ZIGI – Depresi bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Depresi adalah suatu gangguan mental yang sangat serius dan seharusnya ditangani dengan baik sehingga penderita bisa lepas dari dampak buruknya.

Para ahli saat ini telah berhasil menemukan cara agar seseorang bisa meminimalisir terjadinya depresi. Cara tersebut pada dasarnya adalah soal gaya hidup yang bisa diusahakan oleh setiap orang salah satunya dengan kebiasaan tidur. Seperti apa? Keep scrolling ya.

Tidur Lebih Awal dan Bangun Lebih Pagi


Source: pixabay.com

Para ilmuwan berpikir telah menemukan cara terbaik untuk mengurangi risiko depresi secara besar-besaran yaitu tentang waktu tidur seseorang. Kamu sebaiknya tidur lebih awal dan bangun lebih awal juga karena itu mampu mengurangi kemungkinan gangguan depresi.

"Kami telah mengetahui untuk beberapa waktu, bahwa ada hubungan antara waktu tidur dan suasana hati. Tetapi pertanyaan yang sering kami dengar dari dokter adalah; ‘Seberapa awal kita perlu mengubah orang untuk melihat manfaatnya?," kata Asisten Profesor Fisiologi Integratif di CU Boulder Celine Vetter, dikutip dari laman News Hub, Kamis, 3 Juni 2021.

“Kami menemukan bahwa waktu tidur satu jam lebih awal berkaitan erat dengan risiko depresi yang jauh lebih rendah," sambungnya.

Meski begitu, buat kamu yang sering begadang tak perlu gelisah karena sampai saat ini belum jelas apakah orang yang begadang lebih mungkin mengalami gejala depresi atau tidak.

Untuk memecahkan misteri tersebut, para ilmuwan melihat data genetik milik ratusan ribu orang di mana banyak yang telah memakai pelacak tidur atau mengisi kuesioner, ataupun yang lainnya dengan riwayat depresi. Bukti ‘kuat’ yang ditemukan adalah bahwa waktu tidurlah yang memengaruhi keadaan pikiran mereka, bukan sebaliknya.

Manfaat Bangun Lebih Pagi


Source: pixabay.com

Mengapa bangun lebih pagi itu baik? Berdasarkan penelitian sebelumnya, terungkap bahwa bangun pagi berpeluang besar mendapatkan lebih banyak paparan cahaya, yang secara positif dapat memengaruhi suasana hati.

"Kita hidup dalam masyarakat yang secara sosial dirancang untuk orang bangun pagi. Orang malam sering merasa seolah-olah mereka terus-menerus tidak selaras dengan jam sosial itu," kata penulis utama dari Harvard Medical School, Iyas Daghlas. 

"Studi ini jelas menggeser bobot bukti ke arah mendukung efek kausal dari waktu tidur pada depresi," lanjutnya.

Oleh sebab itu, terkadang seseorang bisa saja mengalami depresi. Akan tetapi hal itu tetap bisa kita kurangi risikonya dengan gaya hidup yang lebih sehat.

"Jaga hari-hari cerahmu dan malam gelapmu. Minum kopi pagim di teras. Berjalan atau naik sepeda ke kantor jika kamu bisa, dan redupkan barang elektronik di malam hari," kata Dr Vetter.

Demikian manfaat bangun pagi yang berpengaruh pada risiko depresi. Semoga bermanfaat ya!