Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Dialami Babe Cabita

Foto: Instagram Raditya Dika
Komika Babe Cabita
9/4/2024, 17.46 WIB

Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka. Komika Priya Prayoga Pratama atau dikenal Babe Cabita meninggal dunia Selasa (9/4) pagi ini pada usia 34 tahun di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Sebelum meninggal dunia, Babe Cabita sempat berjuang dari penyakit anemia aplastik dideritanya yang kemudian dinyatakan sembuh pada Juni 2023 lalu. Namun sejauh ini, belum ada keterangan lebih lanjut terkait penyebab meninggalnya juara ketiga Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim 2012 tersebut. 

Lalu, apakah penyakit anemia aplastik itu dan bagaimana gejala, serta faktor yang mempengaruhinya?

Melansir Mayoclinic.org, anemia aplastik merupakan penyakit langka dan serius dengan tubuh berhenti memproduksi sel darah baru yang cukup. Hal itu menyebabkan kelelahan, kerentanan terhadap infeksi, dan risiko perdarahan yang tidak terkontrol. 

Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba atau secara perlahan, bahkan semakin parah seiring waktu, dan dapat terjadi pada semua usia. Tingkat keparahan anemia aplastik dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Perawatan untuk anemia aplastik dapat mencakup penggunaan obat-obatan, transfusi darah, atau bahkan transplantasi sel punca, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.

Gejala

Gejala anemia aplastik bisa tidak terlihat. Namun, jika muncul, gejalanya akan meliputi:

- Kelelahan

- Sesak napas

- Detak jantung yang cepat atau tidak teratur

- Kulit pucat

- Infeksi yang sering atau berlangsung lama

- Mudah memar atau memar yang tidak dapat dijelaskan

- Pendarahan dari hidung atau gusi

- Pendarahan yang berlangsung lama akibat luka

- Ruam kulit

- Pusing

- Sakit kepala

- Demam

Anemia aplastik bisa bersifat akut atau kronis. Kondisi ini dapat berlangsung singkat dan bahkan mengancam nyawa.

Penyebab

Anemia aplastik disebabkan oleh kerusakan pada sel punca di sumsum tulang, yang mengakibatkan sumsum tulang menjadi kosong atau menghasilkan sedikit sel darah. Penyebab yang paling umum adalah ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel punca tersebut. 

Selain itu, berikut faktor lain yang dapat menyerang sumsum tulang dan memengaruhi produksi sel darah meliputi:

1. Perawatan radiasi dan kemoterapi untuk kanker

Meskipun efektif dalam membunuh sel kanker, terapi ini juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel punca dalam sumsum tulang, yang dapat menyebabkan anemia aplastik sebagai efek samping sementara.

2. Paparan bahan kimia beracun

Beberapa bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzena (yang ada dalam bensin) telah dikaitkan dengan anemia aplastik. Anemia ini dapat membaik jika menghindari paparan berulang terhadap bahan kimia tersebut.

3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati arthritis reumatoid dan beberapa jenis antibiotik, juga dapat menyebabkan anemia aplastik.

4. Gangguan autoimun

Gangguan autoimun dengan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat juga dapat melibatkan sel punca dalam sumsum tulang dan menyebabkan anemia aplastik.

5. Infeksi virus

Infeksi virus seperti hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan HIV juga dapat memengaruhi sumsum tulang dan penyakit anemia aplastik berkembang

6. Kehamilan

Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh bisa saja menyerang sumsum tulang, menyebabkan anemia aplastik.

7. Faktor yang tidak diketahui

Dalam berbagai kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik, yang disebut sebagai anemia aplastik idiopatik.

Upaya Pencegahan

Tidak ada pencegahan untuk sebagian besar kasus anemia aplastik. Menghindari paparan terhadap insektisida, herbisida, pelarut organik, penghapus cat, dan bahan kimia beracun lainnya dapat menurunkan risiko penyakit tersebut.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila