PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba sebesar US$ 3,81 miliar atau sekitar Rp 57,9 triliun (kurs Rp 15.200 per dolar AS) pada semester pertama tahun ini. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut kinerja perusahaan tumbuh positif dari segi operasional.
Capaian laba ini berbanding terbalik dengan kinerja semester pertama 2021. Perusahaan mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USS$ 899 juta atau sekitar Rp 13 triliun.
Sebelumnya, maskapai nasional itu mengalami rugi selama pandemi Covid-19. Pada akhir 2020, tercatat laba bersihnya minus US$ 2,2 miliar. Setahun kemudian anjlok ke minus US$ 3,8 miliar. Lalu, pada Maret lalu labanya masih minus US$ 1,36 miliar.
Irfan menjelaskan perusahaan mampu meraih laba pada tahun ini dari restrukturisasi utang. Apa saja faktor-faktor yang memulihkan kinerja Garuda? Simak dalam video berikut ini.