Cerita fiksi adalah bentuk seni sastra yang menarik diketahui. Sebab, cerita fiksi memungkinkan pendengarnya untuk melampaui batasan dunia nyata, mengembara melalui wilayah-wilayah imajinatif yang tak terbatas.
Cerita fiksi juga memicu daya pikir kreatif, sehingga siapa pun akan dapat berimajinasi seluas mungkin dengan kisah yang diciptakan maupun dibacanya. Tak jarang, cerita fiksi juga memuat nilai moral yang cocok dibacakan untuk anak-anak sebelum tidur.
Berkaitan dengan cerita fiksi, menarik mengetahui contoh-contohnya sebagai inspirasi dan melestarikan budaya. Simak contoh cerita fiksi tersebut sebagai berikut.
Contoh Cerita Fiksi yang Legendaris dan Inspiratif
Contoh cerita fiksi berikut ini memuat berbagai nilai moral. Oleh karenanya, cerita fiksi ini menarik dikisahkan ke anak-anak sebagai pendidikan. Berikut contoh cerita tersebut:
1. Contoh Cerita Fiksi Timun Mas
Pada suatu ketika, hiduplah seorang janda yang bernama Mbok Sirni. Mbok Sirni ingin memiliki seorang anak lalu membuat perjanjian dengan raksasa.
Raksasa tersebut akan mengabulkan permintaannya jika ia bersedia menyerahkan anaknya ketika usianya 6 tahun untuk dimakan. Mbok Sirni pun tanpa berpikir panjang menyepakatinya.
Kemudian, Mbok Sirni memperoleh seoarng bayi dari mentimun yang dikupasnya. Mbok Sirni pun memberinya nama Timun Mas dan sangat mencintainya.
Saat tiba waktunya raksasa mengambil Timun Mas, Mbok Sirni berupaya mengulur waktu. Namun Mbok Sirni pergi menemui pertapa yang memberinya biji mentimun, garam, jarum, dan terasi sebagai penangkal raksasa itu.
Raksasa pun datang, Mbok Sirni mengusirnya dengan bungkusan biji mentimun beserta lain-lain itu. Biji mentimun pun tumbuh menjadi ladang luas yang melindunginya.
Jarum menjadi pohon bambu yang tajam, garam menjadi lautan, dan terasi mengubah hutan jadi lautan lumpur yang mendidih. Raksasa tak kuasa menahan serangan itu pun mati karena lautan lumpur yang mendidih.
Timun Mas dan Mbok Sirni pun hidup bersama selamanya. Keduanya tidak takut lagi atas ancaman yang datang karena raksasa sudah tiada.
2. Contoh Cerita Fiksi Sangkuriang
Sangkuriang merupakan seorang anak dari Dayang Sumbi. Dayang Sumbi merupakan seorang putri kerajaan yang menikah dengan lelaki, tetapi lelaki yang dinikahinya menjadi seekor anjing yang bernama Tumang.
Pada suatu ketika, Sangkuriang, yang tidak mengetahui Tumang adalah ayahnya, terlibat dalam pertandingan. Tumang tidak ingin ikut dalam pertandingan tersebut. Sangkuriang pun marah dan membunuh Tumang.
Dayang Sumbi yang mendengar aduan Sangkuriang itu pun marah. Dayang Sumbi memukulnya hingga membuat Sangkuriang tersinggung dan pergi dari rumah.
Usai bertahun kemudian, Sangkuriang tak sadar bahwa ia bertemu dengan Dayang Sumbi. Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi juga jatuh cinta pada Sangkuriang tanpa menyadari bahwa itu adalah anaknya.
Saat merencanakan pernikahan Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang. Dayang Sumbi pun menyadari lelaki yang disayanginya selama ini adalah Sangkuriang.
Dayang Sumbi kemudian berupaya menggagalkan pernikahannya. Dayang Sumbi menghambat Sangkuriang menyeberangi Sungai Citarum sebelum fajar. Sebab, hal ini menjadi salah satu syarat menikahinya.
Kegagalan pun menjadi nyata. Sangkuriang marah dan menendang perahu yang dibuatnya. Perahu besar tersebut konon kini menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
3. Contoh Cerita Fiksi Malin Kundang
Pada suatu ketika, hiduplah seorang ibu yang bekerja sebagai nelayan. Sang ibu membesarkan putranya yang bernama Malin Kundang.
Kehidupan mereka beruda penuh kesulitan. Kendati demikian, Malin Kundang memahaminya dan turut membantu sang ibu.
Kemudian Malin Kundang memutuskan untuk merantau demi kesejahteraan hidup mereka. Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang berhasil menjadi saudagar kaya raya.
Malin Kundang menikahi putri bangsawan. Namun berhasilnya pernikahan tersebut salah satunya karena Malin Kundang tidak menceritakan latar belakangnya.
Pada suatu ketika Malin rindu dengan kampung halamannya dan memutuskan untuk pulang. Malin Kundang membagikan kekayaannya kepada penduduk desa. Sang ibu yang mendengar kabar itu pun segera menemui Malin Kundang.
Sang ibu yang penuh haru bahagia itu pun memanggil Malin dengan sebutan ‘anakku’. Namun Malin sangat terkejut dan marah. Malin malu untuk mengakui ibunya berteriak, “Siapa kamu?! Ibuku sudah meninggal!”
Ibunda Malin Kundang merasa sakit hati. Malin Kundang pun pergi bersama istrinya yang bangsawan.
Kemarahan ibu Malin Kundang membuatnya mengharapkan hujan deras yang menyengsarakan Malin. Ibu Malin Kundang juga berharap sang anak menjadi batu. Malin Kundang memohon ampun tetapi semuanya terlambat dan Malin berubah menjadi batu.
Bencana alam pun tak terhindarkan. Ibu Malin Kundang menyesali doanya tetapi tidak ada yang dapat berubah setelah kutukan tersebut.
Itulah penjelasan mengenai cerita fiksi beserta contohnya. Kita dapat belajar mengenai nilai moral dari contoh cerita fiksi di atas adalah seharusnya seseorang menepati jika berjanji, kenali latar belakang seseorang yang dekat, dan tidak boleh durhaka kepada orang tua.