Gubernur Riau Abdul Wahid terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (3/11).
Penangkapan ini menambah daftar panjang pejabat daerah yang tersangkut kasus korupsi sepanjang tahun 2025. Selain Abdul Wahid, sembilan orang lainnya juga turut diamankan dalam operasi tersebut.
KPK mencatat, OTT terhadap Abdul Wahid merupakan yang keenam sepanjang tahun ini. Sebelumnya, lembaga antirasuah itu telah menggelar sejumlah operasi serupa di berbagai daerah, mulai dari dugaan suap proyek jalan di Sumatera Utara hingga kasus pemerasan di Kementerian Ketenagakerjaan yang menyeret nama pejabat tinggi.
Nama Abdul Wahid sendiri sempat menjadi kebanggaan masyarakat Riau. Ia dikenal sebagai figur sederhana dan pekerja keras yang menapaki jalan panjang dari kehidupan serba kekurangan hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di provinsi itu.
Penangkapan Abdul Wahid pun menimbulkan guncangan politik di Riau, terutama setelah Ia baru dilantik sebagai Gubernur Riau pada Februari 2025 lalu.
Mengingat sosoknya yang tengah menjadi sorotan publik, banyak yang penasaran mengenai sosok Gubernur Riau satu ini.
Berikut di bawah ini profil Abdul Wahid yang bisa disimak.
Profil Abdul Wahid
Abdul Wahid lahir di sebuah dusun bernama Anak Peria, Desa Belaras, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, pada 21 November 1980.
Tak lama setelah kelahirannya, Wahid diboyong kedua orangtuanya ke Desa Sei Simbar, Kecamatan Kateman, yang masih berada di Kabupaten Indragiri Hilir.
Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Wahid tumbuh dari keluarga sederhana. Ayahnya meninggal dunia ketika dia masih berusia 10 tahun.
Wahid tumbuh dalam keluarga petani sederhana. Sejak kecil, ia sudah terbiasa membantu orang tua di sawah dan kebun demi menyambung hidup.
Wahid menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Sei Simbar dan lulus pada tahun 1994. Ia kemudian melanjutkan ke MTs Sei Simbar dan menamatkannya pada tahun 1997. Setelah itu, Wahid pergi ke ibu kota kabupaten, Tembilahan, untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Tembilahan.
Namun, belum lama bersekolah di sana, Wahid diajak oleh kakak sepupunya untuk mondok di Pondok Pesantren Ashhabul Yamin, Lasi Tuo, Kecamatan Ampek Angkek Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Abdul Wahid lalu kembali lagi ke Riau menyelesaikan S1 di UIN Suska Riau dan S2 di Universitas Riau pada 2021 silam.
Saat kuliah di UIN Suska Riau, Fakultas Tarbiyah, Wahid bekerja sebagai cleaning service dan kuli bangunan untuk membiayai pendidikannya. Ketekunan dan kerja keras itu kemudian membentuk sosok Wahid yang dikenal rendah hati dan dekat dengan rakyat kecil.
Selama menempuh pendidikan tinggi, Abdul Wahid mulai aktif di dunia politik dan menjadi kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang hingga kini masih menaungi karier politiknya.
Karir Politik Abdul Wahid
Sebelum terjun ke dunia politik, Abdul Wahid menjabat sebagai direktur salah satu perusahaan dari tahun 2002. Pada tahun 2002, ia pun memilih bergabung dengan PKB.
Pada 2009, dia terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Riau, kemudian melangkah ke tingkat nasional sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024 dari daerah pemilihan Riau.
Usai menyelesaikan tugas sebagai anggota DPR RI selama lima tahun di Senayan, Abdul Wahid kembali mengikuti pentas politik di tahun 2024 dan menjadi caleg peraih suara terbanyak untuk DPR RI.
Namun ia memilih melanjutkan pertarungan di Pilkada sebagai calon Gubernur Riau, menggandeng eks Pj Gubri sekaligus Sekdaprov Riau SF Hariyanto sebagai calon Wakil Gubernur Riau.
Dalam Pemilihan Gubernur Riau 2024, Abdul Wahid berhasil meraih 1.224.193 suara, mengungguli pesaing-pesaingnya.
Ia kemudian resmi dilantik bersama wakilnya, S. F. Hariyanto, oleh Presiden Prabowo Subianto di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025. Pelantikan itu menandai awal masa jabatan mereka untuk periode 2025–2030.
Setelah 8 bulan menjabat, Abdul Wahid pun terjaring OTT oleh KPK. Selain Abdul Wahid sejumlah pejabat dan pihak swasta juga ikut diamankan dalam operasi senyap pada Senin (3/11) kemarin.
Keesokan harinya, Wahid tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, sekitar pukul 09.35 WIB, mengenakan kaus putih dan masker.
Dari operasi itu, KPK turut menyita sejumlah uang tunai yang diduga berkaitan dengan praktik suap atau gratifikasi proyek infrastruktur di lingkungan Pemprov Riau.
KPK menyatakan memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum Abdul Wahid dan pihak-pihak lain yang diamankan.
Meski belum ada pernyataan resmi terkait pasal yang disangkakan, kasus ini diduga kuat berkaitan dengan pengaturan proyek infrastruktur di Dinas PUPR.
Demikian informasi lengkap mengenai profil Abdul Wahid, Gubernur Riau yang terjaring OTT KPK, beserta informasi lainnya yang penting diketahui.