7 Tradisi Unik Hari Raya Nyepi yang Menarik Wisatawan di Bali

Kemenag
Hari Raya Nyepi
Penulis: Hadi Mulyono
2/3/2022, 10.12 WIB

ZIGI – Tanggal 3 Maret 2022 jatuh sebagai Hari Raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu di seluruh dunia. Pada hari itu, Pulau Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu akan menepikan diri dari semua kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari.

Suasana hening seolah tidak ada kehidupan akan sangat terasa di Bali mengingat masyarakat setempat tidak akan melakukan kegiatan apa pun. Internet, televisi, hingga data seluler akan dimatikan di Bali saat Hari Raya Nyepi tiba.

Meski demikian, hari raya umat Hindu tersebut tidak selamanya sepi. Biasanya, akan ada rangkaian tradisi yang dilakukan menjelang jatuhnya Hari Raya Nyepi. Apa saja? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Baca Juga: Mengenal Hari Tanpa Bayangan Matahari dan Cara Menyaksikannya

1. Melasti

Melasti adalah tradisi umat Hindu yang biasanya dilaksanakan pada 2 atau 3 hari sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Tradisi ini mempunyai makna untuk menghilangkan segala macam keburukan untuk menyongsong kebaikan dan keharmonisan alam semesta di balik keheningan.

2. Tawur Kesanga

Tradisi Nyepi selanjutnya adalah Tawur Kesanga yang bisa menarik begitu banyak wisatwan di Bali. Upacara tersebut biasanya dilaksanakan satu hari sebelum perayaan Nyepi di berbagai pura besar di Bali hingga rumah masing-masing warga.

Meski namanya Tawur, tetapi tradisi ini tidak berarti saling pukul atau kekerasan lainnya. Akan tetapi, Tawur Kesanga secara umum bertujuan untuk membebaskan alam semesta dari bhuta kala dan malapetaka.

3. Pengrupukan atau Mecaru

Berbarengan dengan Tawur Kesanga, ada pula tradisi Hari Raya Nyepi yang bernama Pengrupukan atau Mecaru. Pengrupukan merupakan tradisi tebar nasi Tawur di sekeliling rumah sembari memukul kentongan sebagai simbol pengusiran malapetaka. Tradisi ini semakin semarak karena sering dilakukan dengan pawai ogoh-ogoh berwujud Buta Kala.

4. Tradisi Mebuug Buugan

Di desa adat Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali mempunyai tradisi tersendiri yang bernama Mebuug Buugan. Tradisi ini merupakan prosesi mandi lumpur yang dilakukan warga Kedonganan sebagai simbol membersihkan diri.

Rangkaian tradisi dimulai dari doa bersama di Bale Agung, kemudian berjalan menuju hutan mangrove yang dekat dengan Desa Kedonganan. Di hutan bakau itulah, masyarakat setempat akan mandi lumpur bersama.

5. Catur Brata Penyepian

Catur Brata Penyepian merupakan tradisi inti dari Hari Raya Nyepi. Tradisi ini biasanya dilaksanakan mulai pukul 6 pagi selama 24 jam. Cara ini dilakukan umat Hindu dengan maksud untuk mengheningkan diri dan penjernihan pikiran dengan menjalankan empat pantangan.

Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan merupakan empat pantangan atau larangan yang harus ditaati umat Hindu saat merayakan Hari Raya Nyepi. Amati Geni berarti dilarang menyalakan api, Amati Karya berarti dilarang bekerja, Amati Lelungan berarti dilarang bepergian, sedangkan Amati Lelanguan artinya dilarang mengadakan hiburan.

6. Ngembak Geni

Setelah melewati Catur Brata Penyepian, umat Hindu akan menjalankan tradisi Ngembak Geni. Dalam tradisi inilah, sejumlah kegiatan yang menjadi pantangan bisa dilakukan kembali dengan mengagungkan nilai Dharma Shanti.

Ngembak Geni juga dimaknai sebagai waktu untuk lebih banyak bersyukur dan saling maafkan antar sesama. Demikian beberapa tradisi unik Hari Raya Nyepi mulai dari sebelum hingga sesudahnya. 

Baca Juga: 8 Tradisi Unik Perayaan Hari Valentine di Berbagai Negara