Pada Mei 2023, sekitar 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, tercatat mengalami obesitas. Dua di antaranya bahkan mengalami obesitas esktrem dengan massa tubuh mencapai ratusan kilogram.
Kasus ini sejalan dengan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yang menyatakan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia pada masyarakat berusia 18 tahun ke atas terus meningkat. Selama kurun 2013─2018, peningkatan prevalensi diabetes naik, dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen.
Obesitas adalah kondisi tubuh dengan tumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu yang lama. Fenomena peningkatan prevalensi obesitas terjadi akibat banyak faktor, seperti riwayat kesehatan keluarga dan gaya hidup.
Pada masyarakat urban yang hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan aktivitas fisik, diabates lebih banyak dipengaruhi gaya hidup sedenter. Pengaruh lainnya datang dari kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi.
Orang dengan obesitas mudah terkena sindrom metabolik, yakni peningkatan trigliserida, menurunnya kolesterol high-density lipoprotein (HDL), serta peningkatan tekanan darah.
Terkait hal ini, Head of Department Underwriting Sequis dr Fridolin Seto Pandu ALMI menyarankan agar masyarakat menjaga berat badan ideal. Sebab, selain mudah terkena sindroma metabolik, orang dengan obesitas juga mudah terserang berbagai penyakit.
Di antaranya, asma, infertilitas, osteoartritis lutut dan pinggang, henti nafas saat tidur, nyeri pinggang, fatty liver, hipertensi, batu empedu, dan diabetes. Bahkan, penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian, seperti stroke dan jantung koroner, juga bisa menjangkiti orang yang gaya hidupnya kurang sehat.
“Sebelum terserang berbagai penyakit ini, maka mari kita bersama melakukan tindakan pencegahan sebelum berat badan terus naik hingga menjadi obesitas,” kata Seto dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (20/9).
Edukasi mengenai pentingnya menjaga berat badan dan gaya hidup bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Setiap anggota keluarga perlu memperhatikan berat badan anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak dan remaja harus diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga berat badan, sebab kegemukan biasanya dipengaruhi gaya hidup yang dimulai sejak usia muda.
Makin tua usia seseorang, metabolisme akan menurun, sehingga obesitas pun akan lebih mudah terjadi. Selain itu, obesitas tahap awal sering tidak disadari hingga Indeks Massa Tubuh (BMI) berada di atas 30.
Seto lantas menyarankan agar masyarakat mengurangi kebiasaan ngemil. Selain itu, asupan makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi juga perlu dibatasi. “Jika sering dan banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan processed food, dapat meningkatkan obesitas. Saat makan, perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian,” pesannya.
Jika telanjur mengalami kegemukan hingga obesitas, atau sudah mengalami gangguan kesehatan, Seto menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter gizi. Saran diet dan perawatan yang sesuai kondisi tubuh sangat penting untuk mengatasi masalah obesitas.
Ia juga memberikan tips seputar pembakaran kalori, yakni dengan membatasi waktu penggunaan gawai (screen time), membiasakan aktivitas fisik, dan berkegiatan di luar ruangan. Berolahraga 2─3 kali seminggu, menjaga kualitas tidur, dan melakukan pemeriksaan kesehatan (medical checkup) setahun sekali dapat membantu meningkatkan kondisi kesehatan.
Preventif dengan Asuransi Kesehatan
Selain menjaga gaya hidup sehat, masyarakat juga perlu berasuransi kesehatan. Ini sebagai solusi finansial saat keluarga memerlukan biaya pengobatan medis. Asuransi kesehatan akan menanggung biaya pengobatan sesuai dengan ketentuan polis.
Seto mengungkapkan, orang yang sehat, memiliki berat badan ideal, dan berusia muda pun perlu berasuransi.
“Tidak banyak yang tahu bahwa berat badan juga menjadi pertimbangan underwriting asuransi, selain faktor riwayat medis. Hal ini karena kelebihan berat badan terkait dengan masalah kesehatan. Artinya, jika sudah obesitas, akan cenderung lebih banyak membutuhkan perawatan medis,” papar Seto.
Sequis menyediakan Sequis Q Infinite MedCare Rider Series Plan Lite yang memberikan manfaat rawat inap, rawat jalan, dan manfaat pelengkap yang melindungi nasabah dari risiko sakit dan/atau kecelakaan. Limit per tahunannya mencapai Rp10 miliar. Asuransi kesehatan ini juga memberi manfaat berupa konsultasi seputar gizi, psikologis, dan osteopati.
Saat berasuransi, nasabah perlu memahami risiko penyakit yang ditanggung, besaran pertanggungan, manfaat yang didapat nasabah, hak dan kewajiban, pengecualian proteksi, dan tata cara klaim asuransi yang dimilikinya.