Sebanyak 131 jiwa meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10). Peristiwa ini terjadi usai pertandingan sepak bola "El Clasico Indonesia" Arema melawan Persebaya. Ini bermula saat sejumlah suporter memasuki lapangan. Merespons kondisi ini, aparat menembakkan gas air mata ke arah Aremania baik di lapangan maupun tribun.
Alih-alih mengantisipasi kericuhan, tindakan polisi justru memicu kepanikan, akibatnya banyak penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas dan terinjak-injak. Fakta aparat membawa senjata termasuk gas air mata tidak dibenarkan dalam aturan FIFA.
Namun, mengapa tragedi ini terjadi? Celah mana saja yang salah sehingga ratusan orang meregang nyawa saat mendukung tim kesayangannya? Simak obrolan Ardhi Rosyadi bersama Executive Producer Katadata.co.id Ratri Kartika dan Editor Katadata.co.id Ameidyo Daud.
Anda dapat mendengarkan episode ini melalui aplikasi Spotify, Noice, Apple Podcast, Google Podcast dan Website Katadata Podcast.
Baca juga:
Usai Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Copot Kapolda Jawa Timur Nico Afinta