Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya pada 1948. Krisis utang, pangan, dan energi telah terjadi di sana selama berbulan-bulan. Dampaknya, kondisi politik di negara itu pun ikut memburuk. 

Ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi dengan keadaan itu. Mereka menerobos barikade polisi dan masuk ke kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa pada akhir pekan lalu. Rajapaksa memutuskan meninggalkan negaranya pada Rabu (13/7).  

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga menyatakan bersedia untuk mundur. Sri Lanka kini mengalami kekurangan devisa dan kenaikan inflasi hingga mencapai rekor 54,6%. Wickremesinghe pekan lalu menyebut negaranya telah bangkrut. 

Sri Lanka tidak sendirian. Negara lain pun sedang di ambang kebangkrutan. Bank Dunia mengatakan hampir 60% negara berpenghasilan rendah, terutama yang bergantung pada impor, mengalami kesulitan membayar utang saat ini. 

Salah satu pemicu terbesar kondisi gonjang-ganjing perekonomian global tersebut adalah invasi Rusia ke Ukraina. Perang ini telah menyebabkan krisis pangan dan energi yang mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga.

Dampak itu semua telah menyebabkan nilai mata uang negara-negara berkembang jatuh. Mereka yang memiliki utang besar dengan mata uang dolar Amerika Serikat akan kesulitan melakukan pembayaran.

Bloomberg menulis, seperempat triliun dolar AS tumpukan utang akan menyeret negara berkembang ke dalam sejarah default atau gagal bayar dunia. Sri Lanka menjadi negara pertama yang gagal membayar pemegang obligasi asingnya tahun ini. 

Cadangan devisa negara-negara berkembang mulai tergerus. Mereka juga kesulitan memenuhi kebutuhan pangan dan energi dalam negerinya. Berikut daftar negara yang terancam bangkrut seperti Sri Lanka.