8 Tarian Tradisional Jawa tengah yang Populer

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Ilustrasi, sejumlah duta seni dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menampilkan sendratari berjudul Gumarang saat Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023 di Taman Budaya Bali, Denpasar, Bali, Rabu (5/7/2023).
Penulis: Tifani
Editor: Agung
6/7/2023, 12.19 WIB

Setiap daerah di Indonesia memiliki beraneka ragam budaya yang menjadi ciri khas masing-masing wilayah, tak terkecuali budaya masyarakat Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah dikenal memiliki banyak budaya yang tetap dilestarikan hingga saat ini.

Bentuk Kebudayaan dapat beragam, mulai dari tarian tradisional, makanan tradisional, upacara adat, hingga peninggalan sejarah seperti senjata tradisional.

Tarian Tradisional Jawa Tengah

Mengutip buku Sejarah Seni Budaya (2021) karya Ida Ayu Trisnawati, seni tari adalah salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan gerak. Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang memiliki segudang tari tradisional yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten.

Berbagai tarian tersebut dikembangkan secara turun temurun mulai dari tarian yang populer hingga tarian yang jarang diketahui. Berikut macam-macam tarian adat yang berasal dari Jawa Tengah yang populer.

1. Tari Gambyong

Ilustrasi Tari Gambyong (Katadata)

Tari Gambyong awal mulanya mulai populer dari Surakarta. Tidak banyak yang tahu bahwa asal mula tarian tradisional Jawa Tengah ini adalah tarian rakyat.

Tarian gambyong pada umumnya dibawakan pada saat tanam padi dan musim panen sebagai penghormatan kepada Dewi Sri. Tarian tradisional ini biasanya dibawakan oleh dua remaja putri yang mengenakan kostum berwarna hijau.

Kostum ini dipadukan dengan bawahan kain batik, selendang kuning panjang yang dililitkan di pinggang, dan hiasan kepala. Para penari diiringi lagu khas budaya Jawa dan dibawakan oleh sinden (penyanyi) dan lantunan gamelan (alat musik tradisional Jawa).

Gerakan tarian tradisional Jawa Tengah ini cukup lincah, dan berbaris rapi menghadap penonton di panggung.

2. Tari Bedhaya

Ilustrasi Tari Bedhaya (Katadata)

Tari Bedhaya memiliki makna religius yang dalam bagi penampil dan penontonnya. Prinsip estetikanya terkait dengan konsep non-verbal tentang keindahan dan kekuatan, dan tarian Bedhaya dipandang sebagai sejenis yoga atau meditasi.

Tarian Bedhaya adalah tarian klasik asal Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Tarian sakral ini menggambarkan hubungan asmara antara Ratu Kidul dengan Raja-raja Mataram yang diwujudkan dalam gerakan-gerakan tangan, dan seluruh bagian tubuh.

Busana yang dipakai yakni sarung batik, serta atasan blus beludru serta selendang berwarna keemasan. Tarian tradisional ini diiringi oleh alat musik gamelan.

3. Tari Serimpi

Ilustrasi Tari Serimpi (Katadata)

Tari Serimpi, tarian lokal ini disebut hampir mirip dengan Tari Bedhaya. Hal ini bisa dilihat dari teknik menari, busana kostum, serta tarian yang diperagakan oleh wanita.

Biasanya, tarian ini ditampilkan di Keraton Jawa Tengah untuk acara kebudayaan dan perayaan hari besar. Penarinya dianggap mewakili empat elemen universal bumi, air, api, dan udara, serta empat titik mata angin alam semesta.

Sejarahnya menggambarkan pertarungan dengan belati keris antara empat pahlawan wanita. Tak jarang, tarian tradisional Jawa Tengah ini juga masih berbau mistis dan cukup sakral.

Keunikan tari Serimpi ini adalah menggunakan properti pistol, dengan menggunakan busana sampir putih yang melambangkan kesucian dan ketulusan penari. Tarian ini juga melambangkan kelembutan yang terlihat dari gerak dan pengiringnya.

4. Tari Golek

Ilustrasi Tari Golek (Katadata)

Tari Golek adalah jenis tari tunggal yang dibudidayakan di keraton dan diperagakan untuk acara-acara kebudayaan tertentu. Tarian solo yang menggambarkan seorang gadis muda yang tumbuh menjadi wanita dewasa.

Posisi dan teknik dasarnya menyerupai tarian Bedhaya dan Serimpi, tetapi gerakan deskriptifnya menggambarkan kecantikan diri seorang gadis. Nama Golek mengacu pada wayang Golek, dan aliran ini memiliki kesejajaran dalam khazanah sejarah wayang Golek.

Tari Golek secara tradisional dipertunjukkan untuk resepsi pernikahan yang meriah.

5. Tari Bondan

Ilustrasi Tari Golek (Katadata)

Tari Bondan merupakan salah satu tarian tradisional Jawa Tengah yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini melambangkan seorang ibu yang menjaga anaknya dengan hati-hati.

Tarian ini menceritakan seorang anak dengan wanita yang sedang memegang boneka dan payung terbuka. Para wanita akan menari dengan hati-hati di atas kendi dan tidak boleh diinjak dan dipatahkan.

Tarian ini terbagi menjadi tiga, yaitu Cindogo Mariah, Mariah Mardisiwi, dan Mariah Pegunungan. Ciri tarian Bondan ini berbusana layaknya gadis desa, memegang keranjang, bertopi dan membawa alat-alat pertanian.

6. Tari Tayub

Ilustrasi Tari Tayub (Katadata)

Tari Tayub atau dikenal dengan acara Tayuban menjadi salah satu kesenian Jawa Tengah. Gerakan tarinya mirip seperti tari Jaipong dari Jawa Barat dan tari Gambyong yang mengandung unsur keindahan gerak.

Tari Tayub sendiri umumnya ditampilkan dalam acara pernikahan, sunatan, atau acara besar lainnya seperti peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Tarian ini dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama.

7. Tari Gambir Anom

Ilustrasi Tari Gambir Anom (Katadata)

Tari Gambir Anom menjadi tari tradisional Jawa Tengah yang menggambarkan seorang Irawan, putra Arjuna yang sedang jatuh cinta. Awalnya tarian ini hanya diperagakan oleh laki-laki, namun adanya perkembangan perempuan juga dapat diperankan oleh perempuan.

Umumnya, tari Gambir Anom dibawakan sebagai pertunjukan di dalam keraton untuk menyambut tamu agung. Selain itu tari ini juga menjadi tarian sambutan, tarian ini juga sering dipentaskan pada acara-acara peringatan Hari Besar Nasional.

8. Tari Sintren

Ilustrasi Tari Sintren (Katadata)

Kesenian khas Jawa ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, yakni Pekalongan. Tari Sintren sendiri diambil dari cerita rakyat atau legenda yang dipercaya masyarakat dan memiliki aura mistis atau magis yang berasal dari kisah cinta Sulasih dengan Sulandono.

Kata “sintren” pada tari Sintren berarti Si Putri yang menjadi objek pemeran utama dalam pertunjukan tari tradisional Jawa Tengah ini.

Demikian ulasan delapan tarian tradisional Jawa Tengah yang populer. Tarian tradisional tidak hanya dianggap sebagai hiburan maupun seni semata. Namun, juga cara masyarakat zaman dahulu mengajarkan nilai-nilai budi pekerti.