Daftar Raja Solo dari Masa ke Masa: Siapa Raja Solo Sekarang?

Kompas
Raja solo dari masa ke masa.
Penulis: Bahrul Ilmi
Editor: Safrezi
6/11/2025, 11.17 WIB

Solo atau dikenal juga dengan sebutan Surakarta, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masih menganut sistem kerajaan. Melihat dari sejarahnya, sudah ada banyak raja Solo yang memimpin hingga saat ini. Sejak Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII wafat, banyak orang penasaran dengan daftar raja Solo dari masa ke masa.

Melihat dari urutannya, Keraton Surakarta pertama kali dipimpin oleh Paku Buwono II pada 1745. Sejak saat itu, Solo terus dipimpin oleh para raja, hingga Paku Buwono (PB) XIII.

Raja Solo Meninggal

Saat ini masyarakat Solo sedang berduka, karena Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII, meninggal dunia pada Minggu pagi, 2 November 2025. Berpulangnya Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi ini, sekaligus menandai berakhirnya satu era kepemimpinan Keraton Solo yang berdiri sejak abad ke-18.

Semasa hidup, Paku Buwono XIII dikenal sebagai sosok yang berkomitmen menjaga tradisi Keraton serta pelestarian naskah-naskah klasik. Selain itu, putra sulung Paku Buwono XII ini juga menjadi figur penting dalam mempertahankan eksistensi Kasunanan Surakarta di tengah perubahan zaman.

Wafatnya Paku Buwono (PB) XIII di usia 77 tahun, tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga tanda tanya besar, siapa yang melanjutkan kepemimpinan raja Solo berikutnya.

Daftar Raja Solo dari Masa ke Masa

Mengutip dari berbagai sumber, berikut daftar Raja Solo dari masa ke masa hingga saat ini, antara lain:

1. Paku Buwono II (1745-1749)

Paku Buwono II adalah raja pertama Kasunanan Surakarta sekaligus raja terakhir Mataram Kartasura. Memiliki nama asli Raden Mas Prabasuyasa, putra Amangkurat IV.
Pada masa pemerintahannya terjadi Geger Pecinan yang menyebabkan perpindahan pusat kerajaan dari Kartasura ke Surakarta pada 1745. Ia wafat pada 1749 dan digantikan oleh putranya.

2. Paku Buwono III (1749-1788)

Pemilik nama Raden Mas Suryadi ini naik takhta pada 15 Desember 1749. Ketika dirinya memimpin, lahir Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Ia memerintah selama hampir empat dekade, dan wafat pada 1788.

3. Paku Buwono IV (1788-1820)

Dikenal sebagai Sunan Bagus karena ketampanannya. Memiliki nama asli Raden Mas Subadya, dan dikenal dekat dengan ulama. Ia meninggalkan banyak karya sastra seperti Wulang Sunu dan Serat Sasana Prabu, serta mendirikan bangunan penting seperti Masjid Agung Surakarta.

4. Paku Buwono V (1820-1823)

Memiliki masa kepemimpinan yang cukup singkat, hanya tiga tahun, sebelum wafat di usia muda. Ia dikenal memimpin penyusunan Serat Centhini, karya sastra besar yang memuat nilai moral dan kebudayaan Jawa.

5. Paku Buwono VI (1823-1830)

Raden Mas Sapardan naik takhta pada 1823. Selama memimpin, ia berupaya menjaga keutuhan Surakarta dari pengaruh kolonial Belanda dan mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro. Paku Buwono VI kemudian diasingkan ke Ambon hingga wafat.

6. Paku Buwono VII (1830-1858)

Raden Mas Malikis Solikin memerintah di masa yang relatif damai, yakni setelah berakhirnya Perang Diponegoro. Pada masa kepemimpinannya, sastra Jawa berkembang pesat dengan hadirnya pujangga besar Ranggawarsita.

7. Paku Buwono VIII (1858-1861)

Kakak Paku Buwono VII naik takhta di usia lanjut. Meski masa pemerintahannya singkat, ia meninggalkan peninggalan budaya seperti Gamelan Kyai Pandu yang digunakan dalam kegiatan keagamaan.

8. Paku Buwono IX (1861-1893)

Raden Mas Duksino memimpin selama lebih dari tiga dekade. Masa kekuasaannya dikenal sebagai periode transisi menuju modernitas, meski disebut Ranggawarsita sebagai "zaman edan" karena banyak pejabat istana yang menyimpang.

9. Paku Buwono X (1893-1939)

Raja dengan nama asli Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno ini dianggap sebagai penguasa paling berpengaruh di Surakarta. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami kemakmuran besar. Ia membangun banyak fasilitas publik seperti Pasar Gede, Stadion Sriwedari, dan Taman Balekambang.

10. Paku Buwono XI (1939-1945)

Raden Mas Antasena memimpin di masa sulit, yaitu ketika Perang Dunia II dan pendudukan Jepang. Kekayaan keraton banyak dirampas, dan ekonomi Surakarta mengalami krisis.

11. Paku Buwono XII (1945-2004)

Raden Mas Surya Guritna naik takhta pada Juni 1945, di usia 20 tahun. Pada masa pemerintahannya, status istimewa Surakarta dicabut pada 1946. Meski demikian, ia tetap berupaya menjaga peran keraton sebagai pusat budaya Jawa hingga akhirnya wafat pada tahun 2004.

12. Paku Buwono XIII (2004-2025)

Lahir di Solo pada 28 Juni 1948, KGPH Hangabehi memimpin Keraton Solo selama dua dekade. Ia dikenal aktif menjaga tradisi, merawat naskah kuno, dan memperkuat nilai budaya di tengah arus modernisasi. Paku Buwono XIII wafat pada 2 November 2025 di usia 77 tahun.

Siapa Raja Solo Sekarang?

Setelah Paku Buwono (PB) XIII wafat, kepemimpinan Raja Solo kini memasuki era baru, dengan dilantiknya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro sebagai Pakubuwono XIV.

Sosok yang biasa disapa Gusti Purboyo itu, kini resmi menggantikan posisi mendiang ayahnya, dan memiliki gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIV. Proses pengangkatannya sebagai Raja Solo yang baru penuh haru, karena dilakukan di depan jenazah ayahnya.

Momen bersejarah itu berlangsung pada Rabu Legi, 14 Jumadilawal Tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, menjelang pemberangkatan jenazah PB XIII ke Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Itulah daftar raja Solo dari masa ke masa hingga saat ini. Dengan dinobatkannya Gusti Purboyo sebagai Pakubuwono XIV, maka era kepemimpinan Raja Solo resmi memasuki era kepemimpinan muda.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.