Kolonialisme dan imperialisme merupakan praktik politik yang dilakukan suatu negara untuk mendapatkan keuntungan dari negara atau bangsa lain. Meski konsepnya hampir serupa, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang hampir sulit dibedakan.
Dalam artikel ini kami akan membahas lebih lanjut tentang sejumlah pengertian kolonialisme dan imperialisme yang patut diketahui. Berikut informasi selengkapnya.
Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme
Pengertian Kolonialisme
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
2. Kansil dan Julianto (1986)
Kolonialisme adalah rangkaian nafsu suatu bangsa untuk menaklukkan bangsa lain di bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan, dengan jalan dominasi politik
3. Ratna (2008)
Pada buku Postkolonialisme Indonesia (2008), Ratna menjelaskan bahwa kolonialisme bermakna seperti wilayah atau perkampungan, mempunyai konotasi negatif sesudah terjadinya interaksi yang tidak seimbang antara pendatang baru dengan penduduk lama.
4. Retnoningsih (2005)
Kolonialisme diartikan sebagai penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara asal.
Dapat disimpulkan bahwa kolonialisme melibatkan pendirian, pemeliharaan, akuisisi, dan perluasan koloni di satu wilayah oleh orang-orang dari wilayah lain. Hal ini sering kali mencakup dominasi politik, ekonomi, dan budaya di wilayah jajahan oleh kekuatan kolonial.
Ciri-ciri Kolonialisme
Untuk meningkatkan pemahaman, kami juga akan membahas tentang ciri-ciri kolonialisme menurut Hardjosatoto pada bukunya yang berjudul Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi (1985). Berikut lengkapnya.
1. Penjajah yang kaya dan royal, yaitu kaya akan bahan tambang dan industrinya yang sudah beroperasi dalam keadaan berkembang sehingga tidak meraup kekayaan alam bangsa terjajah, bahkan taraf hidup dan pendudukan pribumi dimajukan dan di masa mendatang akan menjadi rekan kerja sama.
2. Penjajah yang semi kaya, tipe penjajah ini tidak banyak memiliki bahan tambang, namun industrinya maju sehingga memerlukan pemasaran hasil industri.
3. Penjajah miskin, yaitu penjajah ini industrinya sudah maju namun tidak memiliki bahan baku dan bahan bakar bagi industrinya, sehingga harus mendatangkan dari daerah jajahan dengan pertimbangan ekonomi berbentuk upah buruh yang rendah.
4. Penjajah sangat miskin, penjajah ini tidak memiliki sumber daya alam yang subur. Cenderung menekan dan meraup semua sumber daya yang akan pada negara yang dijajah.
Pengertian Imperialisme
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
2. Alan Bullock (1986)
Imperialisme adalah suatu penaklukan penduduk suatu negara kepada daerah-daerah lain dengan menentukan hukumnya melalui kekuasaan hingga eksploitasi ekonomi dan finansial bangsa lain.
3. Henry Pratt Fairchild (1977)
Imperialisme adalah kebijakan dan praktik perluasan suatu negara kepada negara lain yang dilakukan dengan mencaplok wilayah milik bangsa lain. Termasuk wilayah yang saling berbatasan, kemudian direbut dengan cara paksa atau mengambil daerah bekas jajahan.
4. Sukarno (1983)
Imperialisme adalah nafsu untuk menguasai sistem atau memberikan pengaruh pada aspek ekonomi milik bangsa lain.
5. Suharto Hardjosatoto (1985)
Imperialisme adalah nafsu untuk menguasai satu sistem wilayah bangsa lain.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa imperialisme adalah konsep yang lebih luas serta mengacu pada kebijakan atau praktik perluasan kekuasaan, pengaruh, atau kontrol suatu negara terhadap negara atau wilayah lain, baik melalui kekuatan atau diplomasi. Imperialisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk penjajahan.
Ciri-ciri Imperialisme
1. Telah memiliki kekuatan militer yang memadai dari segi kualitas dan kuantitas. Jenis kekuatan ini cenderung mendorong negara penjajah untuk mendominasi hingga merebut sumber daya alam dari kawasan terjajah.
2. Memiliki koloni merupakan ciri imperialisme yang sifatnya menunjang tindakan ini. Pada negara yang akan dan sudah terjajah, koloni didirikan untuk mengendalikan pengerukan sumber daya dan kekayaan dari negara terjajah.
3. Pengaruh yang kuat atau lebih besar dibanding negara terjajah juga menjadi salah satu ciri tindakan imperialisme. Dengan cara ini, penjajah dapat menguasai perekonomian negara yang ingin dikuasai.
4. Ideologi yang mengedepankan kepentingan negara sendiri juga menjadi ciri khas dari tindakan imperialisme. Diketahui bahwa gagasan utama sebagai identitas negara sifatnya lebih menguntungkan untuk negara yang ingin melakukan imperialisme terhadap negara lain.
5. Ciri terakhir yaitu negara yang melakukan imperialisme umumnya memiliki sejarah yang juga pernah atau mencetak tindakan imperial di masa lalu.
Itulah penjelasan tentang pengertian kolonialisme dan imperialisme. Meski relatif mirip, keduanya memiliki perbedaan yang spesifik pada aspek tertentu.
Merangkum dari berbagai sumber, imperialisme mencakup kegiatan yang lebih luas, termasuk dominasi ekonomi, pengaruh politik, dan dampak budaya. Meskipun kolonialisme adalah salah satu bentuk imperialisme, tidak semua imperialisme melibatkan penjajahan secara langsung.
Sementara kolonialisme secara khusus melibatkan pendirian dan kontrol atas wilayah jajahan. Hal ini berfokus pada hubungan antara penjajah dan yang dijajah. Melansir National Geographic, penguasa kolonial membenarkan penaklukan mereka dengan mengklaim bahwa mereka memiliki kewajiban hukum dan agama untuk mengontrol tanah dan budaya masyarakat adat.