Kalah di WTO, Indonesia Terancam Impor Ayam dari Brasil

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Pekerja memberi pakan ayam petelur di sebuah peternakan di Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (29/1/2021). Peternak mengeluhkan harga pakan ayam konsentrat yang terus mengalami kenaikan sejak bulan Desember tahun lalu yang mencapai Rp800-Rp1.000 per kilogram, sementara harga jual telur justru turun.
23/4/2021, 18.45 WIB

Kekalahan dalam sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mmebuat Indonesia diserbu ayam impor dari Brasil. Namun, pemerintah masih berupaya mengajukan banding.

“Kita memang masih bisa mengulur waktu sambil menunggu hasil proses banding kita di WTO,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra, Jumat (23/4).

Sementara itu, ia mengimbau pengusaha untuk mempersiapkan diri. Sebab, harga pakan dan bibit ayam di dalam negeri sedang tinggi. Jika produk olahan ayam dari Brasil benar-benar masuk, maka industri di dalam negeri akan terpukul.

Ia mengatakan, saat ini harga bibit ayam atau Day Old Chicken (DOC) mencapai Rp 6.000 per ekor. Sementara harga pakan yang biasanya Rp 6.000 per kilogram kini berkisar antara Rp 7.500-8.300.

Tingginya harga pakan disebabkan oleh kenaikan harga jagung yang menjadi bahan baku. “Jagung itu sekarang tembus Rp6.000, biasanya cuma Rp3.900 paling murah Rp3.500,” kata Syailendra.

Sementara, harga pakan berkontribusi sebesar 60% terhadap harga eceran ayam.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi