Pertemuan ketiga Jalur Keuangan G20 Presidensi Indonesia tidak menghasilkan komunike alias gagal mencapai kesepakatan penuh atas topik-topik yang dibahas. Ada dua hal yang memicu perbedaan pendapat terhadap isu global yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina.
Pada poin pertama terkait ekonomi global, banyak anggota sepakat bahwa pemulihan ekonomi global telah melambat dan menghadapi kemunduran pesat akibat perang Rusia terhadap Ukraina. Bahkan, mereka menyerukan untuk diakhirinya serangan Rusia terhadap Ukraina.
Lebih jauh, beberapa negara juga menyatakan pandangan bahwa sanksi tersebut (sanksi ke Rusia) menambah tantangan yang ada. Namun, isu ini tidak dapat dibahas dengan lancar karena ada negara yang mendukung Rusia memiliki pandangan berbeda.
Poin kedua terkait krisis pangan dan energi yang telah mengkhawatirkan. Tekanan ini dirasakan secara tidak proporsional terutama oleh kelompok rentan. Anggota G20 menegaskan komitmennya untuk menggunakan semua kebijakan yang tersedia, mengambil tindakan kolektif yang cepat mengenai ketahanan pangan, termasuk melalui kerja sama dengan inisiatif lain.
Usulan ini berbeda dengan pandangan Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat hadir dalam acara yang sama. Yellen menyebut perlu memperkuat komitmen dukungan dari institusi yang sudah ada untuk menangani masalah krisis pangan tersebut, salah satunya forum Aliansi Global untuk Ketahanan Pangan (GAFS) di bawah inisiatif negara anggota G7.
Berikut, 14 pembahasan yang menjadi agenda dalam pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali:
- Perang Rusia-Ukraina menjadi penyebab ekonomi dunia anjlok dan terancam resesi
- Kekhawatiran risiko krisis pangan dan energi .
- Komitmen bank sentral menstabilkan harga barang agar inflasi di sejumlah negara kembali di level aman.
- Sepakat memprioritaskan pembentukan dana perantara keuangan (FIF) untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi (PPR).
- Sepakat mengatasi penggelapan pajak
- Komitmen memperkuat sistem keuangan jangka panjang, termasuk mengembangkan pasar modal
- Membentuk resilience and sustainability trust (RST) untuk membantu pendanaan bagi negara berpenghasilan rendah.
- Komitmen meningkatkan investasi infrastruktur yang berkelanjutan
- Komitmen untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan perlindungan lingkungan.
- Sepakat untuk terus mendorong transisi energi bersih.
- Perlu memperkuat ketahanan sistem keuangan global.
- Menyiapkan regulasi aset kripto yang komprehensif.
- Meningkatkan inklusi keuangan karena pandemi Covid-19 memperlebar ketimpangan bagi kelompok kaya dengan masyarakat miskin.
- Meningkatkan kapasitas Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) sebagai upaya memerangi pencucian uang dan pendanaan teroris.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.