Dalam studi sejarah, ada istilah yang disebut periodisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah ini diartikan sebagai, pembagian menurut zamannya, penzamanan, dan pembabakan.
Periodisasi memiliki peran penting dalam membantu individu memahami urutan dan hubungan antara peristiwa-peristiwa sejarah. Periodisasi adalah upaya untuk mengkategorikan dan membagi perkembangan peristiwa sejarah menjadi beberapa periode tertentu.
Konsep ini mencakup aktivitas beragam dari masa lalu manusia, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman, catatan mengenai aktivitas masa lalu tersebut perlu diorganisir ke dalam periode-periode tertentu.
Setelah dilakukan pembagian, penting untuk menyusunnya dalam bentuk periodisasi sejarah agar menjadi suatu rangkaian peristiwa yang memiliki struktur dan kesatuan. Simak penjelasan terkait apa yang dimaksud dengan periodisasi sebagai berikut.
Pengertian Periodisasi
Periodisasi dapat dianggap sebagai tahap perkembangan masa atau pemecahan suatu periode waktu. Pengertian periodisasi juga dapat diartikan sebagai pembagian suatu masa.
Dalam konteks sejarah, periodisasi mencerminkan tahap-tahap perkembangan masa yang terjadi dalam rentang waktu yang panjang, mulai dari awal kemunculan manusia hingga zaman sekarang. Pembagian ini diperlukan untuk merinci dan mengorganisir sejarah yang melibatkan rentang waktu yang sangat luas.
Situasi ini menimbulkan tantangan bagi sejarawan dan ahli, yang mengalami kesulitan dalam mengkaji atau membahas berbagai masalah yang muncul. Sebab, kompleksitas berbagai isu yang timbul dalam kehidupan manusia mempengaruhi sejarah.
Sebagai solusi, para ahli dan sejarawan akhirnya menyusun suatu struktur. Struktur tersebut berkaitan dengan konsep waktu atau masa, berbentuk periodisasi sejarah atau pembagian masa.
Prinsip Periodisasi
Dari definisi periodisasi di atas, dapat diartikan bahwa periodisasi merupakan hasil interpretasi dan makna yang diberikan oleh sejarawan. Terdapat beberapa prinsip dalam periodisasi, antara lain:
- Terdapat kriteria yang digunakan dalam proses pembagian pada periodisasi.
- Periodisasi memiliki karakter teoritis, yang berarti periodisasi dibuat dalam konteks ilmu pengetahuan.
- Periodisasi bersifat subjektif, menunjukkan bahwa sejarawan memiliki pandangan subjektif dalam melakukan periodisasi sejarah.
- Batas-batas dari periodisasi tidak bersifat tetap.
- Periodisasi memanfaatkan tahun-tahun bulat seperti abad, dasawarsa, dan dekade.
- Penyusunan periodisasi perlu memperhatikan penggunaan kriteria secara konsisten.
Tujuan Periodisasi
Setelah memahami definisi periodisasi, langkah selanjutnya adalah membahas tujuan periodisasi. Adapun tujuan dari periodisasi yakni sebagai berikut:
1. Mempermudah Mendapat Sebuah Gambaran
Salah satu tujuan penting dari periodisasi adalah untuk menyederhanakan pemahaman. Melalui periodisasi, individu dapat melihat peristiwa atau kejadian berdasarkan pengelompokan waktu. Periodisasi membantu seseorang memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai suatu kejadian.
Ketika banyaknya tahun peristiwa membuat urutan waktu dan informasi lainnya menjadi serangkaian yang tidak berujung, hal ini membuat sulit untuk menemukan titik awalnya. Oleh karena itu, untuk memperoleh pemahaman atau pandangan yang lebih baik, serangkaian tersebut perlu dibagi-bagi kembali melalui periodisasi.
2. Menyederhanakan Kisah Sejarah
Sejarah memiliki karakteristik yang bersifat panjang, dan seringkali kejadian-kejadian di dalamnya dapat menjadi rumit dan sulit untuk disatukan.
Kondisi semacam ini seringkali tidak menghasilkan suatu titik temu yang jelas. Oleh karena itu, konsep periodisasi muncul, dengan tujuan untuk menyederhanakan narasi sejarah yang kompleks dan melibatkan rentang waktu yang luas.
3. Memenuhi Syarat Sistematika Ilmu Pengetahuan
Tujuan ketiga dari periodisasi adalah untuk memenuhi persyaratan sistematika dalam ilmu pengetahuan. Salah satu karakteristik penting dalam bidang ilmu pengetahuan adalah sifatnya yang sistematis. Semua peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lalu akan dikelompokkan, dihubungkan satu sama lain, dan kemudian diorganisir secara sistematis untuk memenuhi sistematika ilmu pengetahuan.
4. Dasar Penyusunan Cerita Sejarah
Sejarah yang memiliki panjang dan kompleksitas perlu diorganisir untuk mempermudah pengkajiannya. Tujuannya adalah agar peristiwa atau kejadian tersebut dapat disusun berdasarkan urutan waktu atau periodisasinya.
Penyusunan data sejarah yang paling logis dilakukan secara kronologis. Artinya, data sejarah disusun berdasarkan rentang waktu karena kronologi merupakan hal yang penting. Selain itu, kronologi merupakan konsep yang konsisten yang harus diperhatikan oleh para ahli atau sejarawan.
5. Mengetahui Peristiwa Secara Kronologis
Tujuan periodisasi juga melibatkan pengetahuan tentang peristiwa sejarah berdasarkan urutan kronologisnya. Penyusunan naratif sejarah dengan pendekatan kronologis memiliki manfaat signifikan. Hal ini memungkinkan seseorang untuk dengan mudah memahami urutan waktu dari suatu peristiwa.
Jenis-jenis Periodisasi
Periodisasi memberikan struktur dan pola khas pada materi sejarah yang secara alami tidak memiliki batas yang jelas. Karakteristik ini menjadi faktor penentu yang membedakan satu babak dengan babak lainnya.
Beberapa faktor menjadi kriteria dalam menyusun konsep periodisasi, yang mencakup berbagai jenis periodisasi. Berikut adalah beberapa jenis periodisasi:
1. Periodisasi Berdasarkan Waktu
Pembagian periodisasi berdasarkan waktu merupakan metode yang sangat sederhana. Pada umumnya, periodisasi ini ditentukan berdasarkan beberapa parameter, seperti tahun atau abad kejadian.
2. Periodisasi Berdasarkan Ciri-Ciri Peristiwa
Dalam metode periodisasi ini, waktu bukan menjadi batasan utama. Pengelompokan sejarah tidak bergantung pada aspek waktu, melainkan lebih menitikberatkan pada ciri-ciri utama suatu kejadian. Meskipun demikian, setiap periodisasi tetap terkait dengan aspek waktu, karena setiap peristiwa pasti terjadi dalam suatu rentang waktu.
3. Periodisasi Berdasarkan Bidang Spesifik
Jenis periodisasi lainnya mengacu pada bidang spesifik atau ranting ilmu pengetahuan yang berkembang. Seiring dengan perkembangan pengetahuan yang semakin luas, periodisasi ini memerlukan diferensiasi yang mencerminkan kemajuan dalam sejarah dan berbagai cabang ilmu pengetahuan.