Harga mi instan domestik berpotensi naik tiga kali lipat karena terdampak perang Rusia vs Ukraina. Kedua negara merupakan pemasok utama gandum dunia dan Indonesia termasuk konsumennya. Akibat perang, pasokan komoditas itu pun ikut terhambat.
Gandum, yang menjadi bahan utama pembuatan tepung terigu, harganya telah naik sejak Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina. Bahkan sebanyak 180 juta ton gandum saat ini tidak bisa keluar karena konflik yang terus memanas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hal ini berpotensi mendorong lonjakan produk turunan gandum, termasuk mi instan. “Beok harganya tiga kali lipat,” katanya dalam webinar, Selasa (9/8).