Pelaku Ledakan SMAN 72: Ini Kronologi Kejadian, Kondisi Korban dan Pelaku
Pelaku ledakan SMAN 72 diduga merupakan salah satu siswa sekolah tersebut. Insiden tersebut mengakibatkan puluhan orang mengalami luka bakar dan luka akibat serpihan, serta memicu ketakutan di lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar.
Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyampaikan bahwa pelaku kejadian ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, membawa total tujuh bahan peledak. Dari jumlah tersebut, empat ledakan dilaporkan sempat meledak di dua lokasi berbeda, sedangkan tiga lainnya tidak sempat meledak.
Kronologi Ledakan SMAN 72
Ledakan terjadi di SMAN 72, yang beralamat di Jalan Prihatin Nomor 87, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11) sekitar pukul 12.15 WIB. Sumber ledakan diketahui berasal dari masjid di dalam area sekolah, yang saat itu tengah dipenuhi jamaah melaksanakan salat Jumat. Berdasarkan kesaksian warga, ledakan pertama terdengar ketika khotbah Jumat sedang berlangsung, diikuti suara ledakan kedua dari arah berbeda.
"Di lokasi pertama, yaitu masjid, terdapat dua bom yang meledak. Sementara di lokasi kedua, yakni Taman Baca dan Bank Sampah, juga terjadi dua ledakan. Sedangkan tiga bom lainnya tidak sempat meledak," jelasnya.
Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 96 orang menjadi korban. Dari jumlah itu, masih terdapat 28 orang yang menjalani perawatan, terdiri atas 13 pasien di RS Islam Cempaka Putih, 14 di RS Yarsi, dan 1 di RS Pertamina Jaya. Mayndra menuturkan bahwa ia telah mengetahui jenis bahan peledak yang digunakan pelaku, namun ia tidak memberikan penjelasan rinci mengenai detailnya.
“Jenisnya sudah diketahui, silakan dikonfirmasi lebih lanjut kepada pihak Brimob Gegana atau Polda Metro Jaya,” ujar Mayndra.
Pelaku Ledakan SMAN 72
Pelaku ledakan SMAN 72 diduga merupakan siswa sekolah tersebut. Warga sekitar ramai membicarakan sosok siswa yang diduga menjadi pelaku di balik ledakan SMAN 72.
Mereka mengenalnya sebagai anak dari keluarga yang mengalami Broken Home. Sebelum dikenal sebagai pribadi pendiam, remaja kelas 12 tersebut dulunya merupakan anak yang ceria dan aktif saat berusia enam tahun.
Rumah lamanya berada tidak jauh dari lokasi sekolah, tempat keluarganya dulu tinggal sebelum akhirnya pindah ke wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Dalam percakapan warga yang mengungkapkan canda dan rasa ingin tahu, perlahan terungkap kehidupan pribadi keluarga pelaku. Menurut keterangan para tetangga, kedua orang tuanya bekerja memasok kue ke berbagai restoran, dan keharmonisan rumah tangga itu mulai retak sejak keluarnya surat perceraian.
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72
Pradono ikut memberikan keterangan mengenai kondisi tak terduga pelaku ledakan di SMAN 72, namun menegaskan bahwa pihak RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih tidak memiliki kewenangan untuk mengungkap detail informasi tersebut kepada publik. Direktur RSIJ Cempaka Putih menekankan bahwa rumah sakit fokus memberikan perawatan kepada seluruh korban, termasuk pelaku tak terduga.
"Kami menangani semua korban tanpa membeda-bedakan, baik korban maupun pelaku tak terduga. Namun, kami tidak berwenang menyampaikan keterangan lebih lanjut karena yang bersangkutan masih dalam proses penyelidikan di bawah kewenangan Polri," ujarnya.
Lebih lanjut, Pradono menyampaikan bahwa seluruh korban ledakan SMA 72 yang dirawat di RSIJ Cempaka Putih kini dalam kondisi stabil dan menunjukkan perkembangan positif. Ia juga mengungkapkan bahwa satu pasien telah pulang pada hari yang sakit.
“Alhamdulillah, satu orang sudah bisa pulang sakit ini. Secara umum kondisi semua korban semakin membaik. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat agar anak-anak dapat segera pulih dan kembali bersekolah,” tambahnya.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa siswa-siswi SMA 72 Jakarta Utara akan mulai kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar secara berani pada Senin (10/11). Proses pembelajaran tersebut akan dievaluasi secara berkala, dengan rencana kegiatan tatap muka kembali dimulai pada Senin (17/11) jika situasi sudah memungkinkan.
Peristiwa yang melibatkan pelaku ledakan SMAN 72 meninggalkan duka mendalam. Hal ini menjadi refleksi bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Kejadian ini menunjukkan pentingnya peran bersama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, serta meningkatkan perhatian terhadap kondisi psikologis dan sosial para siswa.