Asal Usul 6 Hidangan Tradisi Lebaran dari Opor hingga Kue Kering

twitter/sillysampi
Menu Lebaran
14/5/2021, 13.21 WIB

ZIGI – Momen hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang selalu dinanti oleh seluruh umat Islam. Momen berkumpul bersama keluarga dilengkapi dengan berbagai hidangan tradisi Lebaran, dari ketupat, opor, rendang, hingga kue kering.

Namun apakah kamu tahu asal muasal hidangan tradisi Lebaran tersebut? Berikut ini penjelasannya menurut Fadly Rahman, sejarawan kuliner sekaligus penulis buku Jejak Rasa Nusantara saat dihubungi Zigi.id belum lama ini.

1.Ketupat

Ketupat menjadi menu khas Lebaran yang tak boleh terlewatkan. Makanan satu ini menjadi menu wajib saat merayakan Idul Fitri. Ketupat adalah makanan dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda, tekstur yang lembut dan padat cocok dihidangkan dengan opor ayam, sate, lengko, rendang, sambal goreng ati, dan masih banyak lagi.

Makanan satu ini dianggap sebagai makanan tradisi masyarakat Indonesia, selain itu ketupat dapat dimaknai sebagai simbol kebudayaan sakral dari adat Jawa pada masa pra Islam loh. Asal muasal ketupat melalui islamisasi oleh Sunan Kalijaga di masa kerajaan Demak.

“Ketupat khas kebudayaan atau tradisi lokal masyarakat Jawa. Ini tradisi lama untuk ketupat, tradisi pra Islam atau Hindu sebagai simbol kebudayaan yang sakral dari Jawa pada masa pra Islam.” ungkap sejarawan kuliner, Fadly Rahman, saat dihubungi Zigi.id belum lama ini.

2. Opor

Opor adalah makanan berbahan dasar ayam, yang diolah menggunakan santan sebagai kuah dari opor. Daging ayam yang dipadukan dengan kuahnya yang kental, dengan cita rasa yang gurih menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Sebenarnya opor adalah modifikasi dari gulai dan kari yang berasal dari India dan masuk ke Sumatra.

“Kari ini mengalami akulturasi yang menghasilkan gulai yang juga ada di Sumatra. Agak ke Jawa muncul modifikasi dari kari dan gulai yaitu opor, yang sudah menjadi signature dish Lebaran di pulau Jawa.” tutur Fadly Rahman, penulis buku Jejak Nusantara.

3. Rendang

Rendang adalah daging sapi yang diolah menggunakan berbagai rempah, dengan memiliki cita rasa dominan asin dan pedas. Memiliki kaya akan rasa karena rempah. Rendang berasal dari Minang, Sumatera Barat kemudian meluas ke seluruh Indonesia karena migrasi dari orang Minang.

“Rendang dari pengaruh Minang, Sumatra Barat, di masa abad 19-20 mulai menjadi pelengkap hidangan Lebaran Tanah Air. Seiring dengan diaspora atau migrasi orang Minang yang luas di berbagai wilayah Indonesia hingga menjadi kuliner khas Lebaran,” tutur Fadly Rahman.

4. Sambal Goreng Ati

Sambal goreng ati adalah makanan dengan bahan utama ati ayam/sapi, diolah dengan bumbu pedas dapat dijadikan sebagai makanan pendamping saat Lebaran. Biasanya sambal goreng ati kerap menjadi pelengkap makanan yang disajikan berbagai masakan lainnya, seperti opor ayam, kari, gulai, rendang, dan berbagai jenis menu sajian lainnya. Menu pelengkap ini ternyata pengaruh antara budaya Melayu dan Jawa.

“Sambal goreng ati juga pengaruh perpaduan antara budaya Melayu dan Jawa yang tujuannya untuk melengkapi hidangan opor, kari, gulai yang biasanya lebih lengkap dengan sambal goreng kentang, teknik pengawetan yang diolah sampai kering, awet untuk beberapa hari sebagai sajian Lebaran.” ungkap Fadly Rahmawan.

5. Dodol

Dodol adalah makanan yang kerap menjadi suguhan di berbagai acara, khususnya pada momen Lebaran. Bahan utama dodol adalah santan kelapa, tepung ketan, gula pasir, gula merah dan garam. Kudapan pemanis yang identik dengan makanan khas Garut, memiliki tekstur yang legit dan kenyal. Dodol juga menjadi hidangan saat tahun baru Imlek oleh warga Tionghoa.

“Yang manis-manis identik dengan sajian khas Lebaran. Kalau dodol pengaruh dari kuliner Jawa yang dari kata ‘dual dual’ ada dari masa Pra Islam. Bahkan diadaptasi juga oleh orang Tionghoa saat Imlek.” tutur Fadly Rahmawan.

6. Kue kering

Momen Lebaran identik dengan beragam sajian kue kering, seperti nastar, kastengel, lidah kucing, dan berbagai macam kue kering lainnya. Asal muasal kue kering ini sudah menjadi tradisi sejak zaman kolonial Belanda.

“Produk kue kering yang dianggap masyarakat Indonesia awalnya saat kolonial sebagai tradisi Natal. Kemudian resep-resepnya diserap oleh masyarakat elit pribumi masa kolonial, dijadikan sebagai pelengkap hidangan Lebaran.” ungkap Fadly Rahmawan, yang juga dosen Universitas Padjajaran Bandung.

Nah, itu dia asal muasal hidangan khas Lebaran dari opor, dodol, hingga kue kering. Apa yang jadi favoritmu?