Salah satu persoalan yang dihadapi Jakarta adalah kemacetan. Bahkan ada pemeo jika tidak macet bukanlah Jakarta. Namun, banyak dampak negatif akibat kemacetan. Mulai dari kesehatan hingga turunnya produktivitas penduduk. Diperkirakan kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 100 triliun per tahun.
Tentu saja banyak hal yang perlu dibenahi untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Badan Pusat Statistik menyebutkan ada lebih 18 juta kendaraan bermotor di Jakarta, dengan rata-rata pertambahan 5 persen setiap tahun. Sementara infrastruktur jalan relatif tidak mengalami pertambahan.
Transportasi publik adalah kunci untuk mengatasi kemacetan. Dengan transportasi yang terintegrasi dan fasilitas trotoar yang nyaman, penduduk Jakarta didorong untuk membiasakan berjalan kaki sebagaimana penduduk di negara maju.
Moda Raya Terpadu atau MRT adalah salah satu jawabannya. Dibangun sejak akhir 2010, MRT menjadi transportasi publik terkini yang ada di Jakarta. William Sabandar adalah salah satu sosok yang bertanggung jawab memastikan kesiapan operasional MRT.