Benarkah Tupperware Resmi Ajukan Bangkrut? Ini Alasan Berhenti Beroperasi

Instagram @tupperwareid
Tupperware Resmi Ajukan Bangkrut
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Safrezi
20/9/2024, 09.19 WIB

Tupperware resmi ajukan bangkrut pada Selasa, 17 September 2024. Tupperware merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi wadah penyimpanan, dan peralatan dapur. Pada Agustus 2024 lalu, perusahaan Tupperware sempat meragukan kemampuannya untuk melanjutkan bisnis. 

Tupperware Brands merupakan perusahaan yang berbasis di Orlando, Florida. Tupperware mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 11, setelah merevitalisasi bisnis inti, dan gagal memperoleh tawaran pengambilalihan yang dapat memperrtahankan usahanya.

Tupperware Resmi Ajukan Bangkrut, Berikut Alasannya

Menurut Kepala Eksekutif Tupperware, Laurie Goldman, Tupperware resmi ajukan bangkrut setelah mengalami kerugian karena adanya penurunan penjualan. Permintaan pasar terhadap Tupperware semakin menurun, meski sempat meningkat saat pandemi Covid-19.

Adanya lonjakan biaya pengiriman, bahan baku, dan tenaga kerja telah menekan bisnisnya. Perusahaan sudah berupaya membalikkan keadaan bisnis selama bertahun-tahun, setelah mengalami penurunan penjualan selama beberapa kuartal.

Perusahaan Tupperware tidak dapat lagi mendanai operasional, kecuali menemukan banyak keuntungan. Akibatnya, Tupperware menutup pabriknya di South Carolina, AS  pada tahun 2024 ini. Sebanyak 148 karyawan terpaksa mengalami PHK.  Saham Tupperware juga sempat anjlok sebanyak 74,5% pada tahun 2024, dan terakhir diperdagangkan hanya seharga 51 sen.

Perseroan mengatakan bahwa meningkatnya masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan tentang plastik, serta inefisiensi internal, membuat Tupperware sulit beroperasi secara global. Selain itu, kondisi lingkungan ekonomi makro yang menantang selama beberapa tahun terakhir, mengakibatkan kesulitan keuangan.

Tupperware akan terus beroperasi selama proses kebangkrutan, dan meminta persetujuan dari pengadilan untuk mengajukan penjualan demi melindungi merek tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, Tupperware tetap menggunakan model penjualan langsung, dan gagal berkembang seiring waktu.

Hal Menarik Seputar Tupperware

Tupperware (Katadata)

Tupperware resmi ajukan bangkrut, setelah tidak sanggup lagi membawa bisnisnya kembali berkembang. Nama Tupperware sangat familiar di seluruh dunia, terutama di kalangan perempuan. Di Indonesia banyak perempuan ingin mengoleksi produk-produk Tupperware, bahkan hingga membuat arisan Tupperware. Berikut hal fakta menarik seputar Tupperware:

1. Terinspirasi dari Kaleng Cat

Tupperware terafiliasi dengan Dupont, perusahaan kimia besar. Saat itu, Tupperware mendapatkan kesempatan menggunakan limbah-limbah industri, berupa polietilena hitam, sebagian material yang dianggap tidak berguna oleh sebagian orang.

Namun, Tupperware melihat adanya potensi besar dalam material tersebut, dan telah melakukan eksperimen. Ia menemukan cara untuk memurnikan, dan membentuknya menjadi palstik yang lentur, tahan lama, dan kuat.

2. Awal Mula Tupperware

Tupperware pertama kali dikenalkan oleh Earl Tupper pada tahun 1946. Ia merupakan ahli kimia dari New Hampshire, Amerika Serikat. Produk yang diluncurkan pertama, yaitu wadah penyimpanan makanan yang terbuat dari plastik polietilen, sebuah inovasi revolusioner dalam industri penyimpanan makanan.

3. Inovasi Penutup Kedap Udara

Terobosan terbesar Tupperware yaitu penutup kedap udara yang dirancang khusus untuk menjaga kesegaran makanan lebih lama. Penutup tersebut, terinspirasi dari kaleng cat Earl Tupper. Adanya inovasi ini, tidak hanya memperpanjang umur simpan makanan, tetapi juga mencegah tumpahan dan kebocoran.

4. Inovasi Berkelanjutan

Tupperware terus berinovasi dengan meluncurkan produk baru yang memenuhi kebutuhan konsumen modern. Mulai dari wadah penyimpanan yang dapat digunakan dalam microwave, hingga produk yang dirancang untuk menyimpan salad, dan makanan segar.

Meski begitu, kini Tupperware resmi ajukan bangkrut setelah mengalami kerugian akibat adanya penurunan penjualan. Sebelumnya, Tupperware juga telah melakukan beragam upaya untuk menghidupkan bisnis di tengah semakin menurunnya permintaan, hingga akhirnya mengajukan bangkrut.