Membacakan dongeng sebelum tidur masih menjadi aktivitas yang dilakukan ibu untuk anak-anaknya hingga kini. Sebab, dalam dongeng tersebut terdapat pesan moral yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi anak-anak.
Dongeng memiliki kisah yang menarik, sehingga pesan moral pun dapat dengan mudah tersampaikan. Pesan moral tersebut dapat berupa norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan, maupun yang lainnya.
Berkaitan dengan dongeng sebelum tidur, menarik untuk mengetahui kisah singkat sebagai inspirasi bacaan ketika menemani tidur sang anak. Simak contoh dongeng inspiratif berikut ini untuk anak-anak.
Dongeng Sebelum Tidur Tentang Kancil dan Siput
Pada suatu ketika, Kancil berjalan dengan anggunnya di pinggir sungai. Kemudian ia bertemu dengan Siput yang sedang berjalan lambat. Kancil pun menghampirinya dengan bangga menunjukkan kakinya yang panjang dan lebar.
Kancil mengatakan bahwa Siput sangat sial dengan kelambatan itu. Kancil pun memamerkan kakinya yang panjang dan mampu melangkah dengan cepat.
Siput hanya terdiam dan bersikap baik kepada Kancil. Siput mengatakan meskipun langkahku lamban, aku dapat bergerak di air maupun daratan kapanpun aku mau.
Kancil pun merasa tersindir dengan perkataan Siput tentang petualangannya di dalam air. Kancil kemudian menantang Siput untuk berlari. Siput yang tidak menyangka itu pun sudah memahami bahwa Kancil hanya ingin merendahkannya saja.
Kendati demikian, Siput tidak lantas menyerah. Siput tersenyum dan menerima tantangan tersebut. Siput dan Kancil pun bersepakat akan memulai perlombaan pada esok hari.
Keesokan harinya, Siput sudah berada di garis mulai. Kancil sengaja datang terlambat karena menyepelekan lomba tersebut.
Siput sudah mengetahui Kancil hanya akan meremehkannya di pertandingan ini. Meski demikian, Siput tidak lantas merasa rendah diri. Siput yakin bahwa tugasnya hanyalah bersungguh-sungguh terhadap tantangan.
Siput memutuskan mengikuti kompetisi ini hanya untuk memacunya agar menjadi Siput yang bersemangat. Siput berpikir ia mungkin tidak akan menang, tetapi sudah semestinya ia berusaha dengan baik dalam setiap kesempatan.
Akhirnya lomba pun segera dimulai. Katak dan Kucing berdekatan untuk melihat dan memeriksa kesiapan Siput dan Kancil.
Katak mengatakan bahwa Siput akan kalah tetapi Siput tetap harus bersemangat. Katak menyampaikan bahwa dirinya akan selalu mendukung Siput apapun petualangan Siput.
Mendengar hal itu, Siput pun merasa senang. Siput sudah tahu ia akan kalah, tetapi Siput tetap berupaya yang terbaik karena Katak pun mendukungnya dengan baik.
Di sisi lain, Kucing melihat Siput merasa iba. Sebab Kucing sudah tahu watak Kancil yang hanya ingin memanfaatkan situasi untuk memvalidasi kemampuannya.
Meskipun demikian, Kucing mendukung Kancil karena merupakan teman bermainnya. Kucing tidak meremehkan Siput, tetapi Kucing lebih mendukung Kancil karena sudah memperkirakan kemenangannya.
Lomba pun dimulai. Kancil berlari sekencang mungkin membuat debu bertaburan di wajah dan seluruh badan Siput. Siput pun berupaya berjalan lambat.
Hingga pada suatu kesempatan, Kancil merasa kepanasan. Kancil pun terduduk di pohon yang rindang dan tidak sengaja tertidur. Kancil berkeyakinan ia akan tetap menang karena Siput sangatlah lambat.
Namun Siput tidak tinggal diam. Jika cara berjalannya lambat, maka ia tidak harus berjalan. Siput ternyata sangat pintar. Pemenang lomba ini adalah siapapun yang mencapai garis finish.
Siput tidak lagi berjalan maupun berlari. Siput memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya dan menggelinding sekencang mungkin.
Suara rumah Siput yang menggelinding itu tidak terdengar oleh Kancil yang sedang tidur pulas. Siput pun tersenyum licik melihat Kancil meremehkannya sejak kemarin.
Siput berpikir, Kancil terlalu lengah dan meremehkan seluruh kelemahan Siput. Kancil tidak melihat adanya potensi pada Siput yang sangatlah jarang ia tunjukkan.
Akhirnya Siput pun menggelinding hingga mencapai garis finish. Kura-Kura dan Kumbang sebagai saksi mampu melihat dengan jelas bahwa Siput menang.
Kura-Kura dan Kumbang pun mengumumkan pemenangnya. Mendengar sorak dari para penonton, Kancil pun terbangun. Kancil tidak menyangka ia dikalahkan oleh hewan yang selama ini ia remehkan.
Kancil pun berlari sekencang mungkin dan tidak menerima kekalahannya. Kancil mengatakan bahwa Siput berlaku curang.
Kura-Kura dan Kumbang serta para hewan lainnya seperti Tikus, Semut, Anjing, dan Jerapah membela Siput. Mereka semua menceritakan bagaiman Siput memenangkan pertandingan ini.
Melihat kemenangan Siput karena kebodohannya, Kancil pun terdiam. Kancil sudah seharusnya tidak meremehkan hewan lain. Kancil merasa malu dan tidak berguna.
Kancil pun pergi dari lokasi pertandingan itu. Kancil menyadari dirinya sudah salah merasa sombong, menyia-nyiakan kesempatan, dan menganggap usaha yang sedikit saja sudah mampu mengalahkan Siput.
Siput memanggil Kancil dengan ramah. Siput mengatakan Kancil tidak perlu merasa sedih. Siput pun mengatakan bahwa dia hanya berupaya dengan baik. Sebelumnya Siput sudah tau ia akan kalah, tetapi kelengahan dan taktik Siput membuatnya menang.
Siput dan Kancil pun akhirnya berteman. Mereka bersepakat akan saling membantu dan tidak meremehkan satu sama lain. Pengalaman ini menjadikan persahabatan mereka selamanya.