El Nino dan La Nina merupakan fenomena berubahnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik. El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih hangat, sedangkan La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih dingin.
Meskipun keduanya terkait dengan perubahan suhu dan pola curah hujan di berbagai wilayah, mereka memiliki karakteristik yang berbeda.
Lantas, apa saja perbedaan dari kedua fenomena iklim ini? Berikut dibawah ini ulasan lengkapnya.
Perbedaan El Nino dan La Nina
El Nino dan La Nina merupakan fenomena iklim dimana keduanya memiliki perbedaan dari beberapa aspek. Berikut dibawah ini penjelasan lengkapnya.
1. Pengertian
Melansir situs BMKG, El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia.
Di sisi lain, La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sedang mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Pendinginan ini mengurangi pertumbuhan awan dan meningkatkan curah hujan Indonesia.
2. Penyebab
El Nino dan La Nina merupakan bagian dari fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang terjadi akibat interaksi yang kompleks antara atmosfer dan samudera di kawasan Pasifik. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya El Nino dan La Nina:
Penyebab Terjadinya El Nino
El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik mengalami peningkatan suhu di atas kondisi normalnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya El Nino adalah sebagai berikut:
- Pemanasan Awan
Peningkatan suhu SST dapat menyebabkan pertumbuhan awan yang lebih tinggi di Samudera Pasifik. Hal ini mengganggu sistem atmosfer global dan mengubah pola aliran angin, yang kemudian berdampak pada iklim global.
- Perubahan Arus Samudera
Arus samudera di Samudera Pasifik mengalami perubahan selama El Nino. Peningkatan suhu SST menyebabkan penurunan tekanan atmosfer, yang akhirnya mempengaruhi arus samudera dan memicu El Nino.
Penyebab Terjadinya La Nina
La Nina terjadi ketika SST di Samudera Pasifik tengah dan timur mengalami penurunan suhu di bawah kondisi normalnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya La Nina adalah sebagai berikut:
- Penurunan Suhu Permukaan Laut atau Sea Surface Temperature (SST)
Penurunan suhu SST di Samudera Pasifik tengah dan timur mempengaruhi pola aliran angin dan mengubah kondisi atmosfer global. Hal ini mengakibatkan terjadinya La Nina dan dampaknya terhadap iklim global.
- Perubahan Arus Samudera
Arus samudera juga memainkan peran penting dalam terjadinya La Nina. Perubahan suhu SST menyebabkan perubahan tekanan atmosfer, yang pada gilirannya mempengaruhi arus samudera dan memicu La Nina.
3. Ciri-Ciri La Nina dan El Nino
Berikut ini penjelasan ciri-ciri dari La Nina dan El Nino:
Ciri-Ciri La Nina
- Angin pasat ke arah Barat menguat searah dengan kecepatan angin dalam kondisi normal.
- Curah hujan tinggi di di dekat Papua (Indonesia).
- Curah hujan rendah di dekat Peru (Amerika Selatan).
- Suhu udara menurun (mendingin) dibandingkan suhu normal.
Ciri-Ciri El Nino
- Angin pasat dari arah Timur melemah karena angin yang seharusnya bergerak dari Peru ke Papua (dalam kondisi normal) menjadi bergerak dari Papua ke Peru.
- Curah hujan rendah di dekat Papua (Indonesia).
- Curah hujan tinggi di dekat Peru (Amerika Selatan).
- Suhu udara meningkat (memanas) dibandingkan suhu normal.
4. Waktu Terjadinya La Nina dan El Nino
Peristiwa El Nino dan La Nina rata-rata hanya terjadi setiap 2-7 tahun sekali dan tidak terjadi dalam jadwal yang teratur. Umumnya, El Nino lebih sering terjadi daripada La Nina. Periode La Nina dan El Nino biasanya akan berlangsung selama 9-12 bulan, tapi kadang-kadang juga bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Puncak El Nino biasanya terjadi sekitar bulan Desember. Selama periode El Nino, angin pasat akan melemah, sehingga air hangat akan didorong dari Barat kembali ke Timur.
Sementara itu, La Nina biasanya terjadi setelah periode El Nino berakhir. Pada periode La Nina, angin pasat akan mendorong air hangat dari Timur ke Barat, sehingga menyebabkan penumpukan air hangat di wilayah Barat.
5. Dampak El Nino dan La Nina Bagi Indonesia
Berikut ini adalah dampak positif dan negatif dari El Nino dan La Nina bagi Indonesia:
Dampak Positif El Nino
- Musim Kemarau yang Stabil
Selama El Nino, wilayah Indonesia cenderung mengalami musim kemarau yang lebih stabil. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi sektor pertanian dan pertambangan yang memerlukan kondisi cuaca yang kering.
- Penurunan Tingkat Banjir
Ketika terjadi El Nino, curah hujan di beberapa wilayah Indonesia cenderung berkurang. Hal ini dapat mengurangi risiko banjir yang sering terjadi selama musim hujan.
Dampak Positif La Nina
- Penyediaan Air yang Melimpah
La Nina cenderung meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan sumber air yang melimpah, memenuhi kebutuhan irigasi, dan meningkatkan produktivitas pertanian.
- Pertumbuhan Ekosistem Laut
La Nina dapat meningkatkan produktivitas ekosistem laut di sekitar Indonesia, seperti peningkatan populasi ikan. Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor perikanan.
Dampak Negatif El Nino
- Kekeringan
Salah satu dampak utama El Nino adalah penurunan curah hujan di wilayah Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berdampak negatif pada sektor pertanian, ketersediaan air, dan kesehatan masyarakat.
- Krisis Pangan
Kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino dapat mengurangi produktivitas pertanian dan menyebabkan penurunan pasokan pangan. Hal ini dapat menyebabkan krisis pangan di beberapa wilayah Indonesia.
Dampak Negatif La Nina
- Banjir dan Longsor
La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Akibtanya terjadi banjir dan longsor yang merusak infrastruktur, mengancam keselamatan, dan menyebabkan kerugian ekonomi.
- Gangguan Pelayaran dan Transportasi
Cuaca yang buruk akibat La Nina dapat mengganggu transportasi darat, laut, dan udara yang berakibat dapat mempengaruhi kelancaran pelayaran dan transportasi di wilayah Indonesia.