7 Akibat Revolusi Bumi bagi Kehidupan

Pexels
Editor: Safrezi
24/10/2023, 18.16 WIB

Dalam pelajaran geografi,  siswa akan mempelajari dua jenis peredaran bumi pada setiap siklusnya, yaitu rotasi dan revolusi bumi.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi bumi adalah peredaran bumi dan planet-planet lain dalam mengelilingi matahari. Singkatnya, revolusi adalah peristiwa pergerakan bumi mengelilingi matahari.

Kecepatan bumi ketika melakukan revolusi berkisar 30 km/detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan bumi untuk melakukan revolusi adalah 365 ¼ hari atau dalam kalender masehi selama satu tahun.

Saat bumi melakukan revolusi, maka akan memicu terjadinya gerak semu matahari. Oleh karena itu, matahari yang kita lihat dari permukaan bumi posisinya seperti selalu bergerak.

Revolusi bumi akan memicu terjadinya peristiwa atau aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan dan lingkungan manusia.

Lantas, apa saja akibat revolusi bumi? Berikut pembahasannya di bawah ini.

Akibat Revolusi Bumi

Berikut ini penjelasan tujuh akibat revolusi bumi bagi kehidupan, antara lain:

Akibat Revolusi Bumi (Pexels)

 

1. Perbedaan Lama Siang dan Malam

Lamanya waktu siang dan malam di setiap daerah yang ada di bumi disebabkan karena terjadinya proses revolusi bumi. Perbedaan waktu ini terbagi menjadi tiga periode, yakni 21 Maret hingga 23 Desember, 23 September hingga 21 Maret, dan 21 Maret hingga 23 September.

  • Pada periode 21 Maret hingga 23 Desember, kutub utara akan mengarah atau mendekati matahari dan kutub selatan menjauhi matahari.
  • Periode 23 September hingga 21 Maret, kutub selatan akan mendekati ke matahari dan kutub utara menjauhi matahari. 
  • Periode tanggal 21 Maret hingga 23 September, jarak kutub utara dan kutub selatan dengan matahari adalah sama.

2. Perubahan Musim

Pergeseran garis edar matahari mengakibatkan perubahan musim. Seperti di daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu kemarau yang kering dan penghujan yang basah.

Selain itu, daerah subtropis memiliki empat musim yaitu semi, hujan, panas, dan gugur. Musim-musim di daerah tropis dan subtropis akan berulang dalam satu tahun.

Pada belahan bumi utara dan selatan, terdapat empat musim yaitu semi, panas, gugur dan dingin. Setiap 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah sebanding. Matahari juga mulai bergerak ke utara.

Pada belahan bumi bagian utara akan mendapatkan penyinaran matahari lebih banyak dan memasuki musim semi. Sebaliknya, belahan bumi bagian selatan mulai menerima penyinaran matahari semakin sedikit dan memasuki musim gugur. Musim tersebut berlangsung hingga 21 Juni.

Selanjutnya pada 21 Juli, matahari mulai berada di kedudukan paling utara dan bergerak ke bagian selatan. Sebab itu, belahan bumi utara memasuki musim panas dan belahan bumi selatan memasuki musim dingin yang berlangsung hingga 23 September.

Matahari kembali mencapai khatulistiwa dan mulai bergerak ke selatan pada 23 September. Sementara itu, bagian bumi utara mulai berkurang menerima sinar matahari dan sebaliknya. Sehingga belahan bumi bagian utara mengalami musim gugur dan musim dingin di belahan bumi selatan hingga 22 Desember.

Pada 22 Desember hingga 21 Maret tahun berikutnya, matahari berada pada kedudukan paling selatan dan mulai bergerak ke utara. Saat itu, belahan bumi utara mengalami musim dingin dan selatan memasuki musim panas.

3. Terbentuknya Rasi Bintang

Rasi bintang adalah sekelompok bintang yang membentuk pola tertentu yang  jaraknya tidak berdekatan satu sama lain. Namun ketika diamati dari bumi, maka jarak antara rasi bintang akan tampak berdekatan dan tersusun polanya.

Hal ini dikarenakan revolusi bumi yang membuat rasi bintang pada setiap bagian bumi akan terlihat berbeda.

Bumi bagian utara hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di utara, bumi bagian selatan hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di selatan, begitu juga bagian bumi yang lain.

4. Acuan Kalender Masehi

Kalender Masehi adalah kalender sistem penanggalan berbasis pergerakan Bumi mengelilingi Matahari dalam orbitnya.

Satu revolusi Bumi mengelilingi Matahari akan memakan waktu sekitar 365,25 hari. Waktu inilah yang menjadi dasar penggunaan kalender Masehi.

Perhitungan 0,25 hari dalam satu kali revolusi Bumi akan ditambahkan menjadi satu hari di bulan Februari yaitu tanggal 29 Februari. Hal inilah yang membuat sistem kalender Masehi memiliki tahun kabisat atau tahun dengan 366 hari untuk mengganti sisa hari tersebut.

5. Gerak Semu Tahunan Matahari

Matahari termasuk dalam bintang yang relatif tetap dalam sistem tata surya. Akan tetapi, saat melakukan revolusi, Matahari tampak bergerak melintasi berbagai bintang sepanjang tahun.

Gerakan orbit Bumi terhadap Matahari yang berbentuk elips membuat jarak antara Bumi dan Matahari berubah. Pada berbagai titik dalam orbit ini, Matahari seolah-olah berada di tempat yang berbeda meskipun sebenarnya berada di tempat yang sama.

Akibat Revolusi Bumi (Pexels)

6. Gerhana Matahari

Gerhana Matahari juga merupakan hasil dari revolusi Bumi . Saat bumi sedang berevolusi, bumi menghasilkan perubahan sudut dan perubahan posisi relatif Matahari.

Gerakan ini lama kelamaan akan bergeser hingga akhirnya ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga pada waktu tertentu terjadilah gerhana Matahari.

7. Gerhana Bulan

Selain gerhana matahari, revolusi bumi juga mengakibatkan adanya gerhana bulan yang terjadi saat, Bumi, Matahari, dan Bulan membentuk garis lurus.

Ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sinar Matahari ke Bulan akan tertutup bayangan bumi. Gerhana bulan sendiri hanya terjadi pada malam bulan purnama dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Itulah beberapa informasi tentang tujuh akibat revolusi bumi bagi kehidupan. Semoga bisa menjadi pengetahuan yang berarti bagi kita untuk lebih mengenal alam raya.