Menparekraf Sandiaga Siapkan Strategi Urai Penumpukan Turis di Bali Selatan

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) menunjukkan hasil kerajinan yang dijual pedagang saat mengunjungi Kampung Seni Borobudur di Kujon, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).
19/9/2024, 21.25 WIB

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) masih terus menerima kritik dari berbagai pihak. Hal ini terkait jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Indonesia kalah dari Thailand dan Malaysia yang mencapai 40 juta kunjungan.

Menanggapi hal ini Menparekraf Sandiaga Uno justru mempertanyakan kemampuan Indonesia menerima 40 juta wisatawan di masa depan. Menurutnya, dengan target kunjungan wisman tahun ini sebanyak 14 juta sudah membuat Bali kelebihan kapasitas.

“Bali sudah mulai bergejolak, menyampaikan bahwa ini tidak bisa diterima. Tapi di saat yang bersamaan masih ada wilayah lain yang belum mendapatkan jumlah kunjungan yang sama,” kata Sandi dalam sambutannya di acara Wonderful Indonesia Outlook 2024/2025: Sustainable Thriving, Impactful Striving di Jakarta pada Kamis (19/9).

Sandi menyebut, berdasarkan penghitungannya untuk seluruh wilayah Bali masih bisa menampung sekitar tujuh juta wisatawan. Namun, karena persebaran wisatawan yang tidak merata membuat Bali bergejolak.

Dia mengatakan mayoritas wisatawan hanya memadati wilayah Bali bagian selatan. Melihat kondisi ini, Sandi menyebut pihaknya sudah mengkurasi langkah solusi.

“Besok kami akan meluncurkan Banyuwangi Travel Pattern atau Banyuwangi Bali Utara, Banyuwangi Bali Barat. Ini untuk mendistribusikan kunjungan wisatawan itu ke wilayah Bali Utara dan Bali Barat,” ujarnya.

Kemenparekraf mencatat angka kunjungan 7,75 juta wisman hingga Juli 2024. Jumlah ini telah mencapai 45,59% dari target 17 juta kunjungan wisman pada tahun ini. 

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan nusantara telah menembus 598 juta perjalanan hingga Juli 2024. Pada tahun ini Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan nusantara mencapai 1,2 miliar hingga 1,5 miliar perjalanan.

Selain itu, Kemenparekraf mencatat devisa dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai US$ 7,46 miliar atau Rp 113,69 triliun (kurs Rp 15.240) hingga Juli 2024. Jumlah ini telah mencapai target perolehan devisa pada tahun ini. 

Kemenparekraf mematok target perolehan nilai devisa antara US$ 7,38 miliar hingga US$ 13,08 miliar pada 2024. Angka devisa ini meningkat dibandingkan kinerja semester I 2023 yang hanya mencapai US$ 6,09 miliar saja. 

Selain devisa, nilai tambah ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp 749,58 triliun hingga Juli 2024. Sementara nilai ekspor produk kreatif mencapai US$ 12,36 miliar.

Reporter: Mela Syaharani