Museum Nasional Qatar menjadi tuan rumah pameran Tahun Kebudayaan. Pameran ini menyuguhkan hasil eksplorasi sejarah kopi dari Indonesia hingga Qatar. Pameran yang digelar hingga 17 Februari 2024 ini memperluas tradisi bersama antara Indonesia dan Qatar. Terutama kesamaan dalam hal keramahtamahan, dialog, dan kreativitas.
Hal ini diwujudkan melalui kegiatan menyeduh, menyajikan, dan berbagi kopi. “Kegiatan pameran merupakan bukti kekuatan narasi bersama dalam menumbuhkan pemahaman dan kolaborasi. Ini tonggak sejarah bagi Qatar-Indonesia,” jelas Direktur Museum Nasional Qatar Sheikh Abdulaziz Al Thani dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (27/11).
Pameran Tahun Kebudayaan diselenggarakan untuk memperingati Tahun Kebudayaan Qatar. Pameran ini menampilkan seluk-beluk kopi, mulai sejarah penanaman kopi, perdagangan, dan budaya minum kopi di seluruh dunia.
Penyajian tema tentang budaya berfokus pada budaya minum kopi secara tradisional maupun kontemporer. Pameran ini juga mengeksplorasi isu perkebunan berkelanjutan hingga pembangunan sosial.
Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan mengatakan, ada banyak hal yang mengikat Qatar dengan Indonesia. “Saya sangat senang menyaksikan pengalaman budaya luar biasa yang dibangun oleh tim berbakat di Museum Nasional Qatar dan Museum Nasional Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid menuturkan bahwa kopi di Nusantara mempunyai sejarah panjang.
“Secara literal buahnya yang pahit, juga secara sejarah punya catatan pahit. Namun, sekarang kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kopi di Indonesia bukan sekadar minuman, tapi membawa nilai dan sarat tradisi,” ujarnya. Oleh sebab itu, lanjutnya, yang dipamerkan kali ini bukan saja kopi Indonesia, tetapi budaya minum kopi.
Dalam satu tahun penuh, pameran Tahun Kebudayaan juga diisi degan berbagai kegiatan lain, seperti foto perjalanan, kajian bersama, lokakarya budaya Indonesia, hingga diskusi tentang sastra Indonesia.
Kegiatan yang digelar oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Kedutaan Besar RI di Doha, dan Pemerintah Negara Qatar ini dikurasi oleh tim kuratorial gabungan dari Museum Nasional Qatar dan Museum Nasional Indonesia. Pameran ini menyajikan tampilan interaktif, proyeksi imersif, pemandangan, aroma, dan lanskap suara.
Menanam Kopi, Menikmati Qahwa
Menanam Kopi, Menikmati Qahwa, adalah program yang mengajak pengunjung menyelami ritual menyeduh, menyajikan, dan berbagi kopi. Program ini diselenggarakan dalam lima bagian tematik, mulai dari menanam hingga minum kopi sebagai bagian dari tradisi bersama. Pameran tersebut terbagi dalam lima bagian tematik.
Bagian pertama pameran menjelaskan tentang Apa itu Kopi?. Bagian ini memperkenalkan pengunjung pada tanaman dan biji kopi yang berharga. Pengunjung juga dapat mengetahui asal-usul kata “kopi” dalam bahasa Indonesia dan “qahwa” dari bahasa Arab.
Berikutnya, Menanam dan Memperdagangkan Kopi. Bagian ini berfokus pada sejarah kopi di jazirah Arab dan Indonesia. Pada bagian ini, pengunjung bisa tahu perpindahan kopi dari hutan Ethiopia ke Pulau Jawa di Indonesia.
Bagian pameran ini menampilkan instalasi seni kontemporer Bloom in Agony (2022) dari kolektif seniman Indonesia, Gegerboyo. Karya ini mengeksplorasi hubungan antara warisan kolonial Indonesia dan praktik kopi modern.
Memanggang dan Menyeduh adalah bagian Program Menanam Kopi, Menikmati Qahwa yang selanjutnya. Bagian ini melibatkan pengalaman indrawi penonton menggunakan biji kopi dan rempah-rempah yang menonjolkan tradisi pemanggangan dan pembuatan bir.
Melalui video, pengunjung dapat belajar tentang pembuatan bir qahwa dari seorang pakar kopi asal Qatar. Pengunjung juga dapat menyaksikan kompetisi pembuatan kopi yang menampilkan resep dari keluarga-keluarga di Qatar.
Berikutnya adalah Melayani dan Minum. Bagian ini berfokus pada ritual minum kopi di Qatar dan Indonesia. Sorotan pada bagian ini mencakup proyeksi 360 derajat yang membawa pengunjung ke Filosofi Kopi, sebuah kedai kopi ikonik di jantung kota Jakarta. Sementara, ruang melingkar lainnya mengingatkan pengunjung akan Majlis Qatar.
Di dalamnya, terdapat dua layar yang menampilkan film pendek. Film ini menunjukkan kompleksitas penyajian kopi dan etika minum di Qatar.
Terakhir yakni bagian Kopi dan Kreativitas. Bagian ini mengeksplorasi tentang peranan kopi membentuk karakter individu, yang kemudian terus menguat hingga menjadi objek utama industri kreatif di Qatar dan Indonesia. Bagian ini juga menyoroti praktik budaya lainnya di Indonesia, seperti batik dan tari topeng.