Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan meningkatnya risiko resesi ekonomi dunia pada 2023 akibat dampak berlapis yang terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. IMF pun memangkas perkiraan pertumbuhan ekopnomi global pada tahun depan menjadi 2,9%.
Ramalan ini bisa menjadi lebih suram karena pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina diperparah dengan bencana iklim di berbagai negara. Dampak yang paling nyata adalah kenaikan harga pangan dan energi dan inflasi yang tinggi.
Direktur Eksekutif IMF Kristanlina Georgieva menyebut tiga poros ekonomi dunia, yakni Eropa, Amerika Serikat dan China sudah terpukul. Ekonomi Eropa tergoncang oleh harga gas alam yang tinggi, Cina mengalami krisis di sektor perumahan dan hambatan akibat Covid-19, sedangkan ekonomi AS tersandra oleh suku bunga yang melesat akibat kebijakan The Fed.
Lebih jauh menekankan perlambatan pertumbuhan di negara maju, kenaikan suku bunga, risiko iklim dan harga pangan juga energi yang tinggi akan memukul negara-negara berkembang.
"Bukan gambaran yang cerah. Tetapi, jika bertindak bersama, kita dapat mengurangi rasa sakit yang ada di depan kita pada 2023," imbuh Gerogieva saat merilis World Economic Outlook pada 6 Oktober 2022 lalu.