Puisi merupakan salah satu jenis karya seni yang terdiri dari baris-baris sajak. Dalam sejarah sastra Indonesia, puisi merupakan jenis asli puisi lama yang masih berkembang hingga sekarang.
Berbeda dengan zaman dahulu, gaya penulisan puisi sekarang relatif lebih bebas. Tidak ada acuan jumlah baris, suku kata, sajak , dan lain sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Kosasih melalui bukunya yang berjudul Dasar-dasar Keterampilan Bersastra (2012) menyampaikan bahwa puisi adalah wujud karya sastra yang memakai kata-kata indah dan penuh makna lantaran bahasa yang digunakan relatif lebih padat dan berbeda dengan yang biasa digunakan sehari-hari.
Waat-Dunton Situmorang (dalam Samosir, 2013) pada buku Apresiasi Puisi (2013) mendefinisikan puisi sebagai ungkapan nyata melalui kata-kata indah yang muncul dari pikiran manusia.
Puisi bisa dijadikan media untuk menuangkan isi hati atau sekadar berkarya. Tak sedikit penulis yang menerbitkan buku berisi puisi yang juga disebut sebagai antologi.
Ada pun yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu puisi tentang Ayah dan Ibu. Tulisan ini bisa dijadikan salah satu cara mengungkapkan kasih sayang kepada kedua orang tua. Berikut daftarnya.
Puisi tentang Ayah dan Ibu
Ibu
Karya: Mustofa Bisri
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Mata air yang tak berhenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak sorga
Di telapak kakimu
(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
menyampaikan kasih sayang-Mu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasih-Mu Amin)
Ayah
Pengorbananmu sangatlah abadi
Bekerja dengan senang hati dan penuh cinta
Tak pernah berkecil hati dan meminta balas jasa
Pagi, siang, malam
Engkau selalu tersenyum tanpa henti
Tak peduli akan seperti apa hari hari
Engkau selalu mencari nafkah untuk keluarga
Ayah...
Kasih sayang yang selalu engkau berikan kepada anakmu
Yang mungkin selalu mendurhakaimu ini
Namun engkau tak peduli
Melainkan engkau selalu menasihatiku
Agar menjadi anak yang berbakti
Puisi tentang Ayah dan Ibu
Ibu
Karya: Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….
Ibu….
Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya...
Ibu Jiwa Terindah
Karya: Dudy
Terlihat senyum tulusmu
Terasa doamu yang tak pernah henti
Tercipta kasih sayang tulusmu
Tak akan tergantikan
Wahai kau wanita terhebat
Kaulah segalanya untukku
Di saat ku bahagia
Air mata kebahagiaan terpancar bersinar
Di saat ku sedih
Air mata doamu tiada pernah berhenti
Tiada pernah mengeluh
Tiada pernah kecewa
Tiada pernah lelah
Jiwamu sungguh indah
Akan selalu ku ingat
Cerita ini akan selalu ku kenang
Engkau selalu ku doakan sepanjang hidupku
wahai kau wanita terhebat, IBU
Puisi Untukmu Wanita Tersabarku
Rindu sosokmu Ibu
Membelai halus wajahku
Mendekap hangat tubuhku
Siang dan malam kau serahkan padaku
Agar kaki mungilku bisa berdiri tegak di atas bumi
Untaian kata indah tak banyak terucap dari bibir
Hanya secangkir doa, yang bisa ku tuangkan pada Tuhan, untukmu.
Akulah Si Telaga
Karya: Sapardi Djoko Damono
Akulah si telaga, berlayar di atasnya
Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang
Menggerakkan bunga-bunga padma
Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya
Sesampai di sana, tinggalkan begitu saja
Perahumu biar aku yang menjaganya.
Setiap Ayah
Karya: Alex R. Nainggolan
Di tubuh setiap ayah
Akan ada jalan pulang
Rumah yang bagai selimut
Dari kepala yang kusut
Telah ku gali-gali
Tangis yang kecut
Dan terduduk di sudut
Segala sesal yang sampai sekarang
Hanya tertunduk
Maka aku ingat ayah
Setiap percakapan
Yang abai kutafsirkan
Lalu ayah mengerubung
Si setiap hari
Bahkan bertahun setelah dirinya pergi
Di setiap mata ayah
Selalu ada kegembiraan
Meski hanya sebentar
Bertemu
Atau percakapan yang biasa saja
Dengan anaknya.
Itulah kumpulan puisi tentang Ayah dan Ibu yang bisa dijadikan referensi. Selain membuat puisi, Anda juga bisa mengutip sajak di atas dan menuliskannya pada unggahan atau pesan langsung kepada orang tua.