Dongeng dapat berasal dari berbagai wilayah termasuk Pulau Jawa bagian Barat. Dongeng sunda menyajikan pesan moral yang tak kalah menarik dari dongeng-dongeng lainnya.
Dongeng menjadi salah satu cara orang tua mendidik dan menyampaikan pesan moral untuk anak-anaknya. Dongeng juga sebagai upaya mendekatkan sang anak dengan orang tua.
Berkaitan dengan dongeng dari masyarakat Sunda, menarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Simak beberapa dongeng Sunda pendek berikut ini yang penuh pesan moral.
Dongeng Sunda Pendek yang Penuh Pesan Moral
Dongeng bahasa Sunda memiliki cerita yang khas dengan pesan moral yang melekat dengan mudah. berikut sederet dongeng sunda pendek tersebut:
1. Dongeng Sunda Entog Emas
Dongeng Sunda berjudul Entog Emas ini mengisahkan seekor Angsa dan Petani. Keduanya hidup kesulitan secara ekonomi dan berharap kepada Tuhan bahwa ia ingin kekayaan.
Besoknya, harapan itu pun dikabulkan. Angsa yang dimilikinya mengeluarkan telur emas.
Sejak saat itu, Angsa itu pun terus bertelur emas sehingga Petani menjadi kaya raya. Setiap hari Petani itu pergi ke kandang untuk mengambil telur emas itu.
Namun pada suatu ketika, Petani merasa lelah karena terus harus kembali ke kandang dan mengambil telur itu. Petani pun berinisiatif membelah Angsa tersebut sehingga telurnya keluar semua.
Setelah Angsa dibelah, Petani tidak menemukan telur emas sedikit pun. Petani itu pun meras terpukul melihat Angsa kesayangannya mati karena ketamakannya.
Petani pun kembali menjadi miskin karena tidak mampu mengelola hartanya dan tidak pula memperoleh penghasilan. Petani pun kehilangan kekayaan dan teman baiknya.
2. Dongeng Sunda Sasakala Situ Bagendit
Dongeng Sunda ini mengisahkan sosok Nyi Endit yang kikir. Nyi Endit sangat kaya tetapi tidak ingin membantu sesamanya dan bersikap sombong.
Di musim paceklik, Nyi Endit berpesta tanpa memikirkan warga setempat yang mengalami kelaparan. Kemudian pada suatu ketika, ada pengemis yang datang dan menegurnya karena sifat Nyi Endit yang serakah.
Pengemis itu menantang Nyi Endit dan pengawalnya untuk mencabut ranting di tanah. Pengemis mengatakan jika Nyi Endit bisa mencabutnya, maka ia termasuk orang yang mulia.
Nyi Endit pun gagal memenuhi tantangan itu. Pengemis kemudian menariknya sendiri dari lubang. Lubang itu pun mengeluarkan banyak air.
Air itu menenggelamkan seluruh kekayaan Nyi Endit dan desa. Oleh sebab itulah, disebut danau Situ Bagendit.
3. Dongeng Sunda Gagak Nu Hayang Kapuji
Suatu hari hiduplah seekor Burung Gagak yang haus akan pujian. Burung Gagak itu pada suatu ketika mencuri dendeng dari tempat penjemuran.
Burung Gagak itu berpapasan dengan Anjing ketika ia terbang. Anjing berupaya merebut dendeng itu dengan memuji Burung Gagak.
Burung Gagak itu pun menyukainya dan tersanjung. Tanpa sengaja ia mengatakan, “Gaak gaak.” Kemudian makanan itu pun terjatuh sehingga Anjing memperolehnya.
Burung Gagak pun terdiam karena ia cepat besar kepala dan tersanjung hanya karena seekor Anjing memujinya. Anjing pun meninggalkan Burung Gagak yang termenung itu.
4. Dongeng Sunda Sireum Jeung Japati
Dongeng berjudul Sireum Jeung Japati mengisahkan semut dan burung merpati. Suatu ketika, semut jatuh ke air saat sedang minum di sisi sungai.
Merpati yang baik hati pun menolongnya dengan menyodorkan daun agar Semut berpegangan. Daun itu kemudian ditarik merpati ketepi sungai hingga Semut selamat.
Semut pun berterima kasih dan keduanya melanjutkan perjalanan masing-masing. Jasa Merpati tidak akan dilupakan oleh Semut.
Suatu ketika, Semut melihat Merpati tengah diburu oleh Pemburu. Merpati pun berupaya melarikan diri dengan terbang setinggi mungkin.
Semut pun menyelamatkannya dengan memanggil kawan-kawan dan menggigit seluruh tubuh Pemburu. Meskipun beberapa kawannya terluka, Semut senang mampu membalas Merpati. Kemudian Semut pun berupaya menyembuhkan kawan-kawannya.
5. Dongeng Sunda Lutung Kasarung
Pada suatu ketika, ada kerajaan yang dipimpin Prabu Tapak Agung. Raja Prabu sangat bijak dan memiliki dua anak perempuan bernama Purbararang dan Purbasari.
Raja Prabu menunjuk Purbasari sebagai pengganti pemimpin kerajaannya karena Raja Prabu segera wafat. Keputusan ini pun membuat Purbararang merasa dengki.
Purbararang pun memanggil penyihir untuk mencelakakan Purbasari dengan ilmu hitam. Kulit Purbasari pun dipenuhi luka totol hitam dan diusir dari kerajaan.
Purbasari pun hidup di hutan kemudian bertemu dengan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung mengetahui kisah Purbasari dan membantunya menghilangkan kutukan itu.
Lutung ini ternyata juga merupakan pangeran yang dikutuk menjadi kera. Purbararang pun mendengar bahwa Purbasari sudah cantik kembali pun memberinya tantangan berupa melihat tunangan siapa yang paling tampan.
Saat itu juga Lutung Kasarung menjadi seorang lelaki yang tampan. Ketampanannya mengalahkan tunangan Purbararang yakni Indrajaya.
Purbararang pun mengaku kalah dan meminta maaf. Purbasari pun memaafkannya.
Itulah 5 dongeng sunda dengan pesan moral yang menarik dan inspiratif. Selanjutnya dapat diketahui pula, kelima dongeng ini memiliki tokoh-tokoh yang unik sehingga menghibur anak-anak dengan mudah.