Upaya Cegah dan Sembuhkan Anak dari Eksploitasi dan Pelecehan Seksual

Pexels
Ilustrasi, demonstrasi atas kasus pelecehan seksual
Editor: Safrezi
31/10/2023, 07.30 WIB

Eksploitasi, pelecehan, dan kekerasan seksual terhadap anak merupakan tindakan yang ironis dan merenggut masa depan anak. Oleh sebab itulah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kembali upaya untuk mencegah dan menyembuhkan anak dari tindakan tersebut.

Upaya tersebut diwujudkan dengan menegaskan kembali Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Konvensi Hak Anak, dan Protokol Opsionalnya. PBB menempatkan martabat anak dan hak mereka untuk hidup bebas dari kekerasan sebagai prioritas dalam agenda pembangunan internasional.

Berkaitan dengan hal tersebut, PBB pun menetapkan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia yang diperingati tanggal 18 November setiap tahunnya. Simak urgensi peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia, serta upaya melakukannya.

Upaya Cegah dan Sembuhkan Anak dari Eksploitasi dan Kekerasan Seksual

Pelecehan Seksual (Pexels)
 

Setelah mengetahui urgensi peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia dalam uraian singkat, setiap orang juga wajib melakukan upaya mencegah dan menyembuhkan para korban. Upaya yang dapat dilakukan yakni:

1. Menyebarkan Edukasi Pelecehan, Kekerasan, dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak

Mempublikasikan pendidikan terkait seks, eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan seksual membuat masyarakat sekitar menyadari pentingnya perlindungan diri. Hal ini dapat membuat setiap orang menyadari bahwa adanya aksi-aksi kecil hingga besar yang berpengaruh terhadap masa depan seorang anak.

2. Membuka Ruang Diskusi untuk Membicarakan Eksploitasi, Kekerasan, dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Seminar, konferensi, dan kesempatan berdialektika lainnya menjadi ruang edukatif yang cocok untuk berbagai pihak yang terlibat. Semakin banyak orang yang terlibat di dalamnya, semakin banyak pula ilmu yang diperoleh dan disebarkan. Hal ini pun meningkatkan kesadaran masyarakat terkait adanya eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan seksual terhadap anak.

3. Memberikan Bantuan Ke Pihak yang Mengadvokasi Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Cara berikutnya untuk memperingati Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia adalah dengan membantu pihak yang mengadvokasi pelecehan seksual.

Bantuan yang dilakukan dapat berupa dana maupun akses ke pihak tertentu. Hal ini bertujuan agar para korban dapat segera memperoleh keadilan yang berhak diterimanya, kesempatan untuk pulih, rehabilitasi fisik dan mental jika perlu, dan lain sebagainya.

Urgensi Peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia

Pelecehan Seksual (Pexels)
 

Tujuan peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia yakni untuk mengakhiri eksploitasi, pelecehan, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan terhadap anak. Selain itu, pihaknya berupaya melaksanakan aksi apapun yang membahayakan anak seperti pernikahan anak, pernikahan dini, pernikahan paksa, sunat perempuan yang menempatkan anak dalam situasi berisiko untuk mengalami eksploitasi, pelecehan, dan kekerasan.

Keprihatinan yang mendalam untuk anak-anak, khususnya anak perempuan, dilakukan karena adanya risiko yang besar untuk mengalami pemaksaan hubungan seksual dan eksploitasi. Pelecehan dan kekerasan seksual pun tidak terhindarkan baik secara online maupun offline.

Tindakan tersebut bahkan juga dapat terjadi karena berlangsungnya konflik bersenjata, rasa malu, stigma, ketakutan atas pengalaman mereka, banyak korban yang tidak melaporkan hal tersebut. Artinya, para korban tidak berupaya mencari keadilan, rehabilitasi, dukungan. Dampaknya, para korban akan merasakan konsekuensi seumur hidup yang mempengaruhi fisik dan mental bahkan kesehatan mereka.

PBB pun menetapkan 18 November sebagai peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia. Pihaknya mengundang seluruh negara anggota, organisasi terkait, organisasi internasional, para pemimpin dunia, pemuka agama, masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, lembaga akademis, sektor swasta, pemangku kepentingan untuk turut memperingati dan berupaya dalam Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia tersebut.

Pelecehan Seksual (Pexels)
 




PBB berharap para pihak tersebut berkomitmen memastikan pendidikan yang berkualitas demi meningkatnya kesadaran publik terkait pelecehan seksual terhadap anak. Tak hanya untuk melindungi anak dari eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan seksual, tetapi tuntutan agar para pelaku bertanggung jawab, memastikan para penyintas dan korban memperoleh akses terhadap keadilan dan pemulihan.

Selain itu, perlu adanya fasilitas untuk diskusi ruang terbuka terkait perlunya mencegah dan menghapus stigmatisasi, mendorong pemulihan, dan melindungi hak korban dan penyintas. Hal ini menjadi sorotan karena masa depan anak sebagai penerus generasi dapat terancam bahkan hancur karena tindakan ironis orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Itulah penjelasan mengenai beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk cegah dan sembuhkan anak dari eksploitasi, pelecehan, dan kekerasan seksual terhadap anak, serta urgensi peringatan Hari Pencegahan dan Penyembuhan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual terhadap Anak Sedunia.

Masyarakat perlu bersatu untuk mencegah dan memberikan solusi atas ironi yang terjadi. Dengan begitu, anak dapat terlindungi dari tindakan tersebut dan sembuh dari pengalaman traumatis yang dilaluinya.