Kolaborasi Nunung WS dan CTI Hadirkan Lukisan Abstrak Bernuansa Tenun

Katadata
Pelukis perempuan beraliran abstrak, Nunung WS, berbincang dengan perajin tenun.
Penulis: Agung Jatmiko
19/1/2024, 00.25 WIB

Cita Tenun Indonesia (CTI) bersama dengan D Gallerie, berkolaborasi dengan Nunung WS, menggelar acara pameran lukisan bernuansa tenun. Acara bertajuk 'FASET: Estetika Tenun dalam Modernitas Seni' tersebut, dibuka untuk publik pada 20-21 Januari 2024.

Nunung WS merupakan pelukis beraliran abstrak, yang secara konsisten berkarya sejak 1967. Dalam kolaborasinya dengan CTI, ia menampilkan sejumlah lukisan yang terinspirasi oleh dimensi dan warna dari beragam tenun Indonesia.

"Saya sejak lama tertarik dengan tenun, karena secara visual unik dan menarik. Selain itu, menurut saya dalam kain ini terdapat warna Nusantara, yang melambangkan jiwa bangsa ini," ujar Nunung WS, kepada awak media, Kamis (18/1).

Lukisan abstrak bernuansa tenun karya Nunung WS (Katadata)

Bagi CTI, kolaborasi dengan Nunung WS menghadirkan lukisan bercorak tenun ini, merupakan gelaran perdana di tahun 2024, sekaligus menjadi acuan misi anual yang baru, yakni 'Pemberdayaan Tenun pada Tahap Lanjutan'.

Berdasarkan misi tersebut, CTI akan mengoptimalkan potensi perajin tenun melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenun Indonesia, memantapkan sejumlah jenis tenun dalam klasifikasi luxury goods, serta mengembangkan eksplorasi tenun pada ranah seni dan desain interior.

Ketertarikan Nunung WS terhadap Tenun Nusantara

Intensitas Nunung WS pada tenun Nusantara awalnya dimotivasi oleh keinginannya menggubah warna-warna baru untuk lukisan-lukisannya pada pertengahan dekade 1990-an.

Menurutnya, proses pewarnaan tenun tradisional menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat menarik, serta menghasilkan warna-warna yang organik dan mengakar. Setelah secara intensif meramu beragam warna, akhirnya ia menemukan apa yang dicari.

Namun, ia tak hanya tertarik pada warna benang yang dihasilkan oleh proses pewarnaan yang spesifik. Melainkan, juga pada bagimana jalinan-jalinan benang pada selembar kain tenun dapat menghasilkan nuansa warna yang menarik.

Lukisan abstrak bernuansa tenun karya Nunung WS (Katadata)

Ia menemukan, bahwa kompoisisi warna pada tenun tidak hanya menghasilkan persenyawaan yang meredam warna, tetapi juga tidak menghilangkan karakteristik warna asal. Ini kemudian juga diterapkan Nunung melalui eksperimennya menempel objek konkret, seperti kertas transparan untuk meredam warna lukisan. Gubahannya ini menghasilkan nuansa-nuansa abstraksi yang menggetarkan.

Peneladannya terhadap tenun Nusantara tidak hanya soal pencarian kosa visual baru khas seniman modern. Melainkan juga menyangkut renjana asali dirinya sebagai seorang perempuan, yang mendambakan kemelekatan antara pengalaman spiritual dan pengetahuan menubuh yang merespons alam.

Kemelekatan ini, hadir pada eksistensi perempuan pada kehidupan tradisional, sebagai pengukir, perajin tenun, dan penyulam. Kemelekatan itulah, yang kemudian menghasilkan banyak pengetahuan tentang perawatan dan pemeliharaan.