisiko mengalami depresi lebih tinggi.
• Anxiety Disorder
KDRT menyebabkan korbannya mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Pengidapnya bisa mengalami rasa takut tiba-tiba setiap teringat dengan kekerasan yang dialami bahkan tanpa ada sebab yang jelas.
Masalah ini perlu mendapat penanganan segera dari ahlinya karena bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Agar masalahnya tidak semakin parah, baiknya segera mendapat penanganan sehingga bisa melakukan aktivitas kembali secara normal.
• PTSD
Post traumatic stress disorder (PTSD) bisa dialami oleh korban KDRT. Beberapa gejala yang dialami seperti kerentanan, ketakutan hingga ketidakberdayaan yang menjadi traumatis. Karena itu, korban KDRT perlu mendapat penanganan segera. Jika tidak segera ditangani, gangguan mental lebih besar bisa terjadi apabila dibiarkan begitu saja.
• Penyalahgunaan Zat
KDRT juga bisa memicu korban melakukan penyalahgunaan zat terlarang. Mengutip Addiction Center, wanita yang mengalami KDRT memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar menyalahgunakan alkohol dan 9 kali lebih rentan mengonsumsi narkoba.
2. Dampak KDRT Terhadap Anak
Kekerasan dalam rumah tangga bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun psikis. Berikut dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak mengutip dari Dp3appkb.bantulkab.go.id:
• Sulit Bersosialisasi
Anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga cenderung mengalami masalah kepercayaan terhadap orang lain dan ketakutan. Mereka sulit berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan orang lain. Bisa karena rasa tidak aman, cemas, agresif dan menarik diri.
• Masalah Perilaku
Kekerasan yang dilakukan orang tua kepada anak menyebabkan masalah perilaku selama anak-anak hingga dewasa. Anak-anak mungkin saja memiliki emosi yang meledak-ledak, mengalami perubahan perilaku, suasana hati, selalu merasa sedih, hiperaktif bahkan rendah diri.
• Gangguan Perkembangan Otak
KDRT menyebabkan perkembangan otak anak jadi terganggu. Gangguan perkembangan otak dan kognitif membuat anak kesulitan berbahasa dan berbicara dengan baik. Ia mungkin mengalami hambatan dalam keterampilan dasar dan pertumbuhan.
• Memiliki Trauma Masa Kecil
Trauma KDRT pada anak bisa mengakibatkan masalah kepercayaan, gangguan perilaku, komunikasi dan hubungan. Anak nantinya tumbuh dengan sikap kasar, agresif dan rentan terhadap penyalahgunaan zat terlarang. Parahnya, anak bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri.
• Kesehatan Mental
Dampak KDRT terhadap anak berpengaruh pada kondisi kesehatan mentalnya. Anak bisa mengalami kecemasan, depresi, post traumatic stress disorder (PTSD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan suasana hati lainnya.
• Kesehatan Fisik
KDRT menimbulkan luka ringan seperti lecet atau memar. Jika kekerasan yang dialami cukup parah maka bisa mengakibatkan luka robek di bagian dalam, pendarahan internal, patah tulang dan lebih parahnya kematian.
Cara Mencegah KDRT
Penting untuk mengetahui cara mencegah KDRT karena dampaknya cukup buruk bagi kesehatan, kesejahteraan, hak korban dan saksi. Berikut cara mencegah KDRT:
1. Menjalin Komunikasi dengan Baik
Komunikasi merupakan kunci utama bertahannya hubungan. Melalui komunikasi yang baik, kita bisa menyampaikan kebutuhan, perasaan, harapan dan masalah yang dihadapi secara terbuka dan jujur. Komunikasi juga membantu kita memahami dan mendengarkan sudut pandang pasangan atau anggota keluarga lainnya.
2. Saling Percaya
Kepercayaan harus ada di setiap pasangan yang sedang menjalin hubungan. Kepercayaan artinya kita menghormati kebebasan, privasi dan keputusan pasangan tanpa mengontrol atau mencurigai. Kepercayaan juga berarti tidak menipu, berbohong, atau berselingkuh dari pasangan.
3. Menjauhi Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan tindakan yang melanggar janji kesetiaan yang telah dibuat oleh pasangan dalam menjalin hubungan. Perselingkuhan bisa berupa emosional atau fisik. Perselingkuhan memicu kerusakan besar dalam suatu hubungan seperti rasa sakit hati, hilangnya kepercayaan, pengkhianatan atau perceraian.
Itulah dampak KDRT terhadap kesehatan mental dan anak. Kekerasan rumah tangga cukup meninggalkan luka batin yang serius sehingga jangan dianggap sepele. Para korban KDRT harus ditangani segera agar tidak semakin parah.